Banyak yang nggak menyadari jika sebenarnya cinta bisa berubah menjadi obsesi. Obsesi sendiri itu merupakan keinginan yang disertai usaha dan terkesan memaksa. Menurut Mark B. Borg, Jr ,. Ph.D, seorang psikolog klinis dan penulis Relationship Sanity mengatakan bahwa jatuh cinta memiliki banyak risiko karena kita harus membiarkan seseorang masuk dalam hidup kita dan menjadi bagian dari diri kita.
Kecemasan yang sering ditimbulkan adalah kita nggak bisa tahu bagaimana perasaan pasangan kita. Keadaan inilah yang dapat menciptakan perasaan cemas yang nggak akan benar-benar hilang sampai kamu tahu pasti bahwa pasanganmu membalas perasaanmu. Sebelum cintamu berkembang menjadi obsesi, yuk kenali dulu tanda-tandanya.
1. Terlalu cepat mencintai
Menurut Dr. Borg, tanda cinta kita berubah menjadi obsesi disebabkan oleh kecemasan berlebihan akan kehilangan. Cinta seharusnya membuat seseorang menjadi lebih tenang dan tumbuh perlahan karena memang membutuhkan proses.
Dalam hubungan pasti dimulai dengan pertemanan, dekat dan kemudian saling berkomitmen. Nah orang yang terobsesi mengabaikan tahap perkenalan sebagai teman kemudian menjadi teman dekat yang biasanya membutuhkan waktu agak lama. Kecemasan akan kehilangan membuat seseorang ingin cepat memastikan suatu hubungan karena nggak ingin ditinggalkan. Jadi cintanya akan terkesan karbitan.
2. Melakukan apa pun agar kalian sepaham
Wajar jika kalian berbeda pendapat. Orang yang terobsesi akan selalu setuju dan melakukan segala cara agar kalian sepaham. Padahal dalam hubungan, perbedaan itu diperlukan untuk saling melengkapi. Kamu cenderung mengikuti keinginan pasanganmu agar mereka nggak pergi mencari yang lain.
Menurut Marni Kinrys, seorang pakar hubungan, cinta itu timbal balik. Seharusnya ada jumlah memberi atau menerima yang setara. Tetapi ketika seseorang terobsesi, kamu cenderung memberi lebih dari yang pasanganmu terima.
3. Harus selalu ada kabar
Kamu merasa sangat merana ketika pasanganmu nggak membalas pesanmu lebih dari dua jam. Pikiran negatif akan mulai menghantuimu dan membuatmu cemas serta merusak mood-mu.
Ketika pasanganmu telat memberi kabar, bukannya mendengarkan penjelasan mereka terlebih dahulu, kamu malah menuduhnya hal yang nggak-nggak seperti selingkuh. Dengan menduhnya, berarti kamu nggak lagi percaya padanya.
4. Kamu selalu benar
Tanda cintamu berubah menjadi obsesi adalah ketika kamu berpikiran bahwa semua hal yang kamu lakukan untuknya adalah benar. Melarangnya bermain game karena bisa membuatnya lupa diri bahkan lupa makan. Padahal mungkin pasanganmu bermain game hanya untuk menghilangkan kejenuhan. Pemikiran selalu benarmu lama-lama membuat pasanganmu merasa dibatasi dan dikekang.
5. Nggak pernah merasa cukup
Ketika seseorang dikendalikan oleh hasrat, kamu akan fokus pada pasanganmu. Menurut Sassoon, hubungan seperti itu nggak sehat dan bukanlah cinta melainkan obsesi. Kalau kamu selalu memikirkan setiap gerakan pasanganmu, memilah-milah kata-kata dan tindakan pasanganmu, dan terus-menerus menganalisis tentang pasanganmu karena kamu ingin membuat mereka sempurna menurutmu.
Kamu mengesampingkan siapa pasanganmu seutuhnya yang tentu punya pemikiran dan hak untuk menjadi dirinya sendiri bukan menjadi apa yang kamu mau. Jangan salah jika pada akhirnya pasanganmu akan menjauh darimu karena merasa dikekang.