Tahun 2018 telah berakhir. Setiap akhir tahun, kebanyakan orang akan mengenang apa saja yang terjadi selama setahun sekaligus membuat resolusi, berharap supaya di masa depan menjadi pribadi yang lebih baik. Menguntai harapan demi harapanlah yang membuat hidup terus berjalan, apa pun yang terjadi.
Kata orang, kita bisa banyak mendapat pelajaran baru dari traveling. Kegiatan yang kini marak digemari kalangan millennial ini pun beragam, mulai dari berpetualang ke pelosok negeri hingga mencicipi kuliner khas tiap daerah. Di antara berbagai jenis traveler yang ada, aku pribadi sempat bertanya-tanya, apakah nggak ada traveler yang khusus membahas tentang hotel? Mengingat akomodasi adalah salah satu unsur penting dalam setiap perjalanan. Sempat mencari tahu tentang traveler yang khusus di bidang akomodasi, aku bertemu dengan nama Kepin Helmy.
1. Kepincut dengan dunia perhotelan
Travel influencer atau food vlogger mungkin menjadi istilah yang biasa kita dengar, tapi nggak untuk hotel reviewer. Wajar, karena jumlahnya memang belum banyak di sini. Padahal, hampir setiap kota memiliki hotel atau penginapan yang bisa dijadikan objek untuk dinilai. Kepin yang baru lulus dari LaSalle College Jakarta jurusan Fotografi ini awalnya hobi berpergian dan foto. Instagram pribadinya, @kepinhelmy, menjadi tempat ia mengabadikan perjalanannya. “Tiba-tiba pas follower Instagram udah agak naik, ada satu hotel yang ngundang, ‘Mau nggak staycation?’ dan aku pikir, ‘Oh bisa ya kayak gitu’. Akhirnya aku coba aja dan beberapa bulan kemudian ada tawaran lagi dari hotel yang berbeda. Dari situlah aku merasa, ‘Oke seru nih kalau pindah haluan ke hotel’”, tuturnya.
Membutuhkan biaya yang nggak sedikit bisa menjadi salah satu alasan mengapa nggak banyak orang tertarik menjadi hotel reviewer. Jika ingin memulai review hotel dari nol saja misalnya, seenggaknya dalam sebulan perlu mengeluarkan biaya ratusan ribu hingga jutaan rupiah untuk menginap. Belum lagi jika ingin menarik minat banyak orang, maka kurang rasanya kalau hanya mengulas satu hotel dalam satu bulan. Lagipula, sebagian besar orang yang hobi bepergian lebih tertarik menikmati objek wisata atau keindahan alam di kota tujuannya ketimbang berdiam diri dan mengeksplorasi hotel.
2. Membangun hubungan baik dengan hotel sebagai partner
Faktanya, pemikiran tersebut berbanding terbalik dengan apa yang dilakukan Kepin selama ini. Laki-laki yang sudah mulai me-review hotel sejak tahun 2015 tersebut juga membeberkan cara bagaimana ia bisa konsisten membuat konten dari satu hotel ke hotel lain. “Awalnya aku hubungi hotel, seperti penawaran kerja sama. Dalam penawaran yang aku kirim tersebut sudah lengkap, kayak aku mau minta tanggal berapa, berapa malam, tipe kamar apa, minta sarapan atau makan siang juga, semua harus lengkap.” Nggak lupa Kepin juga mencantumkan apa saja exposure yang ia berikan kepada hotel. Setelah ada kesepakatan dan menerima bukti booking, Kepin menjalankan tugasnya sebagai hotel reviewer. Dalam sebulan, Kepin bisa mengulas dua hotel.
