Info Desa Wisata Batu Lintang: Lokasi, Rute, dan Daya Tarik

Menikmati desa wisata suku Dayak Iban

Info Desa Wisata Batu Lintang: Lokasi, Rute, dan Daya Tarik

Kalau kamu sedang mencari destinasi liburan, maka patut mendatangi Desa Wisata Batu Lintang yang tersohor dengan kehidupan suku Dayak Iban. Makin mengesankan, karena melihat masyarakatnya hidup rukun di wilayah yang sebenarnya berbatasan dengan Serawak, Malaysia. 

Selain kehidupan masyarakat suku Dayak Iban, keberadaan rumah panjai (rumah panjang) di Desa Wisata Batu Lintang juga menjadi sorotan karena sampai saat ini masih terjaga keasliannya. Kalau penasaran dengan Desa Wisata Batu Lintang di Kalimantan Barat, maka bisa menyimak informasinya lewat artikel berikut ini, Bela! 

Lokasi Desa Wisata Batu Lintang

Info Desa Wisata Batu Lintang: Lokasi, Rute, dan Daya Tarik

Melansir dari jadesta.kemenparekraf, Desa Wisata Batu Lintang berlokasi di Kecamatan Embaloh Hulu, Kabupaten Kapuas Hulu, Kalimantan Barat. Secara geografis, kawasan ini terletak di antara Sungai Kapuas bagian hulu di Kota Putussibau dengan daerah perbatasan negara dengan Serawak-Malaysia di Nanga Bangau. 

Rute menuju Desa Wisata Batu Lintang

Kalau kamu berangkat dari Kabupaten Kapuas Hulu dengan naik kendaraan roda empat, maka menempuh waktu sekitar dua jam untuk sampai ke Desa Wisata Batu Lintang. Mulai berkendara dari Jalan Lintas Kalimantan Poros Utara / Putussibau - Era Nanga menuju Gang Perupuk. 

Jika sudah sampai bundaran, terus lurus ke Jalan Gajah Mada. Lalu, belok kanan ke Jalan Lintas Kalimantan Poros Utara / Tj. Kerja - Putussibau, terus ikuti Jalan Lintas Kalimantan Poros Utara. Selanjutnya, belok kiri sejauh 260 meter dan mengikuti arah jalan untuk belok kiri lagi agar sampai di Desa Wisata Batu Lintang.

Suku Dayak Iban mendiami Desa Wisata Batu Lintang

Saat berada di Desa Wisata Batu Lintang, maka mayoritas masyarakatnya adalah suku Dayak Iban. Mereka menghuni dua dusun, yaitu dusun Sungai Utik dan Dusun Pulan, dengan masing-masing dusun terdapat pengelola yang saling bersinergi di bawah kepemimpinan kepala desa. 

Sungai Utik menjadi titik utama kunjungan wisatawan, karena keberadaan rumah panjai (rumah panjang) yang masih tradisional. Sedangkan, Dusun Pulan menjadi salah satu lokasi daya tarik pendukung dengan kegiatan jelajah hutan dan pengamatan burung rangkong. 

Rumah panjai menjadi kebanggaan suku Dayak Iban

Selain menjadi tempat tinggal, rumah panjai (rumah panjang) juga menjadi aset kebanggaan yang dimiliki masyarakat suku Dayak Iban. Rumah yang masih terjaga keasliannya ini, dipercaya masyarakat Dayak Iban sebagai sejarah tentang hidup berdampingan antara manusia dengan arwah para leluhur. 

Rumah panjai tersebut dibangun secara bergotong royong, pada tahun 1971. Desa ini memang bukan lokasi pertama, tetapi telah berpindah beberapa kali sejak tahun 1830-an. Secara keseluruhan, rumah panjai memiliki 28 bilik (pintu) yang berbahan dasar kayu, dengan panjang rumah 170,65 meter.

Struktur rumah panjai berbentuk panggung, untuk mengurangi resiko serangan binatang buas atau musuh dari kelompok/suku lain. Pintu masuk ada di bagian paling ujung bagian hilir, sedangkan pintu keluar ada di bagian hulu. Kalau saat ini, terdapat pintu masuk dari samping yang menuju ke arah bilik masing-masing. 

Panorama alam di Desa Wisata Batu Lintang

Saat tiba di Desa Wisata Batu Lintang, pengunjung akan merasakan hutan asri dan melihat aliran sungai yang jernih. Hutan adat Sungai Utik menjadi rumah dari berbagai spesies penting, seperti burung kuau raja, rangkong gading, julang emas, kangkareng hitam, enggang klihingan, hingga burung kucica hutan. 

Selain itu, hutan Sungai Utik banyak ditumbuhi famili Dipterocarpaceae (tumbuhan tropis) yang besar dan tumbuh menjulang tinggi hingga 50 meter, menandakan hutan ini masih sehat. Ada pula buah tengkawang, yang dapat diolah menjadi minyak atau mentega untuk campuran pembuatan coklat, lipstik dan semir. 

Daya tarik wisata di Desa Wisata Batu Lintang

Jika sudah berada di Desa Wisata Batu Lintang, maka patut mempelajari kesenian suku Dayak Iban. Paling khas adalah tatto yang menjadi warisan identitas budaya dan sangat esensisal bagi suku Dayak Iban.

Lalu, ada kerajinan berupa tenun Iban yang unik karena teknik pembuatan maupun motifnya. Tersohor pula kerajinan anyaman tikar bemban, dengan motifnya terinspirasi dari hewan, tumbuhan, benda-benda antariksa, dan kehidupan orang Dayak Iban di kayangan yang diilhami melalui alam mimpi. 

Selain itu, masyarakat juga membuat kerajinan tangan berupa anyaman rotan untuk keranjang atau tas, anyaman pandan untuk tikar, anyaman senggang untuk bakul dan gelang. Kalau kamu tertarik dengan kesenian musiknya, ada lagu-lagu yang dimainkan dengan alat sape, gendang, dan gong. 

Fasilitas makin memadai di Desa Wisata Batu Lintang

Fasilitas di Desa Wisata Batu Lintang terpantau makin memadai, mengingat beberapa tahun ini kehidupan masyarakatnya makin berkembang karena ekowisata. Para pengunjung bisa menikmati fasilitas berupa kawasan dengan saluran Wi-Fi, wisata kuliner, kios souvernir, balai pertemuan, jungle tracking, toilet, hingga kawasan parkir yang luas. 

Rekomendasi kunjungan di Desa Wisata Batu Lintang

Bagi kamu yang ingin menentukan aktivitas kunjungan di Desa Wisata Batu Lintang, maka bisa menyimak beberapa rekomendasi dan harganya berikut ini. 

  • Belajar budaya di rumah betang Sungai Utik (Rp66 ribu)
  • Tinggal di homestay atau rumah panjai (Rp120 ribu) 
  • Workshop kerajinan lokal (Rp150 ribu)
  • Menjelajah hutan adat (Rp160 ribu)
  • Menikmati susur di Sungai Utik (Rp350 ribu)
  • Penampilan kesenian musik dan tarian tradisional khas suku Dayak Iban (Rp500 ribu) 
  • Pengamatan satwa (Rp1 juta).

Itulah, informasi tentang Desa Wisata Batu Lintang di Kalimantan Barat. Jadi, tertarik untuk berkunjung, Bela?

  • Share Artikel

TOPIC

trending

Trending

This week's horoscope

horoscopes

... read more

See more horoscopes here

























© 2024 Popbela.com by IDN | All Rights Reserved

Follow Us :

© 2024 Popbela.com by IDN | All Rights Reserved