Sering dengar kan banyak orang yang bilang bahwa pacar terbaik adalah sahabat sendiri? Nyatanya rasa cinta yang timbul di antara persahabatan hal yang wajar. Bisa jadi si sahabat adalah orang yang selama ini selalu siaga di samping kamu, baik ketika kamu merasa kesulitan atau hanya ingin berbagi kesenangan. Nggak ada lagi rasa sungkan untuk sekadar bercanda atau menangis di hadapannya. Frekuensi kebersamaan yang sering bisa menjadi ladang untuk perasaan bertumbuh.
Sayangnya, banyak orang yang takut untuk menjalani kasih dengan pasangan karena dapat merusak persahabatan. Bersyukur kalau hubungan akan terus berlanjut hingga masa yang akan datang, namun bila nggak berjalan dengan baik, siap-siap kehilangan teman baik yang mungkin nggak akan sama seperti dulu. Nah, sebelum memutuskan untuk berkencan dengan sahabat baikmu, simak hal ini terlebih dahulu, ya!
Kamu dan sahabatmu memang memiliki hubungan dekat. Nggak heran, kalian sering bercanda dan meledek satu sama lain. Hal ini bisa kamu manfaatkan lho, Bela! Ketika merasa tertarik dengan teman sendiri, kamu tentu merasa ragu dan takut bertepuk sebelah tangan dan takut ditolak. Untuk memancingnya, kamu bisa menyelipkan godaan di antara ledekan dan gurauan untuk mengecek apakah si dia juga punya perasaan yang sama padamu. Kamu bisa pura-pura nggak sadar dan mulai membatasi diri bila si dia nggak tertarik padamu. Tapi, kalau dia meresponsmu dengan baik, bisa jadi penentu untuk mengambil langkah selanjutnya.
Bukan hanya mengandalkan perasaan, kamu pun perlu memastikan bahwa si dia adalah orang yang kamu inginkan menjadi kekasih. Adakalanya, sahabatmu bersikap menyenangkan sebagai teman namun kurang cocok untuk dijadikan pasangan. Jangan sampai kamu kehilangan ‘kegilaannya’ hanya karena statusnya telah berbeda. Dia yang dulu seru, justru berubah menjadi posesif dan pengatur karena telah memilikimu. Coba deh pikir-pikir kembali, apakah perasaanmu sebatas rasa nyaman atau memang bisa menjadi hubungan romantis?
Rasa nyaman bisa timbul hanya karena kamu sering menghabiskan waktu bersamanya. Namun, hal ini nggak menjamin kamu cinta dan ingin serius dengannya. Menurut seorang guru besar psikologi di Universitas Loyola, Theresa DiDonato, sebuah hubungan sudah seharusnya menyimpan gairah dan atraksi secara seksual. Nggak cuma itu, sebuah hubungan yang sehat juga memerlukan tujuan bersama. Jadi, kalau alasan kamu hanya karena mereka lucu, baik, atau dipercaya, sebaiknya kamu pertimbangkan lagi, Bela!
Bila sudah memutuskan untuk berkencan dengannya, pengorbanan kamu nggak akan berhenti begitu saja. Meskipun belum tentu kehilangan sosok si dia sebagai sahabat, namun kamu harus memperhitungkan seandainya kalian nggak cocok dan memilih untuk berpisah. Pasalnya, kamu nggak akan cuma kehilangan kekasih, tapi juga sahabatmu yang dulu justru menjadi tempat curhatmu di kala sakit hati, Bela! Kamu tentu nggak mau kalau persahabatan kalian berakhir canggung meski masing-masing mau menjamin kalian akan ‘baik-baik’ apapun perjalanan akhirnya. Selain itu, kamu pun perlu mengubah beberapa sikap saat status telah berubah.
Menjalin hubungan dengan sahabat yang berada di satu lingkunganmu punya tantangan tersendiri, lho! Bukan hanya melibatkan kalian berdua, orang lain pun akan menyadari saat ada hubungan spesial di antara kalian berdua. Meski bermaksud baik, ada baiknya kamu nggak melibatkan atau memberitahu orang banyak mengenai hubungan kalian yang mulai berubah. Bagaimanapun juga, ini adalah hubungan kamu berdua dan perlu waktu bagi orang lain untuk menerimanya.
Dulu si dia mungkin menjadi tempat kamu untuk curhat mengenai banyak hal. Kamu juga nggak takut si dia ilfeel atau sakit hati dengan sikapmu. Ah, pasti si dia mengerti, kok! Tapi ingat, karena status sudah berbeda, kalian tentu perlu adaptasi satu sama lain sebagai sepasang kekasih. Jadi jangan kaget kalau kalian justru merasa canggung di awal, ya, Bela! Tenang saja, seiring waktu kalian akan terbiasa lagi untuk nggak jaim satu sama lain.
Hubungan persahabatan biasanya nggak serumit hubungan asmara. Soalnya, kamu dan sahabat sudah saling menerima satu sama lain tanpa membawa masalah menjadi terlalu personal. Berbeda dengan status yang baru, kamu harus siap dengan kenyataan bahwa hubungan akan semakin rumit. Kebiasaan yang dulu dianggap wajar, kini justru bisa menjadi masalah besar baginya. Jangan kaget, ya, Bela!
Memiliki perasaan dengan sahabat sendiri bisa menjadi dilema besar. Di satu sisi, kamu nggak ingin kehilangan dia sebagai sahabatmu. Tapi di lain sisi, kamu pun nggak bisa bohong sama perasaan lebih padanya. Nggak ada salahnya mempertimbangkan perasaanmu bila memang nggak patut diperjuangkan. Good luck, Bela!