7 Fakta Museum Kretek, Jadi Lokasi Syuting 'Gadis Kretek'

Museum Kretek Kudus satu-satunya di Indonesia

7 Fakta Museum Kretek, Jadi Lokasi Syuting 'Gadis Kretek'

Populernya serial Gadis Kretek belakangan ini, memang menarik perhatian banyak orang. Mulai dari segi alur cerita, akting totalitas para pemain, hingga keberadaan Museum Kretek di Kudus yang menjadi latar pengerjaan film ini turut menjadi sorotan publik. 

Serial Netflix yang diadaptasi dari novel berjudul sama karya Ratih Kumala ini, memang mengambil Museum Kretek sebagai salah satu lokasi syuting Gadis Kretek. Akan agenda tersebut, bahkan membuat museum ini sempat tutup selama beberapa hari untuk kebutuhan syuting.

Diambilnya latar tempat ini, tentu sangat berkaitan dengan cerita di serial Gadis Kretek yang berkisah tentang cinta berlatar belakang industri kretek pada era 1960-an. Serial tersebut dibintangi aktor dan aktris ternama, seperti Dian Sastrowardoyo, Ario Bayu, Putri Marino, Arya Saloka, dan lainnya.

Bila mengetahui Museum Kretek Kudus yang ikut menjadi perbincangan hangat belakangan ini, maka ada sejumlah fakta yang menarik untuk diketahui. Penasaran? Yuk, simak informasinya sebagai berikut, Bela.

1. Lokasi dan jam buka Museum Kretek Kudus

7 Fakta Museum Kretek, Jadi Lokasi Syuting 'Gadis Kretek'

Museum yang sekarang kembali mendapat banyak sorotan publik ini, berlokasi tepat di Jalan Getas Pejaten Nomor 155, Getas, Getas Pejaten, Kecamatan Jati, Kabupaten Kudus. Museum Kretek buka setiap hari, mulai pukul 08:00 WIB sampai 15:00 WIB. 

Kalau kamu berangkat dari wilayah Kabupaten Kudus, maka cukup menempuh jarak sekitar 10 km atau 21 menit dengan naik mobil. Nantinya, saat di pintu gerbang para pengunjung akan membayar biaya masuk sebesar Rp5.000 ribu, sedangkan untuk tiket mobil biasanya kena tarif Rp4.000 ribu. 

2. Museum Kretek Kudus hanya satu di Indonesia

Kepopuleran wilayah Kudus yang kerap disebut Kota Jenang, makin menarik banyak traveler karena beragam area wisatanya. Termasuk, kalau membahas keberadaan Museum Kretek yang ternyata menjadi museum rokok kretek satu-satunya di Indonesia, menurut situs Asosiasi Museum Indonesia. 

3. Sebanyak 1.195 koleksi tentang kretek ada di museum ini

Museum Kretek Kudus cukup menarik untuk dikunjungi, karena ternyata menyimpan sebanyak 1.195 koleksi, yang berkaitan dengan sejarah kretek di wilayah ini. Misalnya, dokumentasi perjalanan Nitisemito yang dijuluki Raja Kretek Kudus, sekaligus pendiri Pabrik Rokok Bal Tiga.

Kemudian, pengunjung bisa menjumpai bahan dan alat pembuat rokok kretek tradisional atau foto para pendiri pabrik kretek. Tak berhenti di sana, terlihat pula koleksi alat promosi rokok kretek di masa lalu hingga sekarang, diorama proses pembuatan rokok kretek, dan sebagainya.

4. Museum Kretek berdiri hampir 37 tahun

Siapa sangka, kalau Museum Kretek sudah berdiri hampir 37 tahun lamanya. Museum yang berdiri di atas lahan seluas 2,5 hektare ini, didirikan pada 1986 atas prakarsa Soepardjo Rustam, Gubernur Jawa Tengah kala itu. 

Museum Kretek Kudus diresmikan pada 3 Oktober 1986 oleh Soepardjo Rustam. Melansir dari Visit Jateng, Soepardjo Rustam melihat potensi besar perusahaan kretek yang mampu menggerakkan perekonomian masyarakat Kudus, saat ia berkunjung ke daerah itu.

Oleh sebab itu, lahirlah gagasan untuk mendirikan Museum Kretek guna menunjukkan bahwa kretek identik dengan Kudus, sekaligus menopang perekonomian daerah itu.

5. Menengok miniatur cagar budaya

Saat berkunjung ke Museum Kretek Kudus, pengunjung akan menjumpai beberapa miniatur bangunan cagar budaya, seperti Oemah Kembar Nitisemito. Melansir dari Visit Jateng, miniatur Oemah Kembar Nitisemito menjadi saksi bisu kejayaan Sang Raja Kretek Nitisemito.

Selain itu, ada miniatur Masjid Wali Loram Kulon yang memiliki ciri khas gapura ikonik. Tak boleh ketinggalan, ada miniatur rumah adat Kudus yakni Joglo Pencu yang memiliki arsitektur perpaduan gaya Jawa, Hindu, Persia, China, dan Belanda.

6. Ada cerita tentang tercetusnya kata kretek

Kata kretek bukan hadir tanpa alasan, bahkan diketahui kalau asal usulnya tidak terlepas dari sosok Haji Djamhari. Masih melansir dari situs serupa, kala itu Haji Djamhari memiliki sakit sesak nafas. Kemudian, ia mengambil minyak cengkih dan mengoleska di dada dan tubuhnya. 

Setelah mengoleskan minyak cengkih, sesak nafasnya reda. Kemudian Haji Djamhari bereksperimen dengan menghaluskan cengkeh, lalu dicampur dengan tembakau. 

Dua bahan itu selanjutnya dilinting menggunakan klobot atau kulit jagung kering, diikat dengan benang, dibakar, dan dihisap. Nah, saat dibakar lintingan cengkeh dan tembakau itu menghasilkan bunyi kemretek atau kretek, sehingga menjadi asal-usul kata kretek. 

7. Fasilitas di Museum Kretek

Jika kamu tertarik untuk berkunjung ke Museum Kretek di Kudus, maka tempat wisata ini cukup ramah anak. Lantaran, terdapat wahana permainan seperti trampolin, mandi bola, dan sebagainya. 

Makin membuat betah, saat ada pula mini waterboom yang dilengkapi dengan wahana perosotan dan ember tumpah. Dengan harga tiket masuk yang cukup ramah kantong di tiap wahana, dijamin bakal menambah keseruan berliburmu. 

Fasilitas di museum ini, juga sudah terdapat musala, area parkir memadai, dan beberapa kios kuliner yang patut dicoba kelezatannya. Bila ingin menjadikan Museum Kretek Kudus sebagai tujuan wisata, sepertinya cukup rekomendasi, Bela. Jadi, tertarik untuk berkunjung? 

  • Share Artikel

TOPIC

trending

Trending

This week's horoscope

horoscopes

... read more

See more horoscopes here

























© 2024 Popbela.com by IDN | All Rights Reserved

Follow Us :

© 2024 Popbela.com by IDN | All Rights Reserved