Setiap negara memiliki kekayaan alam dan potensi wisata yang dapat dimanfaatkan untuk kesejahteraan warganya. Namun, karena satu dan lain hal (seperti konflik dan cuaca yang ekstrem), kekayaan alam dan potensi wisata tidak dapat dimanfaatkan. Hal ini kemudian berpengaruh terhadap pendapatan setiap warga di negara tersebut.
Semakin kecil pendapatan seseorang di sebuah negara, maka semakin kecil pula pendapatan produk domestik bruto (PDB) per kapita. Karena hal ini, maka kebanyakan warga dari negara dengan PDB per kapita yang rendah hidup di bawah garis kemiskinan.
Pada tahun 2023, International Monetary Fund (IMF) telah merilis daftar negara termiskin di dunia dengan pendapatan per kapita yang paling sedikit. Negara apa saja? Simak selengkapnya berikut ini.
1. Sudan Selatan
Pendapatan per kapita: US$516/Rp8 juta
Mungkin, kita sebagai pembaca tentu miris dengan hasil data IMF ini. Sudan Selatan menjadi negara termiskin 2023 nomor satu, padahal negara berpenduduk 11 juta jiwa itu memiliki cadangan minyak bumi yang melimpah. Konflik, korupsi, dan kesenjangan yang begitu tinggi, membuat minyak bumi di sana tidak terolah dengan baik.
Padahal, melansir dari Forbes, pendapatan ekonomi Sudan Selatan di tahun 2023 ini naik sekitar 5,8%. Tapi, inflasi tersebut lebih tinggi lagi, yakni 27%. Tentu hal ini menyulitkan masyarakatnya untuk hidup lebih layak.
Masyarakat Sudan Selatan kebanyakan hidup sebagai petani. Namun, kondisi cuaca yang ekstrem dan kekeringan yang parah, membuat para petani harus sering menerima gagal panen. Akibatnya, kelaparan juga sering terjadi di negara ini.
2. Burundi
Pendapatan per kapita: US$891/Rp13,8 juta
Belakangan negara Burundi tengah dibahas di TikTok karena segala keterbatasan, serta kegiatan Sang Ibu Negara yang menjadi sorotan. Pada tahun 2023 ini, Burundi menempati posisi kedua sebagai negara termiskin di dunia. Lokasi negara yang terkurung daratan, tak ada sumber daya alam, serta perang saudara selama 12 tahun menjadi penyebabnya.
Masyarakat Burundi hidup dengan bergantung kepada pertanian sub-sisten atau proses bertani dalam jumlah kecil yang hasil panennya hanya cukup untuk diri sendiri dan keluarga. Namun, akses terhadap sanitasi dan air bersih yang rendah tak jarang membuat mereka gagal panen.
Presiden Burundi, Evariste Ndayishimiye telah melakukan berbagai upaya untuk meningkatkan ekonomi mereka kembali. Salah satunya, menjalin hubungan diplomatik dengan Amerika Serikat dan Uni Eropa. Dua negara ini kemudian memberikan bantuan dana, sayangnya inflasi yang menyentuh angka 16% di sini membuat pertumbuhan ekonomi benar-benar berjalan begitu lamban.
3. Republik Afrika Tengah
Pendapatan per kapita: US$1.127/Rp17,5 juta
Republik Afrika Tengah memiliki kekayaan berupa emas, minyak, uranium dan berlian. Sayangnya, hal ini justru berbanding terbalik dengan keadaan masyarakatnya yang begitu miskin. Republik Afrika Tengah bahkan sudah masuk ke dalam daftar negara termiskin sejak lebih dari satu dekade dan sepertinya akan sulit keluar dari daftar tersebut karena pertumbuhan ekonominya yang begitu lambat.
Perang di Ukraina pada tahun 2023 ini menjadi salah satu penyebab tingginya inflasi di Republik Afrika Tengah. Banjir yang ekstrem dan kekeringan akut menambah parah kondisi ekonomi di negara ini.
4. Somalia
Pendapatan per kapita: US$1.374/Rp21,3 juta
Konflik dan masalah yang berkepanjangan menjadi penyebab Somalia masuk ke dalam negara termiskin di dunia tahun 2023. Mulai dari pandemi COVID-19 yang kemudian mengisolasi negara ini, adanya banjir besar, hingga serangan belalang yang belum pernah ada sebelumnya.
Masalah tak berhenti sampai di situ, perang Ukraina-Rusia kemudian berdampak pada berhentinya ekspor gandum ke Ukraina. Hal ini membuat masyarakat Somalia kekurangan pemasukan, sehingga anak-anak mereka banyak yang menderita gizi buruk. Konflik di dalam negara, yakni pemberontakan oleh masyarakat Muslim untuk menggulingkan pemerintah pusat, semakin menambah daftar panjang masalah di negara ini.
