Ada yang bilang, "Traveling-lah, maka kamu akan menemukan dirimu sendiri dalam perjalananmu." Ada yang bilang, "Pergilah agar kamu dapat melihat dunia lebih luas, dan kamu akan semakin mengenal dirimu sendiri." Pun, ada yang mengatakan, "Jelajahi bumi dan kamu akan melihat banyak hal dari sudut pandang yang lebih berbeda." Benarkah traveling memiliki dampak yang sehebat itu pada diri seseorang, Bela?
Traveling, pada sebagian orang, memang membawa pengaruh baik pada dirinya, yang berdampak pada kehidupannya secara keseluruhan. Namun sebagian lainnya, belum tentu merasakan hal yang sama. Mereka bisa saja pergi menyebrangi lautan dan mendaki pegunungan tertinggi, tapi tetap merasa hampa alias nggak merasa sebuah perubahan dalam dirinya. Mengapa bisa? Melansir dair TripZilla, ini alasannya:
1. Dunia nggak dapat mengubah seseorang
Sebenarnya, cukup berbahaya untuk meyakini kalau kamu dapat menemukan jati dirimu dengan traveling ketika merasa 'tersesat'. Benar jika jalan-jalan itu dapat membuka wawasan dan hati, memberikan pengalaman baru serta membawamu pada perbedaan serta keunikan dunia yang belum pernah kamu lihat sebelumnya. Namun, ada perbedaan antara mengetahui dan memaknai atas hal yang kamu lalui itu.
Pada dasarnya, traveling nggak benar-benar membantu perubahan pada diri seseorang. Melainkan, ia perlu membuka dirinya untuk menerima pengalaman baru yang akan ia lalui. Dengan kata lain, ia perlu menyingkirkan keraguan dalam dirinya. Seseorang bisa saja sering bertualang ke tempat mana pun, namun masih merasa kurang nyaman dengan dirinya sendiri. Seseorang bisa menghabiskan waktu menyendiri di alam bebas, kemudian pulang dan nggak merasakan dampak apapun. Jadi, apa traveling bisa mengubah seseorang? Sayangnya, nggak selalu seperti itu.
2. Terlalu memikirkan hal-hal kecil
Menemukan diri sendiri terkadang bukan sesuatu yang bisa dilakukan dengan direncanakan secara mendetail dan teratur. Kamu nggak bisa mengatur kalau perjalananmu beberapa hari ke depan akan membawamu menuju jawaban yang selama ini kamu cari. Sebaliknya ketika terlalu merencanakan secara detail, kamu nggak membiarkan dirimu menghadapi petualangan perjalanan yang penuh kejutan.
Nggak masalah jika memang lebih suka menyusun jadwal dan kegiatan perjalanan secara rinci. Namun kalau memang menginginkan pengalaman baru dalam traveling, coba untuk nggak membuatnya begitu terkendali. Biarkan dirimu mencari dan menghadapi kejutan-kejutan seru ketika sedang menjelajah di tempat baru. Saat itu terjadi, kamu akan mengetahui seberapa besar kemampuanmu dalam melewati momen-momen nggak terduga, dan semakin mengenal batasan dirimu sendiri.
3. Bepergian untuk memamerkannya pada orang lain
Di era media sosial saat ini, banyak yang traveling semata-mata untuk membangun impresi pada teman-teman di dunia maya. Mereka pergi ke suatu tempat yang indah, mengabadikannya, kemudian mengunggahnya ke akun pribadi untuk menunjukkan pada para follower kalau ia sedang melakukan kegiatan seru dan bahagia. Jika ini yang dilakukan, besar kemungkinan kamu nggak akan menemukan manfaat baik traveling yang kamu cari.
Bukan berarti kamu dilarang untuk mengambil foto liburan dan mengunggahnya di media sosial, Bela. Namun jika tujuanmu traveling adalah untuk menemukan jati diri, perlahan hilangkan kecenderungan dalam hati untuk memamerkan perjalananmu pada orang lain. Ingat, traveling merupakan cara terbaik untuk menjadi diri sendiri, bukan menjadi seperti sosok sempurna yang orang lain harapkan. Jadi, bebaskan dirimu dari pandangan orang lain. Bersikaplah seperti yang kamu inginkan, dan nggak perlu merasa harus mengambil foto yang Instagrammable demi menjaga estetika unggahan.
4. Traveling untuk lari dari tanggung jawab
Traveling memang jadi salah satu alternatif yang ditawarkan ketika kamu merasa terluka dan kecewa. Sebab, perjalanan yang kamu tempuh itu dapat menjadi sebuah penyembuh untuk sakit yang kamu rasakan. Namun, traveling nggak menjadi suatu alasan untuk sembunyi dan lari dari masalah yang kamu hadapi dalam hidup.
Memang, mudah untuk mengatakan, "Ayo pergi dan lupakan semua masalah yang ada." Namun sayangnya, masalah itu akan tetap dan terus ada ketika kamu kembali. Faktanya, masalah tersebut tertahan dalam pikiranmu, bahkan ketika kamu sedang bepergian. Dengan keadaan yang membebani benakmu, akan sulit membuatmu menikmati perjalanan untuk menemukan dirimu sendiri.
5. Perjalanan nggak mengubah seseorang begitu saja
Kamu bisa saja nggak menemukan jati dirimu sendiri saat traveling, dan itu hal yang wajar terjadi. Sebab, bukan perjalanan yang mengubahmu, melainkan pengalaman yang akan kamu lalui. Juga, pelajaran-pelajaran hidup yang akan kamu hadapi itu, nggak selalu dan selamanya datang dalam bentuk perjalanan. Ada yang mendapatkannya dengan mendengarkan musik, memahaminya saat membaca, atau mengetahuinya dari teman terbaiknya.
Jadi ketika kamu merasa perjalananmmu nggak membawamu menemukan diri sendiri, akan selalu ada cara lain yang dapat kamu coba. Hanya, bukan melalui traveling.
Sebagian ada yang dapat menemukan dirinya ketika bepergian. Sebagian lainnya, nggak mendapatkan apapun. Jangan merasa risau ketika pengalaman traveling-mu nggak mendorong perubahan baik dalam hidup, atau nggak membuatmu merasa semakin mengenal dirimu sendiri. santai saja, Bela, dan anggap perjalanan ini sebagai kesempatanmu untuk liburan dan menikmati hidup. Dengan begitu, pengalaman jalan-jalanmu nggak akan diisi dengan penyesalan hanya karena nggak membantumu menemukan diri sendiri.