Kini setelah traveling menjadi salah satu gaya hidup, banyak negara berbenah diri untuk bisa menyambut para wisatawan yang datang. Masing-masing negara mulai mencari tahu dan mempromosikan kekayaan wisata yang dimilikinya. Tak cuma itu, berbagai negara pun mulai menilik kembali peraturan pariwisata mereka yang bertujuan memudahkan para pelancong agar dapat masuk dan betah mengunjungi lokasi wisata di sana.
Tak terkecuali Arab Saudi. Meski negara ini dikenal kaya dan pasti ramai oleh pengunjung dari berbagai negara untuk melaksanakan haji dan umroh setiap tahunnya, tapi Arab Saudi ingin mengembangkan potensi pariwisata yang dimilikinya. Menyambut para turis lintas agama, Arab Saudi memperbarui peraturan pariwisata mereka, termasuk memperbolehkan turis bukan muhrim untuk menginap dalam satu kamar yang sama.
Bagaimana penjelasannya? Simak yuk!
1. Membuka Diri Sebagai Salah Satu Destinasi Wisata Sejak Dikritik PBB
Merangkum dari TheGuardian, Arab Saudi mulai berbenah dan merapikan peraturan tentang pariwisata sejak mereka dikritik oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Dalam kritiknya, PBB menilai kalau Arab Saudi punya catatan kelam mengenai isu kemanusiaan. Salah satunya adalah Arab Saudi sering memenjarakan aktivis perempuan atau melakukan eksekusi hukuman mati di hadapan publik.
Ingin memperbaiki citra negaranya, Arab Saudi akhirnya membuka diri sebagai salah satu negara wisata yang boleh dikunjungi oleh siapapun.
2. Pengajuan Visa Hanya Tujuh Menit
Hal pertama yang diubah oleh Arab Saudi adalah birokrasi. Setelah melakukan perubahan besar-besaran, Arab Saudi bahkan menjamin kalau pengajuan visa ke sana hanya membutuhkan waktu tujuh menit saja untuk disetujui. Tak perlu lama menunggu visanya bukan?
3. Turis Bukan Muhrim Boleh Menginap Satu Kamar
Kalau sebelumnya Arab Saudi sangat ketat dalam urusan penginapan di mana perempuan hanya boleh datang ke sana bersama suami legalnya, kini sedikit melonggar. Arab Saudi mengizinkan turis yang bukan muhrim (laki-laki dan perempuan yang belum menikah) untuk bisa menginap di satu kamar hotel yang sama. Namun, peraturan ini hanya berlaku bagi turis asing saja, sementara warga lokal tetap harus melampirkan surat keterangan menikah jika ingin menyewa kamar hotel.
4. Tak Perlu Menggunakan Abaya
Dulu jika kita ingin berkunjung ke Arab Saudi, pakaian yang dikenakan haruslah tertutup dari ujung kepala hingga kaki atau kita diwajibkan menggunakan abaya. Namun, sesuai dengan peraturan yang baru, para turis diperbolehkan tidak menggunakan pakaian serba tertutup atau abaya asalkan masih menutup pundak hingga lutut.
5. Aktif di Sosial Media Sebagai Media Promosinya
Pemerintah Arab Saudi sepertinya memang benar-benar ingin mempromosikan potensi wisata yang ada di negaranya. Mereka tak ingin lagi bergantung pada sumber daya minyak yang selama ini menjadi pemasukan utama negara. Makanya sebagai bentuk keseriusannya, Arab Saudi kini memiliki Twitter @VisitSaudiNow yang berisikan informasi mengenai daerah wisata apa saja yang bisa kita kunjungi di sana.
Bagaimana Bela, berminat menjelajah dan traveling di salah satu negara yang kaya akan sejarah ini?