Banyak cerita bisa kita dapatkan dari traveling. Bukan hanya di perjalanan dan saat menjelajah tempat barunya, proses sebelum berangkatnya pun memiliki kisah tersendiri yang berkesan dan tidak terlupakan. Hal itu juga yang dirasakan oleh travel blogger Ashari Yudha atau yang dikenal dengan akun Instagram @CatatanBackpacker.
Demi memuaskan hobi traveling-nya, Yudha rela berjualan gorengan selama 2,5 tahun. Saat uangnya terkumpul dan Yudha bisa jalan-jalan keliling Indonesia, dia malah sempat merasakan nggak enaknya dipenjara! Lho kok bisa?
Simak perjalanan Yudha menjadi seorang travel blogger berikut ini yuk!
Berawal dari Keliling Indonesia Selama Enam Bulan
Mendengar bagaimana awalnya Yudha menyukai traveling sepertinya sama seperti travel blogger kebanyakan, yakni karena hobinya yang suka jalan-jalan. Sejak kecil, Yudha sering banget menghabiskan waktu libur untuk berwisata ke provinsi yang berbeda. Hobi jalan-jalannya semakin menggila saat ia masuk ke dunia kampus. Ia bahkan berkeliling Indonesia selama enam bulan lamanya. Dari sana, ia kepikiran untuk menulis setiap kisah yang ditemuinya di perjalanan lewat sebuah blog.
“Aku ngampus di Universitas Padjadjaran Bandung. Pas di kampus, makinlah gila jalan-jalan. Aku pernah jalan-jalan keliling Indonesia enam bulan nggak pulang-pulang sampai akhirnya seluruh provinsi didatengin pas saat itu, pas pulang kok rasanya kalau nggak nulis sesuatu di media sosial atau di blog sayang. Akhirnya bikinlah blog dan media sosial dan aku seriusin sampai sekarang.”
Pulang setelah enam bulan puas berkeliling Indonesia membuat Yudha sempat merasakan dunia kerja kantoran. Namun, hal tersebut nggak membuatnya betah. Ia rindu menjalani hobinya lagi, yakni berkeliling dan menjelajah berbagai tempat.
“Setelah balik dari perjalanan enam bulan itu, aku menyelesaikan kuliah wisuda dan kerja. Aku dulu pernah kerja di perusahaan energi, tapi setelah itu kok kayaknya kalau kembali ke dunia traveling itu lebih menyenangkan. Karena hobi yang dibayar itu sangat menyenangkan kan? Akhirnya aku balik lagi ke travel blogging. Selain kita senang jalaninya, pemasukan juga berasa lumayan kalau serius menjalaninya, seperti itu.”
Jualan Gorengan Demi Traveling
Pertama kali menjadi seorang traveler pasti kita akan mengeluarkan uang yang cukup banyak sebagai modal. Mulai dari untuk membeli tiket transportasi, menyewa penginapan, hingga untuk makan sehari-hari. Sebelum menjadi seorang travel blogger dengan banyak endorse seperti saat ini, Yudha mengaku ia harus mengeluarkan uang dengan jumlah yang nggak sedikit. Ia pun sampai berjualan gorengan demi memuaskan hobi jalan-jalannya tersebut.
“Semenjak bapak meninggal, waktu itu aku semester 3, aku memutuskan untuk nggak merepotkan orangtua lagi. Sebisa mungkin aku nggak meminta uang jajan sama orangtua atau kalau bisa malah aku yang bayar uang kuliah sendiri. Dan akhirnya aku sempet buka service laptop di kampus dan jualan gorengan. Jadi aku bawa kotakan gitu isinya ada gorengan dan roti, itu modal untuk aku kuliah sendiri dan nabung traveling,” ungkap Yudha.
Kegigihan Yudha berjualan gorengan hampir setiap hari selama 2,5 tahun lamanya ternyata membuahkan hasil. Ia berhasil mengumpulkan Rp15 juta sebagai modalnya traveling.
“Hampir selama 2,5 tahun aku melakukan itu semua. Alhamdulillah kuliah aku kebayar sendiri, kos-kosan kebayar sendiri, dan tetap bisa nabung sampai ke kumpul 15 juta untuk jalan-jalan. Nah uang 15 juta itu dipake untuk traveling selama enam bulan yang nggak pulang-pulang itu. Jalan-jalan itu saat masih kuliah, pas lagi skripsi. Jadi skripsi sudah selesai, tinggal nunggu revisi-revisi, ya sudah aku cabut dulu karena pusing kepala hehehe.”
