Mendaki gunung masih sering dikaitkan dengan kegiatan laki-laki yang berbahaya. Kenyataannya, akhir-akhir ini terlihat semakin banyak perempuan yang menggeluti kegiatan ini. Melansir dari EIGER Adventure Service Team (EAST) menunjukkan bahwa hampir 55% pendaki saat ini adalah perempuan.
Pada dasarnya, ada empat kemampuan yang harus dimiliki petualang, yaitu kemampuan teknis, kebugaran, kemanusiaan, dan pemahaman lingkungan. Lebih lanjut tentang kemampuan tersebut, simak selengkapnya berikut ini.
1. Kenali bahaya objektif dan subjektif dalam perjalanan
"Sebagai seorang petualang, tekad merupakan hal paling penting. Semangat saja tidak cukup," ungkap Iwan 'Kwecheng' Irawan, salah satu World Seven Summiter asal Indonesia seperti dikutip dari rilis yang diterima Popbela.
Dalam acara Women Adventure Camp (WAC) 2021 yang diadakan oleh EIGER, pria yang akrab disapa Kang Kwecheng itu menekankan bahwa tekad harus diimbangi dengan pengetahuan tentang kegiatan luar ruang, khususnya mengenai jenis-jenis bahaya.
Kang Kwecheng menjelaskan, ada dua jenis bahaya dalam kegiatan luar ruang, yaitu bahaya objektif dan subjektif. Bahaya objektif merupakan bahaya yang diakibatkan oleh faktor alam seperti ketinggian, cuaca, oksigen, medan, dan curah hujan. Sedangkan, bahaya subjektif merupakan bahaya yang diakibatkan oleh faktor manusia atau keterbatasan Sumber Daya Manusia.
2. Tetap menjaga higienitas dalam berkegiatan luar ruang
Salah satu materi yang menarik perhatian peserta WAC 2021 adalah bagaimana pendaki perempuan tetap dapat menjaga higienitas selama berkegiatan. Materi yang disampaikan oleh dr. Ratih Citra Sari, yang merupakan lulusan Wilderness Medicine di Stanford University ini menitikberatkan pada menjaga kebersihan organ intim perempuan.
"Masih banyak pendaki perempuan yang abai dengan higienitas saat berkegiatan dengan berbagai alasan. Padahal jika tidak diperhatikan sejak dini, hal ini dapat berdampak besar di kemudian hari, seperti vaginitis atau infeksi vagina, hingga sulitnya memiliki keturunan," jelas Ratih.
Hal utama dalam menjaga higienitas adalah selalu mengganti pakaian dalam sebelum tidur dan membasuh organ intim dengan air setidaknya 1x sehari, bukan menggunakan tisu basah. Selain itu, Ratih juga menjelaskan, dengan melakukan dua hal sederhana ini, para perempuan sudah mengurangi kemungkinan infeksi di area luar dan dalam organ kewanitaan.
Hal lain yang harus diperhatikan para pendaki perempuan adalah sampah pembalut. Dalam penjelasannya, Ratih menekankan untuk selalu membawa turun sampah pembalut selama berkegiatan.
3. Menyiapkan perbekalan yang ramah lingkungan
Tips lainna yang harus diperhatikan saat mendaki gunung datang dari Siska Nirmala, travel blogger dengan nama akun Instagram @Zerowasteadventure. Dalam pemaparannya, Siska mengatakan untuk menyiapkan materi perbekalan yang ramah lingkungan saat mendaki gunung.
Ketika mendaki gunung, Siska sebisa mungkin menghindari makanan kemasan dan menggantinya dengan buah-buahan, sayur, atau bahan masakan lain yang dibungkus dengan kotak atau tas jaring untuk menjaga ketahanannya. Tidak hanya mengganti makanan kemasan, Siska kemudian memilah sampah yang dihasilkan untuk dijadikan kompos ataupun diberikan ke bank sampah untuk sampah-sampah yang tidak dapat terurai.
"Meskipun masih banyak orang yang melihat ini kegiatan yang rumit, namun jika sudah terbiasa, justru perjalanan jadi lebih simple dan sederhana. Kuncinya adalah perencanaan perjalanan," ujar Siska.
4. Pahami outfit yang aman dan nyaman bagi pendaki perempuan
Terakhir dan tak kalah penting adalah pilih outfit yang aman dan nyaman saat mendaki. Jangan lupa untuk membawa baju hangat untuk mengantisipasi cuaca yang ekstrem saat berada di atas nanti.
Pada dasarnya, ada tiga layer outfit yang harus diketahui para pendaki, yaitu base layer, mid layer dan outer layer. Ketiga layer ini memiliki manfaatnya masing-masing dan penting untuk menjaga suhu dan kondisi tubuh saat mendaki gunung. Jangan lupa persiapkan outfit ini demi keamanan dan kenyamanan kamu, ya!
Selain tips di atas, hal penting lainnya adalah menjaga kondisi tubuh agar selalu fit. Mendaki gunung membutuhkan tenaga ekstra karena kamu akan menghabiskan waktu berhari-hari di luar ruangan dengan kondisi cuaca yang tak menentu. Jangan memaksakan diri jika memang sedang merasa tidak baik-baik saja karena keselamatanmu jauh lebih penting.