Jika kita mengunjungi blognya yaitu www.kepinhelmy.com maka kita bisa melihat seberapa rinci informasi yang ditulis untuk pembaca. Demi bisa membuat ulasan hotel secara detail, Kepin membutuhkan waktu dua malam untuk menginap. Hari pertama biasanya ia gunakan untuk memotret kamar, fasilitas hingga pemandangan luar penginapan. Hari kedua lebih fokus pada aktivitas lainnya seperti sarapan. Sejauh ini, Kepin telah mengulas sekitar 40 hotel dan resort meski nggak semua ia muat dalam blognya. Kadang, ia juga diundang untuk menginap di beberapa hotel yang masih dalam satu perusahaan perhotelan.
3. Jadi traveler yang peka audiens
Menjadi hotel reviewer bukan berarti membebaskan Kepin untuk mengulas hotel yang ia inginkan. Eksis di blog dan media sosial, ia tahu apa yang bisa diberikan untuk follower. Sejak awal, Kepin menentukan kriteria hotel yang akan ia kunjungi. Meski mengaku lebih menyukai resort, Kepin hanya menargetkan hotel bintang 4 dan bintang 5 yang menjadi objek penilaiannya.
Fasilitas dan desain menjadi dua hal yang diamati Kepin dalam memilih hotel. Hal tersebut juga menjadi salah satu trik supaya ulasannya lebih kredibel. Saat mengulas hotel di Bali, Kepin mendapat permintaan untuk menulis ulasan dalam bahasa Inggris untuk menarik minat wisatawan mancanegara. Bukan cuma Bali, Kepin juga sempat mengulas penginapan yang sering dikunjungi turis asing menggunakan bahasa Inggris.
4. Nggak cuma asal review
Jika kamu iseng melihat blog atau Instagram Kepin, maka yang paling menonjol dari konten yang ia ciptakan adalah foto-fotonya yang indah. Memiliki kemampuan fotografi yang mumpuni, Kepin menjadikan kontennya tersebut sebagai nilai tambah dari ulasannya. “Sejak SMA pas mau kuliah sempat bingung mau kuliah apa, dan saat itu juga udah mulai main Instagram. Jadi kayak jadi salah satu pendukung untuk masuk jurusan itu.”
Foto tanpa tulisan tentu belum cukup. Dengan gaya bahasa yang santai, Kepin membawa kita ke dalam suasana seolah seperti mengunjungi hotel secara langsung. Semua pengalaman yang Kepin rasakan ditulis dengan jelas sehingga pembaca bisa membayangkan apa yang akan mereka dapatkan nanti saat menginap.
5. Jadi hotel reviewer itu gampang, asal…
Konsisten! Yup, terdengar sederhana, tapi sulit dilakukan. Karena kata kebanyakan orang, jadi travel influencer itu enak dan gampang. Kepin pun menjawabnya untuk #IAMREAL Journey Issue ini. Di usianya yang masih muda dan sudah menjajal berbagai hotel keren di Indonesia, Kepin mengaku bahwa untuk tetap menulis review setiap bulannya bukanlah hal yang mudah. Apalagi, kesibukannya nanti juga memengaruhi rutinitas yang ia jalani selama 3 tahun tersebut.
Selain konsistensi, kesabaran dan kemampuan berkomunikasi juga penting. Sebagai reviewer, kadang Kepin juga pernah mengalami kejadian yang kurang nyaman dari partner. Bukan menjadi hal yang nggak mungkin ketika ke depannya akan muncul reviewer-reviewer baru yang juga tertarik pada dunia perhotelan. Itu artinya, semakin banyak hotel reviewer di Indonesia yang ‘siap bersaing’. “Nggak merasa tersaingi juga, sih. Tergantung juga. Kalau misalkan emang fotonya bagus, oh berarti saingan. Tapi kalau lihat fotonya biasa aja, oh ya udah nggak usah saingan aja, hahaha,” canda Kepin.
Photo credit:
Photographer: Yohan Liliyani
Makeup & Hair: Shella & Sari / Hello Beauty
Stylist: Geofanny Tambunan
Fashion Editor: Michael Richards
Wardrobe: jaket (ZARA), kacamata (IZIPIZI), kemeja, celana dan sepatu milik model
Location: Dharmawangsa Studio