Apa yang ada di benakmu ketika mendengar profesi travel blogger? Mungkin banyak orang memimpikan bisa memiliki pekerjaan seperti ini. Di mana lagi kita kerja dan mendapatkan uang, sekaligus bisa liburan ke tempat-tempat keren di seluruh dunia? Tentu hampir semua orang menginginkannya.
Eits, tapi tunggu dulu! Rupanya nggak semuanya seindah apa yang dibayangkan, lho. Menjadi travel blogger memang menyenangkan, namun butuh semangat dan komitmen yang kuat. Kesehatan fisik pun menjadi hal utama yang harus diperhatikan. Pasalnya, mendatangi beberapa destinasi wisata cukup melelahkan dan menguras tenaga.
Berbicara tentang travel blogger, nama Marischka Prudence tentu sudah nggak asing di telinga. Mantan jurnalis di stasiun televisi swasta ini sukses membangun citra sebagai travel blogger Tanah Air yang memiliki personality cukup kuat. Perempuan yang akrab disapa Prue ini nggak hanya mendapatkan kepuasan visual saat berwisata, tapi juga perubahan positif sejak menjadi travel blogger. Lalu, apa yang membuat Prue berani meninggalkan profesinya sebagai jurnalis untuk menjadi travel blogger? Dan seperti apa suka duka yang dirasakan Prue selama ini? Simak cerita lengkapnya bersama Popbela dalam #IAMREAL edisi “Journey Issue” berikut ini!
Menjadi pionir di dunia travel blogger
Sebelum menjadi travel blogger, Marichka Prudence merupakan seorang jurnalis di sebuah televisi swasta. Selain menjadi reporter berita, Prue juga sempat ditunjuk untuk melakukan liputan dalam program wisata. Dari sinilah, Prue mulai jatuh cinta pada dunia traveling dan menulis pengalamannya selama bepergian. Akhirnya, di tahun 2010 Prue memulai dunia blogging dengan konten yang terbilang sedikit. Dua tahun kemudian, Prue pun mantap untuk keluar dari pekerjaannya dan memilih fokus menjadi travel blogger. Padahal, saat itu dunia blogger jarang dilirik dan masih sepi pengunjung. Lalu, mengapa Prue mantap untuk menjadi seorang travel blogger?
“Karena aku sudah senang nulis, blog juga sudah mulai aku isi. Aku berpikir, ‘Gimana ya caranya aku bisa di dunia travel, tapi nggak harus muncul di tv?’. Akhirnya aku putuskan untuk resign dari kantor. Walaupun saat itu (di tahun 2011-2012) blog kan belum umum ya. Orang belum tahu kalau dari blog itu bisa dapat duit. Akhirnya September 2012 aku resign, terus full di blogging,” cerita Prue selepas pemotretan #IAMREAL.
Pertama kali menjalani profesi barunya ini, Prue harus merogoh koceknya sendiri untuk traveling dan mengisi konten di blog pribadinya. Rupanya, perempuan asal Bandung ini memang sudah menyiapkan tabungan sebelum memutuskan untuk berhenti dari pekerjaannya. Beruntung, nggak perlu waktu lama Prue mulai mendapat berbagai tawaran di bidang pariwisata. Mulai dari menulis, menjadi juri, hingga membuat konten dari klien. Perlahan tapi pasti, Prue pun mendapatkan hati para pecinta wisata.
Jatuh cinta pada dunia diving
Jika melihat Instagram Prue, kita akan melihat foto-foto ciamiknya saat bepergian ke sejumlah tempat. Nggak heran jika banyak netizen menyukai setiap unggahannya. Lihat saja, Instagram Prue sudah memiliki jumlah pengikut yang cukup banyak, yakni mencapai 109 ribu followers! Selain itu, Prue juga merupakan salah satu travel blogger yang jatuh cinta pada dunia diving, lho! Bahkan, diving merupakan salah satu alasannya berpindah ke dunia travel.
