Jagat dunia maya kini dihebohkan dengan tagar #SaveKomodo yang telah jadi trending topic sejak Minggu (25/10) kemarin. Tagar ini muncul setelah foto seekor komodo yang berhadapan dengan truk pengangkut pasir viral di media sosial.
Foto tersebut menggambarkan kondisi Pulau Komodo saat ini. Di sana proyek taman wisata yang disebut akan mirip dengan Jurassic Park sedang berlangsung. Warganet berang mengetahui hal tersebut karena dinilai merusak habitat asli komodo.
Berikut deretan fakta dan kondisi terkini proyek Jurassic Park komodo yang menuai kecaman warganet.
Foto tersebut dikonfirmasi memang diambil dari kawasan Taman Nasional Komodo
Melalui akun Instagram resmi Kementerian Lingkungan Hidup, foto tersebut memang dikonfirmasi diambil dari kawasan Taman Nasional Komodo. Sebagai informasi, saat ini Taman Nasional Komodo sedang dalam proses pembangunan dan penataan kembali sebagai upaya konservasi yang selalu dilakukan demi berlangsungnya hidup hewan langka tersebut.
“Terkait dengan foto yang tersebar di media sosial akhir-akhir ini, dapat dijelaskan bahwa kegiatan aktivitas pengangkutan material pembangunan yang menggunakan alat berat dilakukan karena tidak dimungkinkan menggunakan tenaga manusia. Penggunaan alat-alat berat telah dilakukan dengan prinsip kehati-hatian,” tulis Kementerian Lingkungan Hidup dalam caption Instagram resminya.
Terdapat 15 ekor komodo berkeliaran di lokasi proyek tersebut
Dari 1.300 populasi komodo yang masih ada saat ini, 5%-nya atau 66 ekor terdapat di lokasi proyek yang terletak di Pulau Rinca, Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur. Selama proyek tersebut berlangsung, setidaknya ada 15 ekor komodo yang berkeliaran di sana dan telah ditangani oleh 5-10 petugas lapangan untuk memastikan keselamatan hewan tersebut.
Penataan dan pembangunan Taman Nasional Komodo telah mendapat rekomendasi UNESCO
Meski terkesan mendadak dan viral baru-baru ini, nyatanya penataan dan pembangunan kembali Taman Nasional Komodo telah mendapat rekomendasi dari UNESCO sejak tahun lalu. Hal ini dibenarkan oleh Deputi Bidang Pengembangan Destinasi dan Infrastruktur Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) Hari Santosa Sungkari.
“Surat dari tahun lalu dan sudah dibalas Kemendikbud,” ujar Hari, seperti dikutip dari IDNTimes.com, Senin (26/10).
Pemerintah pastikan jaga kelestarian Pulau Komodo
Di media sosial, warganet mengungkapkan kekesalan dan kekecewaannya soal proyek ini. Warganet takut populasi komodo semakin punah dan kondisi alam di Pulau Komodo akan rusak. Namun, Hari mengatakan bahwa pemerintah akan memastikan menjaga kelestarian Pulau Komodo.
"Karena yang kita harap quality tourism, jadi akan dibangun tempat supaya dia bisa terstruktur datangnya, tidak ke sana kemari, maka dibangun bangunan itu," jelas Hari.
Tagar #SaveKomodo terus bertahan di nomor satu trending topic hingga Senin (26/10) siang
Meski dijanjikan kalau Pulau Komodo dan populasi komodo akan baik-baik saja selama masa pembangunan, nyatanya warganet nggak percaya sepenuhnya begitu saja. Mereka khawatir akan kondisi alam di sana. Bahkan seharusnya, pemerintah tak perlu mengubah wisata alam Pulau Komodo menjadi modern dengan embel-embel Jurassic Park.
Petisi #SaveKomodo semakin gencar disebarluaskan
Tak hanya menggaungkan #SaveKomodo sebagai bentuk protes warganet atas pembangunan di Pulau Komodo, petisi #SaveKomodo juga semakin gencar disebarluaskan. Mereka mengatakan bahwa Pulau Komodo tak butuh investor asing untuk menjaga kelestariannya dan mempromosikan pariwisatanya. Sebab, apa yang dilakukan pemerintah saat ini, yakni dengan membangun kembali menjadi tempat wisata modern, bisa merusak habitat alami komodo.
Meski warganet beramai-ramai menolak pembangunan di Pulau Komodo, pembangunan di lokasi tersebut kini telah dan tetap berjalan. Apakah dengan semakin banyaknya protes yang dilayangkan melalui media sosial, bisa menjadi pertimbangan pemerintah untuk memikirkan ulang soal perombakan tempat wisata tersebut?