Selama pandemi, kita menghabiskan banyak waktu di rumah saja dengan bekerja atau belajar online dan mendapat hiburan salah satunya yang paling sering adalah dari gadget. Tidak jarang kita mengalami kelelahan digital akibat fenomena ini.
Setelah dua setengah tahun pandemi COVID-19 melanda, kini pembatasan mulai sedikit dilonggarkan. Beberapa tempat wisata mulai dibuka untuk memberikan healing bagi mereka yang mulai kelelahan dengan bekerja di rumah maupun bosan dengan gadget.
Detoks digital sangat diperlukan untuk kesehatan kita juga untuk kehidupan sosial kita. Ini merupakan kegiatan bepergian dan menyimpan gadget demi kesehatan kita. Melansir dari laman Wonderful Indonesia, berikut ada 6 ide yang bisa kamu lakukan jika butuh penyegaran atau detoks digital.
1. Pemandangan (Sight): Habiskan banyak waktu di pulau tak berpenghuni
Ini mungkin pilihan yang paling menarik untuk detoks digital bagi sebagian orang. Ada banyak pulau tak berpenghuni yang bisa kamu kunjungi di Indonesia. Salah satu yang paling direkomendasikan adalah Pulau Lihaga yang terletak di utara Likupang, Sulawesi Utara.
Dengan luas kurang lebih 8 hektar, Pulau Lihaga memiliki garis pantai dengan pasir putih yang lembut dan air laut yang jernih. Meski tidak berpenghuni, Pulau Lihaga telah menyediakan fasilitas toilet yang memadai. Kamu juga diperbolehkan bermalam di pulau ini dengan membawa peralatan berkemah sendiri.
Di sini kamu bisa melakukan beberapa snorkeling dan diving dengan pemandangan bawah laut yang menakjubkan di sekitar pulau. Perlu diingat, pulau ini tidak berpenghuni, jadi, tidak ada fasilitas seluler atau koneksi internet di sini. Pulai Lihaga benar-benar menjadi tujuan bagus untuk kammu yang ingin detoks digital dan tenggelam dalam alam untuk sementara waktu.
2. Suara (Sound): Dengarkan suara harmoni tradisional
Jika kamu bosan mendengarkan lagu-lagu yang mengingatkanmu pada pekerjaan sehari-hari, pergilah ke Desa Wisata Karangrejo di Magelang, Jawa Tengah. Di sini, kamu dapat mendengarkan suara gamelan dan belajar memainkannya sendiri.
Bepergian di Indonesia, terutama di daerah Pulau Jawa atau Bali, suara gamelan pasti mengiringi perjalananmu. Gamelan adalah seperangkat alat musik perkusi seperti gambang, kendang, dan gong yang dimainkan secara harmonis untuk menghasilkan suara musik ansambel tradisional yang non diatonis. Gamelan berasal dari akar budaya Hindu kuno di Indonesia dan, karenanya, menjadikan identitas budaya Jawa, Sunda, dan juga Bali.
Di Desa Wisata Karangrejo, kamu dapat menikmati pemandangan Candi Borobudur yang menakjubkan dari jauh sambil menikmati berbagai kegiatan budaya yang ditawarkan, termasuk pelatihan musik gamelan. Biarkan suara khas gamelan yang merdu mengalir ke telinga dan menenangkan hati.
3. Cita Rasa (Savor): Cicipi variasi sate yang unik
Tak cukup hanya pemandangan dan musik, cara lain untuk detoks digital adalah dengan mencicipi hidangan baru. Satu dari sekian banyak makanan Indonesia yang terkenal dan favorit adalah sate. Tidak ada destinasi yang lebih baik dari Nusa Tenggara Barat jika kamu mencari variasi sate terbaik di Indonesia.
Pergilah ke Pulau Lombok dan temukan hidangan yang disebut sate rembiga dan sate bulayak. Sate rembiga adalah salah satu ikon kuliner Lombok. Ini menggunakan tenderloin daging sapi yang direndam dalam berbagai rempah-rempah untuk membuat hidangan.
Sedangkan sate bulayak menggunakan daging ayam, sapi, atau usus dengan sambal sebagai bumbunya. Namun, 'daya tarik' utama lainnya dari hidangan ini adalah bulayak, kue beras yang dibungkus dengan daun lontar yang disajikan sebagai lauk.
