Ada yang bilang kamu harus menjalin hubungan selama beberapa tahun dulu sebelum naik ke pelaminan. Tapi tak sedikit juga yang berpendapat bahwa kamu tak harus pacaran lama-lama untuk mengikat janji suci. Bahkan, ada juga yang menganggap usia pacaran sama sekali tak menentukan kualitas pernikahanmu dan pasangan. Lalu mana yang benar, nih? Dalam hati, kamu juga pasti pernah kan berpikiran berapa lama waktu yang dibutuhkan sampai kalian siap meresmikan hubungan ke jenjang selanjutnya.
pop.inquirer.net
Nah, seorang antropolog dan ahli perilaku manusia dari Indiana University, Amerika Serikat yang sudah berpuluh-puluh tahun mempelajari berbagai aspek cinta mengungkapkan bahwa dua tahun merupakan jangka waktu yang sempurna untuk menjalin hubungan sebelum menikah. Dua tahun adalah waktu yang dibutuhkan untuk meningkatkan peluang pernikahan yang bahagia, awet, dan penuh cinta.
comingsoon.net
Tapi mengapa demikian, sih? Jadi ternyata otak manusia punya reaksi yang unik ketika benih-benih cinta mulai tumbuh. Di awal hubunganmu dan pasangan, otakmu mengaktifkan bagian-bagian yang mengatur dorongan, hasrat, gairah, obsesi, dan semangat. Pada saat ini, bagian otak yang mengendalikan perencanaan dan pengambilan keputusan justru tidak berfungsi.
Padahal, pengambilan keputusan sangat diperlukan dalam menjalin hubungan yang berjangka panjang dengan orang lain. Kamu harus tahu dulu seberapa besar rasa tanggung jawabnya, bagaimana caranya mengatur keuangan, atau apakah dia bisa berkomitmen dan setia padamu. Baru kemudian kamu mempertimbangkan baik-baik apakah kamu masih mau membangun sebuah rumah tangga yang kokoh dengannya. Jadi bukan berdasarkan nafsu dan dorongan emosional saja.
nypost.com
Intinya, jangan terburu-buru dalam memutuskan untuk menikah dengan pasangan. Kalau kamu dan dirinya masih berada dalam tahap awal cinta, tunda dulu keputusan besar apa pun. Fokuslah pada saling mengenal satu sama lain. Jika dua tahun sudah terlewati dengan aman, kamu dan pasangan bisa memulai pembicaraan yang serius tersebut.