Dalam masa pacaran, kamu pasti pernah memilih berdiam diri ketika timbul perselisihan daripada harus ribut besar dengan pasangan. Berkepala dingin pilihanmu dalam bersikap, karena kamu tak ingin beradu argumen.Namun ada sebagian orang yang menganggap hal itu sebagai perilaku dalam sebuah toxic relationship, karena membiarkan masalah berlarut-larut dan tidak diselesaikan.
Toxic relationship sendiri mengacu pada sebuah hubungan yang tidak sehat dan merugikan salah satu pihak baik secara psikis maupun fisik. Padahal, tidak semua masalah harus diselesaikan dengan emosi yang membara. Bukannya selesai malah memanas.
Nah, ternyata selama ini kita sering salah kaprah terhadap kebiasaan dalam berpacaran yang dianggap toxic tapi sebenarnya justru sehat. Simak selengkapnya di sini:
1. Selektif saat menyelesaikan masalah
Tidak bisa dipungkiri, saat menjalani sebuah hubungan pasti ada selisih paham atau perdebatan kecil antara kamu dan si dia. Alih-alih, mendiamkan diri sejenak dari emosi yang berkecamuk, kamu malah menuntut pasangan untuk memecahkan masalah yang ada. Berusaha menyelesaikan masalah dan tidak menyimpannya secara berlarut-larut memang menjadi penanda hubungan yang sehat, tapi bagi sebagian orang, ada kalanya diam dan selektif dalam menyelesaikan masalah menjadi solusi tepat untuk mereka.
Seperti yang diungkapkan oleh seorang penulis luar bernama John Gottman, ia menemukan banyak pasangan berhasil mempertahankan hubungan, karena tidak langsung menyelesaikan perselisihan saat emosi dan suasana hati sedang memburuk. Sebaliknya, pasangan yang menuntut menyelesaikan masalah saat itu juga malah rentan untuk berpisah.
Oleh karena, tidak ada salahnya untuk kamu mencoba selektif dalam menyelesaikan masalah mana yang memang harus diselesaikan lebih dulu dan mana yang harus didiamkan dengan kepala dingin. Selain itu, toleransi terhadap pasangan juga sangat penting dalam memahami perselisihan untuk menciptakan hubungan yang langgeng.
2. Bersikap terbuka dan jujur terhadap pasangan
Masa pacaran memang masa yang berbunga-bunga. Apalagi kamu baru saja menemukan pasangan yang dapat memahami dirimu, terkadang saking bucin-nya, nih, kamu rela melakukan apa saja agar pasanganmu bahagia meskipun harus berbohong. Kamu nggak ingin pasangan mencampakkan, marah, atau cuek ke kamu sehingga satu-satunya jalan adalah bersedia mengiyakan semua keinginan pasangan. Padahal, kebiasan inilah yang justru tidak sehat buat kamu dan hubungan pacaranmu.
Dalam sebuah hubungan, kamu perlu untuk bersikap jujur dan terbuka terhadap pasangan meski hasilnya menyakitkan. Kalau kamu merasa pasanganmu kurang memerhatikan penampilan, katakan saja demi kebersihan pasangan yang lebih baik. Tapi, bukan berarti kamu berhak mengatur ini-itu, lebih ke arah jujur terhadap apa yang kamu rasakan terhadap pasangan. Jika kecewa atau marah karena suatu hal, ungkapkan biar pasangan kamu mengerti bahwa ada yang salah, tidak sekadar menerka-nerka.
3. Memberi waktu pada diri sendiri
Masih banyak orang yang mengira bahwa menjauhkan diri sejenak dari pasangan adalah pola hubungan yang tidak sehat. Kesannya, hal itu hanya mementingkan ego masing-masing dan tidak memperhatikan sang kekasih. Sebenarnya, hubungan yang sehat itu bisa tercipta dengan memberi waktu pada diri sendiri demi mengembangkan hobi dan aktualisasi diri. Melalui cara seperti ini, kamu juga bisa mandiri tanpa harus saling bergantung pada pasangan. Percaya, deh, laki-laki juga lebih suka kalau kekasihnya mandiri.
4. Berinteraksi dengan teman perempuan yang lain
Meski memiliki status pacaran bukan berarti kamu membatasi kebebasan pasangan dalam melakukan interaksi dengan lawan jenis seperti teman sekolah atau teman kantor. Mungkin kamu pernah mengalami yang namanya diselingkuhi atau dikhianati, rasanya memang tidak mengenakkan. Tapi, kamu juga perlu untuk percaya kepada pasangan bahwa berinteraksi dengan teman perempuan yang lain tidak akan menganggu komitmen kalian berdua dalam membangun hubungan ke arah yang lebih serius.
Jangan sampai kamu terbakar api cemburu yang mengakibatkan kamu selalu insecure terhadap apa yang dilakukan oleh pasangan, setiap kali mengecek sedang apa, lagi di mana, atau sama siapa pasanganmu saat ini. Sesekali kurangi pikiran negatif atau overthinking. Kamu bisa membicarakan hal tersebut dengan pasangan, asal ia tidak bertindak di luar batas, maka kamu bisa mengizinkan pasangan untuk menjalin komunikasi dengan teman perempuan yang lain selain dirimu.
5. Menerima ketidaksempurnaan
Terlahir sebagai manusia, tidak tercipta dengan segala kelebihan. Semua pasti ada kelebihan dan kekurangan. Di sinilah peran kamu untuk melengkapi kelebihan dan kekurangan tersebut dari pasangan. Sejatinya, menjalankan sebuah hubungan, kamu mau tidak mau harus menerima dan memahami setiap kekurangan yang dimiliki satu sama lain.
Mungkin kamu berpikir jika pasanganmu sempurna dari segi fisik sampai finansial, kamu akan bahagia. Jawabannya bisa iya, bisa tidak. Lambat laun kamu akan terus berusaha menuntut kesempurnaan dari pasangan dan berdampak pada hubunganmu. Hubungan yang semula sehat dapat menjadi tidak sehat. Menuntut kesempurnaan tidak akan membuat hubunganmu menjadi sehat, justru sebaliknya. Jika kamu merasa ada sesuatu yang perlu diperbaiki dari pasanganmu, maka berbicaralah dari hati ke hati. Setelah itu, biarkan dia memilih untuk berubah atau tidak. Semua perubahan itu butuh proses, kamu pun harus membantu dan mendukungnya kala ia ingin mencoba berubah.
Nah, sekarang kamu jadi tahu kan bahwa sebenarnya tidak semua yang tampak buruk itu selalu dikatakan toxic. Apakah kamu pernah mengalami hal serupa dengan kebiasaan seperti di atas, Bela?