Desa Budaya Gamcheon sempat menjadi bahan pembicaraan hangat masyarakat Indonesia. Bukan merujuk sensasi, melainkan pamor perkampungan wisata melonjak di Indonesia lantaran pernah disambangi oleh Presiden Joko Widodo dan Ibu Negara Iriana di sela-sela kunjungan kerjanya ke Busan, Korea Selatan pada 2019 silam.
Melansir situs resmi Sekretariat Negara Indonesia, Presiden Jokowi menilai bahwa Desa Budaya Gamcheon bisa menjadi inspirasi bagi Indonesia untuk mewujudkan perkampungan budaya yang berisikan kegiatan pemberdayaan ekonomi kreatif untuk masyarakat.
“Saya kira kampung-kampung kita di desa kita mampu membangun seperti ini. Bukan sesuatu yang sulit,” ucap Presiden mengutip dari situs tersebut pada (23/11/2019).
Kisah pilu di balik keindahan Desa Budaya Gamcheon
Situs Visitbusan.net memaparkan bahwa Gamcheon Culture Village atau diartikan sebagai Desa Budaya Gamcheon, dulunya adalah desa penampungan di masa Perang Korea. Letaknya berada di kawasan perbukitan yang mengarah ke laut.
Terlebih pada tahun 1950-an, perkampungan ini merupakan zona bebas perang yang berfungsi sebagai markas perlindungan bagi warga sipil Korea yang telah kehilangan tempat tinggal. Di kampung inilah, mereka berlindung dari hingar bingar peperangan dengan mendirikan bilik-bilik kecil yang kumuh dan jauh dari kata layak.
Pemerintah setempat merevitalisasi Desa Gamcheon menjadi tempat wisata
Roda nasib berputar pada semua penghuni bumi, tak terkecuali Desa Gamcheon. Dalam rangka menggenjot angka wisatawan di Busan, pemerintah setempat pun melakukan revitalisasi total pada Desa Gamcheon sebagai cagar budaya pada tahun 2009. Untuk menarik minat wisatawan, pemerintah juga menambahkan banyak restoran serta kafe lokal sebagai penunjang fasilitas.
Bukan cuma itu saja, pemerintah setempat juga menggandeng para seniman yang turut berkontribusi untuk melukiskan mural dan lukisan indah di setiap sudut Desa Gamcheon. Dari tangga, tembok rumah, dinding, bahkan pilar-pilar di setiap penjuru desa.
Berjulukan Machu Picchu-nya Korea
Dinamakan demikian karena daerah wisata ini memiliki lanskap perumahan bertingkat dan beratapkan warna pastel yang indah. Warna ini serasi dengan langit biru yang cerah yang menyelimuti, sehingga menghasilkan gambaran apik yang bisa menjadi memori tersendiri. Pemandangan ini makin ciamik dengan hadirnya aneka lukisan mural yang mewarnai rumah serta bangunan. Seolah gambar dinding ini membuat Desa Gamcheon tampak hidup dan penuh energik.
Lokasi Desa Budaya Gamcheon
Lokasi Desa Budaya Gamcheon berada di wilayah Busan, tepatnya di Jalan 203 Gamnae 2-ro, Saha-gu. Kamu bisa mengunjungi pedesaan ini dengan naik kereta dari pusat kota Busan dan turun di Stasiun Toseong. Setelah itu, kamu perlu berjalan kaki sepanjang 140 meter ke halte bus di dekat stasiun. Perjalanan dilanjutkan dengan naik Bus Sakha Nomor 1/1-1 dengan tujuan Desa Budaya Gamcheon selama 10-15 menit.
Sebagai catatan, Desa Budaya Gamcheon memiliki dua sub bagian waktu operasional, yaitu Bulan Maret hingga November pukul 09.00 hingga 18.00, dan bulan Desember hingga Februari pukul 09.00 hingga 17.00 waktu setempat.
Kontak yang bisa dihubungi
Ada hal menarik dari Desa Budaya Gamcheon yang jarang dimiliki perkampungan wisata lainnya. Yakni tersedianya hotline travel dengan pilihan empat bahasa; Korea, Inggris, Jepang, dan Tiongkok. Kalau terpikat untuk mampir ke sini, nggak ada salahnya untuk bertanya mengenai informasi yang kamu butuhkan melalui hotline di bawah ini:
- Travel Hotline : +82-2-1330
- Layanan SMS/Kakao Talk: +82-51-204-1444
Kuliner di Desa Budaya Gamcheon
Banyak sekali warung, kafe, atau restoran yang menjajakan berbagai macam makanan, minuman, jajanan khas Korea Selatan di sini. Salah satu rekomendasi kafe yang perlu dikunjungi saat ke Desa Budaya Gamcheon adalah Cafe Avant Garde yang terkenal akan sajian kopi dan bakery-nya yang nikmat.
Interiornya luas dan menawarkan pemandangan estetik berupa perbukitan rumah warga yang menanjak naik. Rumah-rumah yang dilukis dengan dominasi warna biru dan warna pastel ini melahirkan nuansa artistik yang kental dan bergelora. Lokasinya cukup strategis dan bisa dijangkau dengan mudah, yaitu di jalan utama dekat pintu masuk Desa Budaya Gamcheon.
Bisa beli oleh-oleh di sini, lho!
Sebagaimana sebuah kawasan wisata, Desa Budaya Gimcheon juga menjajakan aneka suvenir, snack, dan lokakarya kreasi warga lokal yang bisa kamu boyong sebagai pilihan buah tangan. Untuk menambah keseruan sekaligus meningkatkan daya minat wisatawan, beberapa toko suvenir menyediakan program lokakarya unik, di mana kamu bisa berkreasi membuat suvenir sendiri. Selain sebagai wadah untuk menuangkan kreativitas, program ini bisa menjadi ajang untuk berkenalan dan berinteraksi dengan wisatawan lainnya. Hitung-hitung nambah networking juga, nih!
Hal seru yang bisa kamu lakukan di Desa Budaya Gamcheon
Banyak kegiatan seru yang bisa kamu lakukan di sini. Salah satunya adalah berfoto dengan baju hanbok cantik dengan latar yang estetik. Kamu bisa menyewanya dengan harga terjangkau. Bukan cuma itu saja, spot foto Instagrammable yang tersedia berupa lukisan mural atau berlatar belakang pedesaan. Fasilitas ini tersedia semata-mata ingin meningkatkan pengalaman berkesan bagi para wisatawan.
Setelah puas mengabadikan momen lewat jepretan kamera, kamu bisa mengisi perut di restoran dan kafe lokal yang ada. Tenang saja, di sana terdapat banyak pilihan menu yang variatif dan memggiurkan. Mulai kuliner lokal khas Korea Selatan hingga kuliner western tersedia di sana.
Kalau masih belum puas, kamu bisa melipir ke sasana publik yang berisikan informasi serta sejarah memgenai Desa Budaya Gamcheon. Di antaranya pusat informasi Desa Budaya Gamcheon, Gamnae Eoulteo, Haneulmaru, museum Kecil, toko seni, dan rumah lokakarya.
Itulah informasi seputar hal-hal yang kamu perlu ketahui sebelum mengunjungi Desa Budaya Gamcheon. Tertarik liburan ke sini, Bela?