Beda zaman tentu beda pula pandangannya. Begitu pun dengan hubungan. Jika di era generasi X dan baby boomers, zaman orangtua kita dulu, istilah pacaran masih tabu. Dengan bergesernya serta berkembangnya pemikiran, pacaran menjadi hal yang lumrah untuk mengenal lawan jenis.
Zaman dulu pertemanan antara laki-laki dan perempuan juga memiliki batas yang jelas, mana teman mana pasangan. Zaman sekarang tentu berbeda. Kadang kita kurang bisa membedakan mana sahabat dan mana pacar karena jika diperhatikan sekilas tampak sama saja. Bahkan nggak jarang perlakuan kita terhadap sahabat lawan jenis malah lebih perhatian daripada ke pacar. Tipisnya batasan ini yang kerap kali membingungkan perasaan kita. Nah, untuk membedakannya, berikut perbedaan relationship dan situationship.
Kalian sudah sangat dekat. Bahkan mempunyai satu lingkaran pertemanan. Sahabatnya bisa jadi sahabatmu juga. Kamu sudah nyaman bercerita panjang lebar dengannya dan dia pun begitu. Namun, kalian saling menghindari ketika terjadi pembicaraan yang menjurus kearah komitmen. Bela, itu termasuk situationship.
Kalian memang saling jujur dan terbuka akan banyak hal. Namun secara nggak sadar, kalian membuat jarak yang nyata. Mungkin salah satu di antara kalian memberikan pernyataan sedang memiliki gebetan. Kadang kamu juga meminta pendapat untuk kelanjutan hubungan kalian dengan gebetan. Situationship seperti ini jelas memberikan jarak bahwa kalian nggak bisa saling mengakui perasaan kalian. Bisa jadi jarak tersebut dibangun agar kalian masih bisa tetap saling bersama dan belum mampu untuk mengakui karena mungkin nantinya malah membuat cangggung jika ada yang mengakui.
Memang ada tipe cowok yang berpikir kalau pacaran nggak selalu harus ada pernyataan. Tipe cowok seperti ini termasuk yang santai dan dia memiliki perbedaan persepsi tentang komitmen. Baginya, komitmen adalah pernikahan. Tapi ketika cowok ini memang serius denganmu, ia nggak akan memberikan batasan. Biasanya jika belum terlalu serius, ia nggak akan terlalu banyak memberikanmu jalan untuk lebih dekat dengan keluarganya. Kalian dekat, namun nggak ada status. Inilah yang disebut situationship atau lebih sering dikenal sebagai friend zone.
Ketika kamu lihat dia jalan dengan cewek lain, ada perasaan menggelitik antara kecewa dan sedikit marah. Namun ketika kamu sadar, sisi logikamu kembali mengingatkan bahwa kalian hanya berteman. Jadi kamu nggak punya hak untuk melarangnya atau menyatakan keberatan.
Perasaan cemburu yang selalu dibantah ini jelas bahwa hubungan kalian masih dalam situationship. Jika diibaratkan kamu berada di area hitam atau putih, mungkin kamu di abu-abu. Belum jelas. Sebaiknya perjelas, Bela, agar kamu nggak membuang banyak waktu dan kesempatan untuk hubungan situationship seperti itu. Jika memang serius, maka buatlah batasan jelas. Konsekuensinya, jika sahabat cowokmu menolakmu, kalian nggak akan pernah bisa sedekat dulu lagi.
Kalian sudah lama bersama, main, jalan, melakukan banyak aktivitas, dan bercerita tentang banyak hal. Dia tahu tentang mantan-mantanmu, begitu pun sebaliknya. Tapi ketika orang-orang mulai bertanya tentang status kalian, serempak kalian menjawab hanya berteman. Jelas, Bela, itu bukan lah relationship melainkan situationship. Kalian sudah saling merasa terbiasa bersama namun nggak memiliki komitmen kuat akan dibawa ke mana hubungan kalian.
Setelah membaca artikel ini, langkah apa yang akan kamu ambil, Bela? Perjelas hubunganmu dan dia atau membiarkan semuanya mengalir saja?