7 Fakta Kelam Human Zoo, Kebun 'Binatang' Manusia Zaman Kolonial

Pernah jadi hiburan populer di Eropa dan Amerika

7 Fakta Kelam Human Zoo, Kebun 'Binatang' Manusia Zaman Kolonial

Berbicara mengenai kebun binatang, biasanya identik dengan wisata edukatif karena pengunjung dapat melihat banyak macam hewan dari berbagai jenis dan lokasi. Tapi, di era kolonial, kebun binatang adalah pameran hewan sekaligus manusia, yang dianggap primitif dan layak menjadi tontonan.

Ya, pernah ada masa ketika human zoo menjadi daya tarik masyarakat Eropa dan Amerika yang tak kuasa ingin melihat kehidupan bangsa lain, dengan cara tak manusiawi. Kebanyakan orang yang ditampilkan di human zoo adalah orang-orang dengan ras kulit hitam atau memiliki budaya yang berbeda dengan barat. Alih-alih sejahtera, orang yang ditampilkan di human zoo justru hidup menderita dan miskin.

Ingin tahu lebih jauh tentang kebun binatang manusia pada zaman dahulu? Simak penjelasan berikut ini.

1. Konsep human zoo pertama kali digagas oleh kaisar dari Aztec

7 Fakta Kelam Human Zoo, Kebun 'Binatang' Manusia Zaman Kolonial

Orang pertama yang diketahui membuat pameran berskala besar dan mengisinya dengan orang-orang beserta hewan, adalah kaisar Aztec Montezuma. Ia memutuskan bahwa kebun binatangnya yang berada Mexico City, akan lebih menarik banyak pengunjung jika diisi dengan pameran manusia.

Pada waktu itu, orang-orang Amerika dan negara-negara Eropa memang memiliki kecenderungan memamerkan musuh yang telah dikalahkan di depan publik dengan tujuan mempermalukan musuh. Tetapi, Montezuma lebih tertarik pada anomali genetik dan orang yang memiliki keunikan, menurut penjelasan buku Social Psychology and Human Nature. Biasanya, Montezuma menampung albino, orang kifosus, hingga orang-orang kerdil di kebun binatangnya bersama dengan berbagai hewan.

2. Columbus menculik penduduk asli Amerika untuk diarak keliling Eropa

Yup, Columbus was not a nice guy. Sejak Columbus menduduki Amerika, penduduk asli Amerika alias suku Indian, disingkirkan atau disiksa secara tidak manusiawi. Saat Columbus menjelajahi pulau-pulau kecil di Amerika, dia menemukan banyak emas dan banyak penduduk asli, yang kemudian menjadi sangat rakus karenanya. Bukan hanya melakukan banyak ekspedisi untuk mencuri emas, Columbus juga menculik para penduduk asli dan membawanya ke Eropa untuk diarak berkeliling dan ditampilkan.

Memang, Columbus tidak menampilkannya dalam sebuah kebun binatang manusia. Namun, konsep ini sama kejinya dengan kebun binatang manusia. Menurut laman The Telegraph, kelompok pertama dari budak-budak ini meninggal hanya dalam enam bulan, tapi itu tidak menghentikan kekejaman Columbus. Dia tetap melakukan penyerangan dan menewaskan banyak penduduk asli Amerika.

3. Amerika membawa suku Igorot setelah menang perang melawan Filipina

Salah satu pameran paling populer adalah suku Igorot. Setelah perang antara Amerika Serikat dan Filipina, AS yang menang memutuskan bahwa mereka akan mempermalukan musuh dengan membawa dan menampilkan mereka di depan umum.

Suku ini dikenal karena mereka kadang-kadang memakan anjing. Dikutip dari laman National Public Radio, suku Igorot yang ada di pameran dipaksa untuk membunuh dan menyembelih anjing secara konstan untuk hiburan para penonton. Sementara makan anjing adalah hal yang sensasional bagi penonton barat, itu juga merupakan representasi yang keliru, karena suku Igorot hanya memakan anjing untuk alasan seremonial. 

Pertunjukan yang dimulai pada tahun 1905 ini, akhirnya berhenti pada tahun 1914 akibat protes dari pemerintah Filipina.