Mencicipi keduanya secara bersamaan akan memberi pengalaman kuliner khas yang benar-benar akan mengalihkan perhatianmu dari gadget. Baik pergi ke daerah Kuta Mandalika atau daerah Gili Trawangan, kamu selalu dapat menemukan hidangan ini dengan mudah, jadi jangan khawatir ketinggalan. Tanyakan saja rekomendasi lokal tentang restoran terbaik yang menyajikan Sate Rembiga dan Sate Bulayak.
4. Aroma (Scent): Menghirup udara segar Danau Toba
Aroma yang berbeda membawa pengalaman yang berbeda, dan itulah mengapa kamu harus pergi ke Danau Toba untuk detoksifikasi digital. Bukan hanya pemandangan danau raksasa yang menakjubkan dan lingkungan sekitarnya yang rimbun. Danau ini juga memiliki aroma berlimpah yang diciptakan oleh kombinasi kekayaan alam dan warisan budaya yang dilestarikan.
Selain menghirup udara segar danau, kamu juga bisa mencoba memanjakan indera penciuman dengan menjelajahi desa-desa di sekitar Danau Toba dan Pulau Samosir. Di sana, kamu akan menemukan banyak hidangan utama mereka seperti arsik (tumisan ikan gurame pedas) dan saksang (rebusan daging babi pedas) menggunakan sejenis rempah yang disebut merica Andaliman, yang endemik di kawasan Danau Toba. Aroma pedas khas merica Andaliman panggang akan memberikanmu pengalaman penciuman yang unik.
5. Gaya (Style): Perkaya preferensi busana tradisional dengan tenun
Jika kamu suka mengalihkan perhatian dari pekerjaan dengan mencari hal-hal yang estetis, pergilah ke Pulau Lombok di Nusa Tenggara Barat dan bersiaplah menikmatinya. Kunjungi Desa Wisata Sukarara yang terletak di sebelah utara kawasan Kuta Mandalika, dan pelajari budaya busana tradisional mereka dengan terlibat dalam menenun kain tenun bersama para penenun lokal di sini yang banyak didominasi para perempuan.
Belajar tenun akan menyenangkan karena kainnya diproduksi dengan teknik yang khas. Mereka menggabungkan benang pakan dengan benang sintetis untuk dekorasi, biasanya dengan warna emas atau perak. Selain itu, mereka selalu menggunakan bahan berkualitas tinggi untuk menghasilkan kain. Beli beberapa dan bawa pulang untuk memperkaya gaya pakaianmu.
6. Rahasia (Secret): Temukan permata tersembunyi dari Timur
Cara terakhir untuk detoks digital adalah bepergian ke Bandara Komodo di Labuan Bajo dan pergi ke tenggara untuk mengunjungi Desa Denge di Pulau Flores, Nusa Tenggara Timur. Di sana, lanjutkan mendaki ke selatan selama sekitar 3 - 4 jam dan lihat Desa Adat Wae Rebo yang menakjubkan di depan mata.
Terletak sekitar 1.100 meter di atas permukaan laut, Wae Rebo adalah desa kecil dan terpencil yang sepenuhnya dikelilingi oleh pegunungan yang indah dan hutan Todo yang lebat. Oleh karena itu, kamu dapat menemukan anggrek, berbagai jenis pakis, dan banyak burung berkicau di sekitar desa.
Tidak ada jangkauan seluler di desa ini, dan listrik hanya tersedia dari pukul 6 hingga 10 malam. Udaranya relatif dingin, terutama di musim kemarau, jadi jangan lupa membawa jaket jika berencana berkunjung.
Segala sesuatu di desa ini akan sangat sesuai dengan konsep detoks digital. Kamu bisa tenggelam dalam kehidupan sehari-hari masyarakat, berbaur dengan penduduk setempat, dan mencoba menemukan filosofi baru yang akan membuatmu lebih menghargai hidup ini.
Itulah beberapa ide detoks digital yang bisa kamu sembari eksplor kekayaan Indonesia. Tapi tetap jadi pelancong yang bertanggung jawab dan mematuhi protokol K4 (Kebersihan, Kesehatan, Keselamatan, dan Kelestarian Lingkungan) serta protokol kesehatan. Siapa yang siap detoks digital?