Mendengar nama kota Dubai, kamu pasti memiliki imaji gedung pencakar langitnya, mal mewah dan kendaraan mahal, hingga gaya hidup masyarakatnya. Namun, berkat undangan dari Dubai Economy and Tourism, Popbela berhasil melihat sisi lain dari Dubai. Yaitu, pengenalan budaya dan sejarahnya yang menarik di museum.
Bukan sembarang museum kalau kita berbicara mengenai Dubai. Tentu isi museum biasanya memberikan pengunjung wawasan tentang sejarah, perkembangan budaya, hingga karya seni. Tapi di Dubai, pengembangan wawasan tersebut dikemas menjadi interaktif lewat teknologi canggih yang sangat menarik dan membelalakkan mata! Apa saja?
1. Dubai Museum of the Future
Pertama kali Popbela masuk museum, sudah terbengong-bengong, Bela. Bukan hanya kaligrafi puisi dari Syeikh kesayangan mereka, Syeikh Muhammad bin Rasyid Al Maktoum yang ditulis tangan oleh seniman Mattar bin Lahej, tapi juga kehadiran balon ikan terbang yang mondar-mandir di langit-langit museum ini.
Museum dengan desain arsitektur unik yang melambangkan masa depan tak pasti dan struktur melingkar untuk mewakili kemanusiaan ini, adalah inisiatif dari Dubai Future Foundation (DFF). Penyampaian sejarah melesatnya ekonomi Dubai dan apa yang ingin dilakukan di masa depan. Museum of the Future (MOTF) menggunakan Virtual Reality, AI, Augmented Reality dan teknologi lainnya, untuk memberikan gambaran kemajuan masa kini dan ekspektasi di masa depan. Bahkan, ada robot yang bisa diajak bicara, lho!
Buka setiap hari dari pukul 9.30 hingga 20.30, kamu bisa masuk ke MOTF dengan harga tiket masuk:
- General: AED149 (Rp641 ribu) untuk pengunjung usia di atas 4 tahun
- Pioneer Pass: AED399 (Rp1,7 juta) untuk akses lebih cepat dan menghindari antrian
2. Etihad Museum
Jika kamu ingin tahu kenapa Dubai bisa sangat maju hanya dalam waktu singkat, kamu bisa datang ke Etihad Museum, yang bisa sukses mengubah paradigma kamu tentang berbagi, memajukan diri maupun lingkungan. Dalam bahasa Arab, Etihad berarti 'Persatuan', yang menunjukkan bahwa museum tersebut memperingati persatuan Emirates.
Lagi-lagi, dengan arsitektur yang megah dan menawan terletak di Jumeirah, museum ini menawarkan serangkaian paviliun interaktif agar pengunjung bisa menjelajahi sejarah United Arab Emirates (UAE).
Melalui foto, film 3D dan beragam medium yang serba touchscreen, kamu bisa melihat bagaimana negara ini berkembang, terutama antara tahun 1968 – 1974, ketika era penemuan minyak dimulai hingga penandatanganan konstitusi di tahun 1971. Bahkan, mengapa masyarakat Dubai begitu mencintai pendiri UAE, Sheikh Rashid bin Saeed Al Maktoum.
Buka setiap hari dari pukul 10.00 sampai 20.00 atau 12.00 -17.00 untuk tur dengan guide, tiket masuk Etihad Museum sangat terjangkau, yaitu:
- Tiket biasa: AED25 (Rp107 ribu)
- Tiket grup lebih dari 5 orang lebih murah: AED20 (Rp86 ribu)
- Tiket pelajar usia 5 sampai 24 tahun: AED10 (Rp43 ribu)
- Tiket anak di bawah 4 tahun: gratis
3. ARTE Museum
Berlokasi di dalam Dubai Mall lantai 2, ARTE Museum sebenarnya buka di beberapa kota selain Dubai, seperti Las Vegas, Jeju, hingga Hong Kong. Kamu yang menyukai seni, bisa mampir ke sini jika sedang berada di Dubai Mall. Pasalnya, kamu akan mendapatkan pengalaman seni yang immersive dan teknologi yang inovatif.
ARTE Museum menggunakan production-mapping, multi-image control dan sensor-based interaction systems di 14 zona yang diberi tema “Eternal Nature”, untuk membantu pengunjung mengapresiasi pameran sedekat mungkin dengan bantuak teknologi. Selain itu, kamu juga bisa mewarnai gambar yang sudah disediakan, untuk kemudian diproyeksikan ke layar besar dalam bentuk 2D dan 3D. Wah, canggih, deh!
Untuk memasuki ARTE Museum yang buka dari pukul 10.00-00.00, kamu perlu membayar:
- General: AED129 (Rp555 ribu)
- General + ARTE Tea Bar: AED149 (Rp642 ribu)
- VIP: AED249 (Rp1 jutaan)
Jadi, sudah siap eksplorasi kecanggihan yang ditawarkan oleh Dubai?