Hubungan yang baik sepatutnya membawa kita menjadi lebih baik, bisa dari segi kesehatan mental, kedewasaan, karier, akademik, dan sebagainya. Namun, pada kenyataannya, banyak yang tanpa sadar terjebak dalam hubungan beracun yang justru membuat kita mengalami kemunduran dalam berbagai hal, salah satunya kesehatan mental.
Ketika merasa akhir-akhir ini kesehatan mentalmu semakin memburuk, sudah sepatutnya waspada karena bisa jadi pasanganmu adalah penyebabnya. Untuk itu, kamu perlu waspada terhadap red flag dalam hubungan agar tidak terjebak dalam hubungan yang tidak sehat dan menjerumuskan kamu hingga terlalu dalam. Kamu bisa melihatnya lewat lima tanda berikut ini.
1. Kamu merasa bersalah sepanjang waktu
Pasangan yang beracun juga mungkin merusak kesehatan mental dengan membuat kamu merasa bersalah sepanjang waktu. Misalnya, dia mungkin berkata bahwa kamu harus berbuat lebih banyak untuk mendukungnya dan menuntutmu untuk selalu ada. Ini akan membuat kamu berusaha lebih keras untuk menenangkannya dan merasa bersalah karena merasa tidak cukup baik.
Perlu diingat, pasangan memang harus saling mendukung satu sama lain, tetapi tiap orang juga bertanggung jawab penuh atas hidup dan masalahnya masing-masing. Jadi, kamu tidak perlu merasa bersalah atas ketidakmampuan seseorang menyelesaikan masalahnya. Tinggalkan orang seperti ini sehingga kamu tidak perlu mengambil masalahnya.
2. Kepercayaan dirimu perlahan-lahan menghilang
Jika diingat-ingat, dulu kamu adalah orang yang percaya diri. Namun, sejak berhubungan dengannya, kamu mulai mempertanyakan setiap tindakan dan melangkah penuh dengan pertimbangan. Lama-kelamaan, kamu mulai sadar bahwa kepercayaan diri yang dulu ada perlahan-lahan mulai menghilang.
Ini bisa jadi karena dia selalu membuatmu merasa buruk atau terus-menerus mengabaikanmu. Dia mungkin juga terus meyakinkan, bahwa kamu tidak berharga tanpanya. Jika bersama seseorang yang membuat kamu merasa tidak cukup dan yang menyalahkan kamu atas segalanya, kamu harus segera menjauh.
3. Kamu merasakan tekanan untuk berubah
Perilaku pasangan membuat kamu merasa tidak cukup baik dan selalu takut ia akan meninggalkanmu. Jadi, kamu merasa selalu perlu melakukan yang terbaik hingga mengubah apa pun dalam dirimu hanya untuk membuatnya tidak pergi.
Ingatlah, bahwa perubahan tidak selalu menjadi lebih baik, terutama jika itu membuat kamu tertekan. Jadi, pastikan kamu tidak kehilangan diri sendiri dalam upaya untuk membuatnya tetap bersamamu. Selain itu, orang lain harus memperlakukan kamu sebagaimana mereka ingin diperlakukan dan menerima kamu apa adanya.
4. Dia sering melakukan micro-cheating
Seseorang tidak harus berhubungan seks dengan orang lain untuk disebut berselingkuh. Menggoda, saling memuji, curhat, komunikasi intens, hingga menghabiskan waktu bersama dengan perempuan atau laki-laki lain merupakan bentuk micro-cheating.
Perilaku ini akan membuat kamu merasa sedang dipermainkan. Sayangnya, dia mungkin mengelak jika kamu menuduhnya berselingkuh. Perbuatan seperti ini adalah tanda bahwa pasangan tidak menghargai dan sangat berpotensi membuat kamu merasa stres tanpa alasan yang jelas.
5. Kamu selalu merasa stres
Cara paling jelas untuk mengetahui ada yang salah adalah ketika kamu merasa bahwa hubungan itu sendiri telah menjadi sumber stres. Stres ini bahkan bisa memengaruhi fisik, seperti membuat kamu sering kepala, sakit perut, nyeri dada, gangguan tidur, gertakan gigi, dan kurang energi.
Jika kamu melihat dirimu sering mengalami gejala-gejala ini setelah hubungan dimulai, mungkin ada sesuatu yang salah dan perlu diperbaiki. Pasalnya, stres merupakan akar dari banyak masalah kesehatan lainnya.
Jika kamu mengalami hal ini, luangkan waktu dan energi untuk merenung dan mengatasi masalah dalam hubungan. Pertimbangkan baik-baik apakah hubunganmu layak dipertahankan atau ditinggalkan. Kesehatan mental harus menjadi prioritas dan kamu punya hak untuk meninggalkan siapa pun yang memberikan pengaruh buruk dalam hidupmu.
Disclaimer: Artikel ini sudah diterbitkan di laman IDN Times dengan judul "5 Tanda Pasanganmu Beri Pengaruh Buruk pada Kesehatan Mental"