Setelah Berhasil Traveling Malah Dipenjara
Akhirnya Yudha bisa traveling lagi menjelajah Indonesia. Dengan hasil keringat sendiri yang ia kumpulkan selama 2,5 tahun, perjalanannya selama enam bulan sangat dinikmatinya. Ia mengunjungi hampir semua provinsi di Indonesia termasuk Indonesia bagian timur dan Raja Ampat. Saking banyak dan bagusnya lokasi wisata di Indonesia, Yudha sampai bingung menjawab saat ditanya daerah mana yang membuatnya sangat terkesan dan nggak bisa melupakannya.
Tapi, menurut Yudha, daerah Nusa Tenggara Timur menjadi tempat paling berkesan yang pernah dikunjunginya. Selain karena tempatnya bagus, NTT menyimpan cerita berkesan sekaligus menegangkan untuk Yudha. Ia pernah disangka teroris dan dipenjara saat sedang traveling. Kok bisa?
“Gara-gara ada bom meledak di sana dan lagi jalan-jalan sendirian. Di sana aku tidur di rumah warga gitu, ada bom meledak dan nggak tahu siapa pelakunya. Aku yang di sana nggak kenal siapa-siapa, nggak pakai izin ke RT atau RW sekitar pas lagi menumpang istirahat, eh malah disangka teroris dan diinterogasi masuk penjara selama sehari. Tapi, untungnya setelah itu ada yang back up, untuk buktiin kalau Yudha ini memang nggak ngapa-ngapain dan akhirnya dibebasin,” jelas Yudha.
Mendapat pengalaman seperti itu nggak membuat Yudha kapok untuk menjelajah berbagai daerah lagi. Pengalaman tersebut malah dijadikannya sebagai pelajaran dan pengingat kalau ternyata apapun bisa terjadi selama traveling.
“Kalau memang sudah waktunya aku kenapa-kenapa di umur segitu ya mau di mana pun lokasi traveling yang aku datangi ya aku bisa apa selain pasrah. Jadi, intinya aku sih nggak pernah merasa takut. Takut sih nggak tapi waspada itu harus. Tetap waspada dan segala macam kondisi yang mungkin timbul. Jangan sampai yang bikin kita takut itu bikin kita jadi kelihatan gimana-gimana dan bikin orang lain jadi nggak nyaman.”
Tips Untuk yang Mau Memulai Jadi Travel Blogger
Mendengar serunya cerita yang dialami dan asiknya media sosial milik travel blogger, seperti Yudha misalnya, tentu membuat iri siapa saja. Lagi pula, siapa sih yang tidak ingin jalan-jalan, dibayar, dan ulasannya selalu ditunggu. Yudha punya tips untuk kamu yang baru ingin memulai menjadi seorang travel blogger.
“Intinya kalau mau jadi traveler itu jangan terlalu banyak mikir, kalau persiapan udah oke, izin udah ada segala macam langsung alanin aja. Karena kalau kebanyakan mikir nanti biasanya nggak jadi. Lalu kalau mau jadi travel blogger, sebuah pekerjaan itu istilahnya ya kamu harus kreatif, dan punya lingkungan yang satu resonansi atau intinya mendukung apa yang kamu lakukan itu.”
Tips selanjutnya yang harus kamu perhatikan adalah jangan iri dengan travel blogger lain dan jangan jadikan endorse sebagai kompetisi yang nggak sehat. Fokus saja sama kelebihanmu dan tonjolkan kelebihan atau keunikan itu. Pasti kalau kamu sudah punya ciri khas klien dan endorse akan datang dengan sendirinya kok.
“Semua orang ada waktunya masing-masing. Intinya malah justru bikin terpacu. Kalau mereka di sana di-endorde ya kenapa juga kita perlu di-endorse kalau bisa jalan sendiri kan? Berangkat sendiri ya nggak apa-apa juga. Jadi intinya berusaha sebisa kita saja. Kalau di endorse Alhamdulilah, kalau nggak ya karena hobinya jalan tetep jalan.”
Terakhir, jangan memaksakan diri untuk menjadi travel blogger meski kita sudah berusaha sekuat tenaga. “Berikan jangka waktu. Kalau kamu sudah fokus jadi travel blogger tapi kamu belum mendapatkan hasil ya mungkin memang rezeki kamu belum di situ. Siapa tahu kamu lebih cocok jadi food blogger atau jadi pengusaha. Ngapain jalan-jalan pakai di-endorse, kalau jadi pengusaha kan uangnya punya sendiri jadi jalan-jalannya pakai uang sendiri. Intinya beri jangka waktu pada sesuatu yang kamu inginkan jangan terlalu fokus ke sana karena siapa tahu bukan rezeki kamu di situ.”
Photo Credit:
Photographer: Yohan Liliyani
Makeup & Hair: Shella & Sari / Hello Beauty
Stylist: Geofanny Tambunan
Fashion Editor: Michael Richards
Wardrobe:
- Jaket: Zara