5. Kongo
Pendapatan per kapita: US$1.474/Rp22,8 juta
Meski telah merdeka dari Belgia sejak tahun 1960, Kongo tak pernah lepas dari masalah politik dan kekerasan hingga hari ini. Kediktatoran pemerintahnya dan kekerasan yang telah terjadi selama lebih dari empat dekade membuat Kongo masih terus berada dalam daftar negara termiskin di dunia.
Melansir dari catatan World Bank, sebanyak 76 juta dari 97 juta populasi penduduknya hanya memiliki pendapatan sekitar US$2 atau Rp46 ribu per hari. Padahal, kini Kongo telah menjadi produsen kobalt terbesar di dunia. Namun, sepertinya hal tersebut belum mampu menaikkan pendapatan dan ekonomi masyarakatnya.
6. Mozambik
Pendapatan per kapita: US$1.556/Rp24,1 juta
Negara bekas jajahan Portugis ini dikenal sebagai negara yang kaya akan sumber daya alam dan letaknya yang cukup strategis. Dikenal memiliki pantai yang eksotis, Mozambik sebetulnya menyimpan potensi wisata yang menarik. Pertumbuhan ekonomi rata-rata di Mozambil bahkan lebih dari 7% dalam kurun waktu sepuluh tahun terakhir.
Sayangnya, konflik yang disebabkan oleh pemberontak Islam di negara ini sejak tahun 2017 membuat utang negara membengkak. Meski begitu, pertumbuhan ekonomi di tahun ini mampu mencapai 5% dan Mozambik juga mampu menekan inflasi.
7. Niger
Pendapatan per kapita: US$1.600/Rp24,81 juta
Memiliki wilayah yang terkurung oleh Gurun Sahara dan populasi yang berkembang sangat pesat, membuat Niger berada di dalam daftar negara termiskin di dunia 2023. Selain karena bentang alam yang tidak cukup menguntungkan, bentrokan yang terjadi antara tentara dengan afiliasi ISIS dan Boko Haram telah menyebabkan ribuan orang terpaksa mengungsi hingga tak bisa mencari penghasilan sendiri.
Namun, pada tahun 2021, Niger memiliki presiden baru, yakni Mohamed Bazoum dan ini cukup menjadi titik terang bagi Niger. Sebab, di bawah kepemimpinannya, Niger berhasil mencatat pertumbuhan ekonomi sebesar 11% di tahun 2022 dan 6,1% di tahun ini. Jika angka positif ini terus bertambah, bukan tak mungkin jika Niger tak ada lagi di daftar ini pada tahun-tahun berikutnya.
8. Malawi
Pendapatan per kapita: US$1.682/Rp26 juta
Malawi memiliki bentang alam yang cantik, salah satunya pantai-pantai mereka yang begitu bersih dan biru bisa menjadi daya tarik wisata. Hal tersebut belum dimanfaatkan secara maksimal. Sebab, selama ini, masyarakat Malawi masih bergantung pada pertanian tadah hujan. Padahal, belakangan hujan cukup jarang turun di Malawi yang berakibat pada kerawanan pangan yang tinggi. Pada tahun ini, pertumbuhan Malawi hanya 0,8% dengan tingkat inflasi 24%, negara tersebut terus berusaha untuk memperbaiki perekonomian mereka.
9. Chad
Pendapatan per kapita: US$1.787/Rp27,71 juta
Memiliki cadangan minyak terbesar kesepuluh di Afrika tak lantas membuat Chad menjadi negara kaya. Hal ini justru sebaliknya. Keuntungan dari penjualan minyak mentah tersebut bukan digunakan untuk kesejahteraan rakyat. Sejak tahun 2003, keuntungan tersebut dihabiskan oleh penguasa otokratis Chad, Idriss Deby untuk memerangi pemberontakan dan menindak semua masyarakat atau kegiatan yang berbeda pendapat dengannya.
Pada tahun 2021, Idriss Deby terbunuh dan kekuasaan diambil alih sementara oleh anaknya, Mahamat Idriss. Sampai saat ini pun belum ada perubahan signifikan, khususnya di sektor ekonomi.
10. Liberia
Pendapatan per kapita: US$1.788/Rp27,72 juta
Banyak yang berekspektasi tinggi saat George Weah, mantan atlet sepak bola terpilih menjadi Presiden Liberia di tahun 2018. Sayangnya, tahun-tahun pertama George Weah menjabat sebagai presiden, negara ini dihantam oleh berbagai masalah bertubi-tubi. Mulai dari inflasi yang tinggi, pengangguran, dan pertumbuhan ekonomi ke arah negatif.
Namun, perlahan Liberia mulai bangkit. Pelan-pelan, pertumbuhan ekonomi bergerak ke arah positif. Dimulai dari tahun 2020, Liberia mengalami pertumbuhan sebanyak 3%. Lalu, 5% di tahun 2021, dan 4,8% di tahun 2022.
Itulah tadi negara termiskin di dunia tahun 2023. Ada lagi fakta menarik tentang negara-negara ini yang kamu tahu?