4. Perempuan Afrika dengan steatopygia ditampilkan di human zoo Eropa

Pada abad ke-19, seorang Dokter Inggris bernama William Dunlop mengunjungi Afrika. Di sana, ia meyakinkan seorang perempuan Afrika bernama Sartje untuk ikut dengannya ke Inggris dengan berbagai iming-iming.

Melansir dari laman List Verse, sesampainya di Eropa, nama Sartje diganti menjadi Sarah Bartman untuk menghapus identitas lamanya. Sartje memiliki kondisi yang dikenal sebagai steatopygia, yaitu terdapat penumpukan lemak yang besar di sekitar pantat dan alat kelamin. Sartje kemudian ditampilkan di seluruh Eropa, kadang-kadang sampai 11 jam sehari dan kebanyakan dalam keadaan telanjang, agar pengunjung bisa melihat fisiknya yang berbeda.

Setelah meninggal akibat menderita cacar, tubuh perempuan malang itu dibedah. Kemudian, tengkorak dan beberapa bagian lain tubuhnya diambil dan dijadikan koleksi.

5. Bahkan, anak-anak juga ditampilkan

Perlakukan tidak manusiawi ini membunyikan 'alarm' para pemuka agama. Sejumlah pendeta terkemuka blak-blakan tentang apa yang mereka pandang sebagai sikap tidak hormat yang mengerikan. Pendeta kulit hitam, James H. Gordon, pengawas dari Howard Colored Orphan Asylum di Brooklyn, New York, adalah salah satu penentang paling vokal dari pameran tersebut. “Ras kami, kami pikir, sudah cukup tertekan, tanpa memperlihatkan salah satu dari kami bersama kera,” tulisnya. "Kami pikir kami layak dianggap manusia, dengan jiwa."

6. Dbujuk, diambil paksa, lalu sulit untuk kembali ke tanah kelahiran

Memang tidak ada jeruji besi untuk mencegah mereka meloloskan diri, tetapi sebagian besar, terutama yang dibawa dari benua asing, tidak punya tempat lain untuk dituju. Mereka juga tidak tahu cara kembali ke tanahnya secara mandiri. 

Dibentuk di “desa etnis” tiruan, masyarakat adat diminta untuk melakukan tugas-tugas sehari-hari yang khas, memamerkan keterampilan “primitif” seperti membuat perkakas batu, dan ritual pantomim. Dalam beberapa pertunjukan, pemain pribumi terlibat dalam pertempuran palsu atau uji kekuatan.

7. Brussels World’s Fair dan berakhirnya era human zoo

Hingga pertengahan abad ke-20, praktik kebun binatang manusia masih terus ada. Pada tahun 1958, Brussels World’s Fair di Belgia menampilkan suatu pertunjukan tentang Desa Kongo. Tapi, pada tahun tersebut, minat pada kebun binatang manusia telah memudar dengan munculnya film, karena orang-orang dapat memuaskan rasa penasaran mereka akan negeri asing melalui televisi.

Mengutip dari laman Canadian Broadcasting Corporation, pada saat Brussels World’s Fair , gagasan tentang kebun binatang manusia menjadi dianggap tidak menyenangkan lagi bagi sebagian orang dan telah dilarang di sebagian besar negara. Tapi kabar buruknya, sebanyak 297 orang Kongo asli tewas dalam Brussels World’s Fair.

Demikianlah beberapa fakta kelam seputar kebun binatang manusia yang populer pada era kolonial. Human zoo dengan cepat dianggap memalukan dan menjadi sesuatu yang tidak ingin diingat orang Amerika.

Disclaimer: Artikel ini telah terbit di idntimes.com, dengan judul "5 Fakta Kelam Kebun Binatang Manusia, Hiburan 'Gila' pada Zaman Dulu".

  • Share Artikel

TOPIC

trending

Trending

This week's horoscope

horoscopes

... read more

See more horoscopes here

























© 2024 Popbela.com by IDN | All Rights Reserved

Follow Us :

© 2024 Popbela.com by IDN | All Rights Reserved