Jodoh memang nggak bisa ditebak. Ada yang berpacaran bertahun-tahun namun berakhir nggak di pelaminan. Ada juga yang baru berkenalan satu minggu, tiga minggu kemudian tiba-tiba menikah. Memang sangat misterius dan datangnya pun tanpa diduga.
Bagaimana jadinya jika ternyata sahabatmu adalah jodoh pasanganmu? Tentu kejadian tersebut merupakan kenyataan pahit yang nggak mau terjadi dalam hidup setiap orang. Bagaimana nggak, kita akan kehilangan dua orang yang kita sayangi sekaligus. Bukan hanya itu, dampak dari kejadian seperti itu bisa merusak rasa percaya kita akan cinta. Karena sakit hati yang ditimbulkannya meninggalkan luka yang dalam. Sebelum melakukan hal yang nggak menguntungkanmu di kemudian hari, yuk Bela, cek apa yang bisa kamu lakukan jika hal ini terjadi padamu.
1. Tetap tenang, cari kebenarannya terlebih dahulu
Menurut Dawn Michael, Ph.D., seksolog klinis, pakar hubungan, dan penulis My Husband Won, Don't Sex With Me, mengatakan dalam sebuah wawancara dengan The Cheat Sheet. Kita harus tetap tenang dan hati-hati untuk nggak bereaksi berlebihan atau melakukan apa pun yang mungkin kamu sesali nanti, seperti berteriak, menyalahkan, dan menakut-nakuti/mengancam karena hal tersebut nggak akan menyelesaikan apa pun dan hanya akan membuat pasanganmu tutup mulut serta nggak ingin membicarakannya. Jangan sampai kamu menyalahkannya tanpa bukti ya, Bela.
2. Menangislah
Jika buktinya sudah jelas, pasti emosimu sedang dalam keadaan terombang-ambing. Kamu masih bertanya-tanya apakah ini mimpi atau bukan. Menangislah, Bela. Jangan pendam kesedihanmu. Kamu boleh menangis keras agar perasaanmu lebih enak. Jika kamu menahan perasaanmu, hal itu nggak baik bagi kesehatanmu. Biasanya, setelah menangis, kita akan merasa lega, meski menangis nggak menyelesaikan masalah. Namun menangis memiliki manfaat bagi jiwa dan kesehatanmu.
Dilansir dari Netdoctor.co.uk, berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Dr. William H. Frey II, ahli biokimia dari St. Paul-Ramsey Medical Centre di Minnesota, air mata emosional mengandung beberapa protein dan hormon di antaranya dasar protein hormon prolaktin, hormon adrenokortikotropik (ACTH), dan leusin enkefalin sebagai penghilang rasa sakit alami.
3. Carilah pendengar yang bijak dan baik atau temui ahlinya
Hindari dulu kontak dan komunikasi dengan sahabatmu dan pasanganmu. Kamu butuh ruang untuk sendiri. Carilah bantuan, Bela. Seperti ibumu, keluargamu, atau orang terdekat lainnya yang menurutmu bijaksana. Jika sampai mengganggu waktu tidur, selera makan dan kehidupanmu, nggak ada salahnya untuk berkonsultasi dengan ahlinya seperti psikolog. Jangan biarkan dirimu depresi dan putus asa.
4. Hindari menyalahkan diri sendiri
Ini yang paling sering kita lakukan. Antara menyalahkan orang lain atau menyalahkan diri sendiri. Merasa nggak cukup sempurna bagi pasanganmu, kamu kerap merendahkan dan meyalahkan diri sendiri. Dampaknya, kamu jadi nggak percaya cinta serta nggak menyukai dirimu sendiri. Ini waktunya untuk evaluasi diri. Mungkin ini adalah cara terbaik membuatmu lebih dekat dengan jodohmu yang sesungguhnya.
5. Waktunya move on dan move up
Saatnya me time, Bela. Jika dulu kamu nggak punya waktu dan perhatian terhadap dirimu sendiri, sekarang saatnya kamu berubah menjadi pribadi yang lebih baik. Susun kembali mimpi-mimpimu dan apa yang ingin kamu capai. Sekarang kamu bisa fokus. Dengan meng-upgrade diri, kamu bisa mendapatkan pasangan yang lebih baik lagi.
Jangan lupa untuk bersyukur dan meminta maaf pada-Nya. Tuhan pasti sangat menyayangimu. Ia pastinya hanya memberikan ujian dan cobaan yang terukur dengan kemampuanmu. Banyak bersyukurlah, Bela. Karena kita nggak tahu kebaikan apa yang sebenarnya telah direncanakan oleh-Nya.