Apakah Bela telah mengetahui adanya fenomena Makkah menghijau? Kawasan yang terkenal dengan gurun pasir tandus itu jadi perbincangan masyarakat lantaran baru-baru ini memperlihatkan kondisi yang tak biasa. Dataran pasir tersebut, menjadi penuh rumput akibat dari hujan yang sempat mengguyur terus-menerus.
Melansir dari akun Twitter, @theholymosques, terlihat penampakan Makkah menghijau itu pada Senin (9/1/2022).
Segelintir warganet mulai khawatir dengan memberikan tanggapannya dari pandangan masing-masing. Lantas, bagaimana penjelasan ilmiah menurut para ahli? Simak ulasan informasi selengkapnya yang telah Popbela rangkum berikut ini.
Hujan yang sempat mengguyur terus-menerus
Melansir dari The Islamic Information, beberapa hari terakhir Arab Saudi memiliki aktivitas curah hujan tinggi semenjak Desember 2022. Curah hujan yang terus-menerus dengan kecepatan yang sama hingga jangka waktu cukup lama, membuat beberapa daerah wilayah Arab Saudi tertutup dengan rerumputan hijau.
Satelit NASA yang menangkap perubahan kondisi Makkah
Menurut Arabia Weather, terlihat dari citra satelit NASA yang menampakkan tanah Makkah, Jeddah, dan Madinah yang berubah menjadi dataran hijau usai hujan yang terus mengguyur beberapa hari terakhir.
Penampakan ruang hijau yang menutupi beberapa wilayah Arab Saudi bagian barat menjadi hal yang tak biasa lantaran selama ini terkenal sebagai tempat beriklim gurun yang kering.
Pertama kali terjadi dalam sejarah
Perubahan penampakan Pegunungan Makkah Al-Mukarramah, Arab Saudi yang terlihat asri itu rupanya menjadi pertama kalinya terjadi di kawasan tersebut. Hal ini disimpulkan dengan reaksi masyarakat di sana yang tahu akan perbedaannya, daerah pegunungan tersebut terkenal tandus sebelumnya.
Salah satu wilayah Arab Saudi yang pernah bersalju
Berbicara soal Mekkah yang menghijau karena guyuran hujan, lain halnya dengan salah satu wilayah ini yang ternyata turun salju tebal. Daerah tersebut berada di bagian utara Arab Saudi yang merupakan pegunungan tinggi, yakni Provinsi Tabuk—berjarak 1.000 km dari Makkah.
Salju tersebut sempat turun sejak 25 Desember tahun 2021lalu hingga menutup semua bagian Pegunungan Al-Lawz dan Alaqan Al-Dhahr pada dua hari setelahnya. Selain itu, daerah lain yang juga merasakannya, di antaranya Arar, Turaif, Hazm Al-Jalamid, Al-Jouf, dan Al-Qurayyat.
Diketahui, salju di Arab Saudi ini bukan pertama kalinya. Wilayah tersebut pernah mengalami hujan salju lebat pada 2018 silam. Turunnya salju di kawasan ini terjadi karena adanya tekanan tinggi udara dengan suhu sangat rendah yang bergerak berpusat di atas wilayah gurun. Kemudian, tingkat kelembaban yang tinggi menimbulkan terjadinya salju, melansir dari Middle East Monitor.
Pengaruh cuaca dingin dengan dorongan udara lembap dari dataran Eropa yang berdekatan dengan bagian utara Arab Saudi rupanya juga menjadi alasan terjadinya salju.
Bisa terjadi jika ada modifikasi teknologi
Melansir dari CNN Indonesia, para ahli juga menyebut tumbuhnya tanaman hijau di daerah gurun bisa terbantu modifikasi teknologi. Sebuah studi pada 2018 mengungkapkan penggunaan pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) dan pembangkit listrik tenaga angin (PLTB) dalam jumlah besar dapat membantu penghijauan di gurun.
Para peneliti memanfaatkan efek PLTS dan PLTB yang dapat meningkatkan panas dan kelembapan di area sekitar Gurun Sahara yang memengaruhi potensi tumbuhnya tanaman.
"Peningkatan curah hujan ini, pada gilirannya, mengarah pada peningkatan tutupan vegetasi, menciptakan siklus yang positif," kata Yan Li, co-lead peneliti studi, peneliti postdoctoral bidang sumber daya alam dan ilmu lingkungan di University of Illinois, mengutip dari LiveScience.
"Pemanasan malam hari yang lebih besar terjadi karena turbin angin dapat meningkatkan proses pencampuran vertikal dan menurunkan udara yang lebih hangat dari atas," tulis para peneliti dalam studi tersebut.
Selain itu, para peneliti menemukan peningkatan hujan rata-rata sebanyak 0,25 milimeter per hari di daerah dengan PLTB.
Akan kembali gersang
Haramain Sharifain mengatakan, pemandangan hijau di Arab Saudi itu diperkirakan akan kembali gersang dan tandus setelah musim penghujan mereda. Wilayah yang terletak di kawasan Timur Tengah dengan iklim gurun yang gersang biasanya hujan mengguyur hanya selama 2-3 hari setiap tahunnya.
Itulah informasi mengenai fenomena Makkah menghijau yang menjadi perbincangan banyak warganet belum lama ini. Perubahan penampakan wilayah kering di Arab Saudi ini tentu menjadi peristiwa yang menarik sekaligus daya tarik wisatawan di sana. Tak sedikit, orang-orang mulai membagikan lanskap terbaru fenomena ini ke dunia maya.
Bagaimana menurutmu, Bela?