Bisa menguasai teknik menyelam tentu bukanlah hal yang mudah. Prue harus menjalani pelatihan hingga akhirnya mendapat sertifikasi menyelam pada tahun 2010. Menurut Prue, diving memang memiliki risiko besar karena nyawa kita tergantung dengan alat. Namun selama prosedurnya dilakukan dengan benar, diving bukanlah hal yang berbahaya. Justru, diving menjadi kegiatan yang sangat mengasyikan. Nggak heran deh jika kini Prue selalu menyempatkan diri untuk diving bersama teman-temannya yang lain.
“Aku menemukan banyak teman-teman yang suka diving juga. Yang sama-sama baru pada bisa diving. Dan banyak yang masih jomblo ya, jadi belum ada beban menanggung siapa-siapa. Ya sudah, tahun 2013 kita sering banget diving, hampir tiap bulan pergi diving. Dari situ aku merasa, ‘Oh my God, diving benar-benar gila!’. Sampai mikir aku kayaknya nggak bakal berhenti (diving),” ungkap perempuan yang jatuh cinta pada Pulau Misool, Papua Barat.
Perubahan positif yang dirasakan Prue setelah jadi travel blogger
Meski terlihat menyenangkan, sebenarnya banyak suka duka yang dirasakan Prue sebagai travel blogger. Misalnya, mencari data yang lengkap, memfoto dengan angle terbaik, serta membuat artikel sesuai deadline yang telah ditentukan oleh klien.
“Kita nggak bisa jalan ke suatu tempat yang keren banget, tapi kita nggak mau ke sana karena alasan capek atau apa. Kita harus commit, kita datang ke situ dan kita ‘liput’ dengan style masing-masing. Dan setelah itu pun masih ada tanggung jawab. Kita masih harus bikin artikel, foto, dan segala macam,” jelas Prue.
Meski demikian, banyak hal positif yang bisa ditemukan Prue saat pergi ke tempat-tempat yang belum terjamah teknologi modern. Perempuan kelahiran 27 Juli 1984 ini merasa banyak perubahan yang ia rasakan setelah menjadi travel blogger. Salah satunya ialah bertambahnya rasa syukur akan hal-hal kecil.
“Perubahannya jadi lebih santai, jadi lebih menghargai hal-hal kecil. Apalagi saat traveling kan apa saja bisa kejadian, kita melihat banyak perbedaan jadi lebih toleransi. Kita juga bisa jadi lebih santai karena nggak semua tempat kita bisa dapat apa yang kita mau. Jadi aku merasa sih berubahnya mostly positif ya. Kita dapat pengalaman—terutama kalau traveling ke tempat-tempat yang bukan kota-lah ya—di situ kita benar-benar bisa engage, kita bisa melihat orang-orangnya, kita berkomunikasi, kita mensyukuri apa yang kita punya,” beber sulung dari 3 bersaudara ini.
Tips jadi travel blogger a la Marischka Prudence
Nah, untuk kamu yang ingin menjadi travel blogger, Prue memberikan tips suksesnya, nih! Hmm... kira-kira apa saja ya tips dan trik agar bisa sukses seperti dirinya?
“Pertama, ketahui dulu apakah kamu mau jadi travel blogger? Karena dilihatnya menyenangkan, tapi sebenarnya ini bukan profesi untuk semua orang. Kalalu kamu tipe orang yang butuh sesuatu yang pasti, ini bukan bidangnya,” ungkap perempuan yang sering ganti warna rambut ini.
“Yang kedua, harus totalitas. Jadi kalau benar-benar ingin jadi travel blogger, ya sudah beneran jalan, beneran ambil foto, beneran nulis. Kamu commit di situ. Dan yang terakhir, jadilah diri sendiri. Klise sih cuma aku ngerasa blogger atau influencer itu bisa dilihat dan disenangi orang-orang atas apa yang kita lakukan, salah satunya karena personality kita. Jadi jangan ditutupi personality kita,” tutup Prue.
Photo Credit:
Photographer: Yohan Liliyani
Makeup & Hair: Shella & Sari / Hello Beauty
Stylist: Geofanny Tambunan
Fashion Editor: Michael Richards
Wardrobe: kemeja gaun Garlent, kemeja outer dan belt milik stylist, sepatu dan topi milik model