Film horor-komedi Thailand berjudul Pee Mak, merupakan film yang rilis perdana pada 2013, besutan sutradara Banjong Pisanthanakun.
Film ini mengisahkan Mak (Mario Maurer) yang pergi ke medan perang dan bertemu teman-temannya, Ter, Puak, Shin, dan Aey, yang nyawanya dia selamatkan. Setelah perang usai, Mak kembali ke rumahnya di kota Phra Khanong dan memperkenalkan mereka kepada istrinya yang cantik bernama Nak dan bayi laki-lakinya yang baru lahir bernama Dang.
Sayangnya, saat Mak ke medan perang, Nak meninggal ketika melahirkan Dang. Ketika pulang, Mak mendapati istrinya masih hidup, sedangkan desas-desus Nak dan Dang meninggal menyebar di desa. Teman-teman Mak yang curiga bahwa Nak dan Dang menjadi hantu pun berusaha menyadarkan Mak.
Kisah di atas bukan sembarang fiksi saja lho, Bela. Cerita di film Pee Mak ini berdasarkan kisah urban legend Mae Nak Phra Nakong. Saat ini, Mae Nak sudah memiliki kuil sendiri yang terletak di pinggir kanal Phra Khanong di Bangkok.
Mengenal sejarah Kuil Mae Nak dan kisah cinta tragisnya
Mengutip Coconuts Bangkok, pada abad ke-18 di wilayah Bangkok, Thailand, terdapat sepasang suami istri yang hidup bahagia. Sayangnya kisah cinta mereka berakhir tragis.
Mak, sang suami, meninggalkan istrinya yang sedang hamil, pergi ke medan perang. Namun, saat Mak di medan perang, Nak meninggal setelah melahirkan buah hati mereka.
Jasad Nak pun dimakamkan di kompleks kuil Wat Mahabut yang masih berdiri kokoh sampai saat ini. Namun, karena rasa cintanya yang besar kepada Mak, membuatnya menjadi arwah penasaran dan sering menampakkan diri berwujud manusia.
Dengan wujud manusianya, Nak menunggu kepulangan suaminya pulang dari berperang. Sepulangnya dari medan perang, Mak tidak tahu bahwa istrinya sudah meninggal dan ia malah disambut oleh sang istri beserta anak mereka. Ia menyangka Nak dan Dang masih ada dan hidup bahagia bersama keluarga kecilnya.
Mak yang terbiasa hidup dengan 'istrinya' ini pun kerap membuat tetangga heran, karena Mak beraktivitas layaknya keluarga padahal ia hanya tinggal sendiri.
Para tetangganya pun memberitahunya bahwa Nak dan anaknya sebenarnya sudah meninggal. Mak awalnya hanya mengganggap hal itu sebagai rumor, sampai ia menyaksikan sendiri tangan istrinya memanjang dari lantai dua rumah hingga ke tanah.
Mak yang kaget, lari ke kuil untuk meminta pertolongan biksu untuk menenangkan arwah istrinya. Arwah Nak pun berhasil ditenangkan oleh biksu bernama Somdej Phra Buddhacarya dengan memotong sebagian tulang dahinya dan jasadnya dikremasi.
Sebagai bentuk penghormatan pada Nak, pemerintah membangun kuil Mae Nak yang berlokasi di Wat Mahabut. Sampai saat ini, masih banyak masyarakat datang ke kuil ini untuk berdoa ataupun meminta petunjuk hidup.
Menjadi destinasi religi favorit wisatawan
Melansir thailandfoundation.or.th, sampai saat ini banyak orang mendatangi Kuil Mae Nak di Wat Mahabut. Selain untuk berwisata, banyak pengunjung yang datang ke kuil untuk meminta keberkahan, keselamatan dan perlindungan. Banyak tentara atau prajurit militer yang datang ke tempat ini menjadikan Nak sebagai Dewi Pelindung bagi para prajurit yang akan berperang.
Kuil ini juga di kalangan masyarakat yang berharap agar tidak terpilih mengikuti wajib militer Thailand. Mengutip dari coconuts.co, banyak pula ibu hamil yang mendatangi kuil ini dan berdoa agar proses kelahiran diberi kemudahan.
Terdapat patung kayu perempuan berambut panjang sebagai representasi dari Nak di dalam Kuil Mae Nak. Tak hanya patung kayu, terdapat juga representasi Nak dalam bentuk lukisan-lukisan menggambarkan sosok Nak. Ada pula pakaian yang tergantung di sekeliling Nak yang menjadi pakaian ganti untuk patung tersebut.
Di ruang tengah kuil, uniknya terpampang TV yang menyala selama 24 jam. Menurut warga lokal, TV ini jadi hiburan bagi Nak agar tidak kesepian. Maka dari itulah, TV ini tidak pernah mati.
Lokasi Kuil Mae Nak mudah dijangkau, sekitar 32-34 kilometer (km) dari Bandara Internasional Don Mueang, dengan waktu tempuh kira-kira hampir satu jam. Untuk masuk ke kuil, pengunjung bisa melewati pasar terlebih dahulu.
Banyak wisatawan membawa karangan bunga, kosmetik, mainan, popok dan susu bayi untuk seserahan bagi Nak dan anaknya. Ketika berkunjung kuil, wisatawan harus berjaga sikap dan menaati aturan. Salah satunya berlaku sopan dan dilarang mengambil foto dalam spot tertentu.
Kisah Mae Nak ini sungguh menyedihkan dan membuat hati terenyuh. Dari kisah ini, kita bisa melihat bagaimana cinta bisa memberikan kebahagian sekaligus memberikan kesedihan mendalam bagi Nak kepada suaminya. Berani datang ke Kuil Mae Nak, Bela?