Palembang memang tak hanya menarik wisatawan dengan Jembatan Ampera. Karena, terdapat wisata berupa Pulau Kemaro yang makin ramai pengunjung tiap tahunnya. Apalagi, dengan adanya perayaan Cap Go Meh di Pulau Kemaro yang biasanya kerap digelar sangat meriah.
Keindahan Pulau Kemaro terbukti membuat wisatawan lokal hingga mancanegara tertarik untuk berkunjung ke tempat yang berlokasi di tengah aliran Sungai Musi ini. Kalau kamu tertarik pula ingin menikmati liburan di Pulau Kemaro, maka bisa menyimak dulu informasinya berikut ini, Bela!
Lokasi wisata Pulau Kemaro
Kalau melihat keberadaan Pulau Kemaro, terletak di tengah aliran Sungai Musi. Mengenai alamat lengkapnya berada di 1 Ilir, Kecamatan Ilir Tim. II, Kota Palembang. Biasanya, pengunjung bisa menempuh jarak sekitar 11 KM dari Dermaga Benteng Kuto Besak menuju Pulau Kemaro.
Sedangkan, kalau berangkat dari Jembatan Ampera jaraknya hanya sekitar 6 KM. Pulau ini memang tidak terlalu besar, karena luasnya kurang lebih hanya 30 hektar dan dihuni ratusan orang saja. Namun, Pulau Kemaro selalu terlihat ramai karena dipadati oleh wisatawan.
Jam buka dan HTM Pulau Kemaro
Pulau Kemaro buka setiap hari, mulai pukul 09:00 WIB sampai 19:00 WB. Wisatawan yang berkunjung ke Pulau Kemaro bisa masuk secara gratis, sehingga hanya perlu menyiapkan biaya untuk menyebrangi Sungai Musi.
Cara menuju ke Pulau Kemaro
Agar bisa sampai ke Pulau Kemaro, memang tidak bisa menggunakan jalur darat. Karena hanya ada dua cara pergi ke Pulau Kemaro, yaitu dengan menaiki kapal sewa (ABK) melalui Dermaga Benteng Kuto Besak atau lewat Dermaga Pabrik Udang PT Lestari Magris. Ongkos pergi-pulang mulai dari Rp50 ribu sampai Rp100 ribu per orang.
Kapal yang melayani rute dari Palembang - Pulau dengan jarak 6,5 km tersebut biasanya memakan waktu antara 25-35 menit. Selain kapal fery, kamu bisa menyewa kapal ketek (perahu kecil milik nelayan) jika ingin meminimalkan budget.
Keindahan Pagoda Menara 9 di Pulau Kemaro
Salah satu daya tarik Pulau Kemaro, terletak pada bangunan pagoda di bagian tengah pulau. Keberadaan pagoda tersebut, arsitekturnya terkenal sangat mirip dengan pagoda di Negeri Tirai Bambu, Jepang. Jika melihat sisi-sisi dinding pagoda sembilan lantai ini, seperti menggambarkan legenda Pulau Kemaro.
Pengunjung bisa melihat bagian atas pagoda, yang terdiri dari tempat ibadah umat Buddha dan sering digunakan masyarakat etnis Tionghoa. Sehingga, tak mengherankan bila pagoda ini ramai dikunjungi menjelang hari raya Imlek atau hari raya Buddha lainnya. Bahkan, beberapa ruangan di dalam pagoda juga sering digunakan para peserta festival Imlek untuk menginap.
Pohon Cinta yang ikonik di Pulau Kemaro
Selain Pagoda Menara 9, ada pula Pohon Cinta yang selalu dikunjungi wisatawan. Saat berada di Pohon Cinta, biasanya pengunjung yang berpasangan selalu menuliskan nama mereka berdua di atas secarik kertas. Kemudian, kertas tersebut akan ditempelkan di sela-sela pohon sembari memohon restu agar hubungan keduanya langgeng sampai akhir hayat.
Pohon Cinta ini diketahui sebagai simbol keabadian cinta antara Tan Bun An dan pasangannya, Siti Fatimah. Sayangnya, pohon tersebut tak lagi bisa disentuh pengunjung. Sebab sejak September 2020, aksesnya sudah dibatasi dengan memasang sebuah pagar pembatas.
Ada bangunan Klenteng Hok Tjing Bio
Jika melihat di samping pagoda, ada klenteng Hok Tjing Bio yang lebih populer disebut klenteng Kwan Im. Di depan klenteng yang dibangun tahun 1962 ini, terdapat makam Tan Bun An, Siti Fatimah, dan pengawalnya yang dipercaya sebagai asal usul terbentuknya Pulau Kemaro.
Makam Raja Tan Bun An dan Ratu Siti Fatimah
Pulau Kemaro memang tersohor dengan kisah romantis tentang pasangan sejoli, yaitu Tan Bun An dan Siti Fatimah. Menurut cerita rakyat, pangeran dari Kekaisaran Tiongkok itu jatuh hati kepada seorang putri Kerajaan Sriwijaya. Lalu, kisah mereka berujung pahit lantaran tak bisa sampai ke pelaminan.
Tepat di bagian area depan klenteng, terdapat makam keduanya bersama para prajurit yang setia. Wisatawan biasanya datang ke sini untuk berziarah. Sekaligus mengetahui seluk beluk legenda Raja Tan Bun An dan Ratu Siti Fatimah yang tetap terawat.
Perayaan festival Cap Go Meh di Pulau Kemaro
Kalau bicara kunjungan wisatawan ke Pulau Kemaro, selalu meningkat pada perayaan Festival Cap Go Meh yang biasanya diadakan setelah Imlek. Wisatawan yang berkunjung tak hanya berasal dari Palembang, tetapi juga negeri seperti turis Malaysia, Singapura dan Tiongkok.
Di festival malam ke lima belas setelah Imlek, biasanya akan digelar beberapa atraksi budaya yang menarik untuk ditonton. Mulai dari doa bersama di klenteng, parade, arak-arakan penampilan barongsai dan beberapa pertunjukan budaya Tionghoa.
Itulah, informasi yang bisa kamu ketahui sebelum berlibur ke Pulau Kemaro. Jadi, tertarik untuk berkunjung, Bela?