Rumah tangga Lee Jeong Hoon dan Moa belakangan ini sempat menjadi perbincangan hangat masyarakat. Setelah sempat diisukan bercerai, mereka berhasil membantah rumor dengan menunjukkan kebersamaan kembali, meski harus melewati masa-masa sulit yang sempat menguji hubungan keduanya.
Alhasil, kisah rumah tangga Lee Jeong Hoon dan Moa pun menjadi bukti bahwa bahkan cinta yang kuat sekalipun bisa terguncang oleh karena beberapa masalah, seperti komunikasi, hilangnya kepercayaan, hingga trauma masa lalu. Namun, dari perjalanan percintaan mereka, kita bisa memetik banyak pelajaran berharga untuk memperkokoh hubungan kita sendiri, lho.
Apa saja pelajaran yang bisa kita ambil? Yuk, temukan jawabannya di bawah ini!
1. Komunikasi kunci hubungan
Dalam podcast bersama Melaney Ricardo, Lee Jeong Hoon dan Moa secara terbuka membahas tantangan komunikasi yang mereka hadapi dalam hubungan mereka. Salah satu kendala utama yang mereka hadapi adalah silent treatment, sehingga menyebabkan komunikasi rumah tangga berantakan.
Pengalaman mereka memberikan pelajaran berharga tentang pentingnya komunikasi yang jujur dan terbuka sebagai pondasi hubungan yang sehat. Ketika pasangan tidak saling berbagi perasaan dan pikiran, kesalahpahaman mudah terjadi.
Sebaliknya, dengan berani berbicara dari hati ke hati, pasangan dapat menghindari konflik yang tidak perlu dan membangun rasa saling percaya yang lebih kuat.
2. Trauma masalah yang perlu dihilangkan perlahan
Selanjutnya, pasangan ini memberikan pelajaran berharga tentang pentingnya menyembuhkan trauma dari masa lalu demi menjaga kesehatan hubungan.
Moa sempat mengungkapkan bahwa luka akibat ditinggalkan oleh seseorang di masa lalu sempat memengaruhi cara ia berkomunikasi dengan suaminya. Upaya untuk menghadapi dan mengatasi trauma tersebut menjadi kunci dalam menciptakan hubungan yang lebih kokoh dan harmonis di kemudian hari.
3. Fokus kepada keluarga
Ketika memutuskan untuk berumah tangga, penting bagi kita untuk menjadikan keluarga sebagai prioritas utama. Hal ini terlihat dari pasangan Lee Jeong Hoon dan Moa, yang mengajarkan betapa pentingnya mengutamakan kesejahteraan anak-anak dalam setiap keputusan pernikahan. Setiap langkah yang diambil harus mempertimbangkan dampaknya terhadap anak, agar mereka dapat tumbuh dalam lingkungan yang stabil, penuh cinta, dan kasih sayang.
4. Tidak menjadi seorang pengontrol
Dalam rumah tangga mereka, Lee Jeong Hoon dan Moa menyadari adanya kecenderungan untuk mengontrol, misalnya dengan memantau lokasi dan aktivitas pasangan secara berlebihan.
Perilaku semacam ini sering kali menjadi tanda adanya masalah dalam hubungan, terutama jika salah satu pihak merasa tidak percaya diri atau cemas sehingga mencoba mengendalikan situasi.
Padahal, belajar untuk tidak berlebihan dalam mengontrol justru penting untuk menjaga keharmonisan. Memberikan ruang kepada pasangan tidak hanya membantu mereka berkembang sebagai individu, tetapi juga memperkuat ikatan dalam hubungan.
5. Konsultasi hubungan itu perlu!
Saat masalah dalam rumah tangga terasa begitu rumit dan sulit untuk dihadapi, mencari bantuan dari konselor atau profesional adalah langkah bijak yang seringkali diabaikan. Padahal, dukungan dari tenaga ahli dapat menjadi jembatan untuk menemukan solusi terbaik bagi kedua belah pihak.
Seperti yang ditunjukkan oleh Lee Jeong Hoon dan Moa, meminta bantuan bukanlah tanda kelemahan, melainkan langkah cerdas ketika situasi terasa buntu. Memutuskan untuk berkonsultasi dengan profesional bisa menjadi cara efektif untuk menyelamatkan dan memperkuat hubungan dalam rumah tangga.
Itulah kelima pelajaran penting yang dapat dipetik dari rumah tangga Lee Jeong Hoon dan Moa. Semoga kita bisa mengambil hal baiknya, ya!