Visit the Heart of Borneo (HoB), jadi tagline yang dipilih untuk mempromosikan pariwisata di kawasan hutan Borneo. Kamu tahu kan kalau Borneo itu nggak hanya ada di Indonesia? Luasnya hutan Borneo yang luas ini melebar hingga ke negara Malaysia dan Brunei Darussalam, mengingat Kalimantan merupakan daerah vital untuk pariwisata lintas batas.
Jadi nggak heran kalau ketiga negara bergabung dalam kampanye ini untuk mempromosikan kesadaran masyarakat akan pentingnya hutan Borneo bagi kelangsungan hidup penduduk di Kalimantan hingga bumi!
Tak hanya alamnya saja yang indah dipandang mata, tetapi juga budayanya. Ya, selain wisata tempat indah, kamu wajib banget melihat festival budaya di kawasan Borneo. salah satunya Pesta Kaul, Sarawak, Malaysia yang diadakan tiap bulan Maret dan April.
Pesta Kaul sendiri merupakan sebuah festival budaya yang dilakukan oleh orang-orang Melanau dengan tujuan pembersihan sesuatu hal atau roh-roh jahat yang masuk ke dalam desa agar keluar dari desa meggunakan sebuah perahu. Pembersihan dilakukan dengan persembahan upacara adat, dalam upacara tersebut disediakan pula barang-barang sesembahan seperti rokok dan buah pinang yang dipasang di tiang-tiang di tepi sungai.
Selain mengusir hal-hal buruk, festival tersebut merupakan suatu perayaan dengan tujuan untuk mendukung berbagai macam semangat, seperti semangat laut, tanah, dan kebun mereka. Keunikan puhadir dalam acara tersebut selain memberikan sesembahan untuk upacara adat. Kamu mau tahu apa saja keunikannya?
Banyak sekali warna-warna yang memeriahkan festival budaya ini, selain itu banyak pula kegiatan yang dilakukan. Berikut adalah beberapa keunikan acara Pesta Kaul di Sarawak.
1. Balap kano atau perahu listrik
Dalam perlombaan tersebut perahu-perahu yang digunakan untuk bertanding dihias dengan cantik yang menampilkan warna-warna yang memberikan semangat. Dahulu perlombaan menggunakan kano atau perahu kecil sederhana namun saat modern seperti ini kano digantikan dengan perahu listrik. Akan tetapi hiasan pada perlahu tetap ada. Dalam perlombaan tersebut terdapat juga satu perahu besar untuk membawa gong tradisional.
2. Tibow
Tibow sendiri merupakan sebuah ayunan setinggi 20 kaki dengan tali yang membentang di tiang-tiang bambu. Ayunan tersebut akan dinaiki oleh delapan pemuda dan bergelantungan. Pertama-tama pemuda itu naik terlebih dahulu ke bambu yang sudah dibentuk dan kemudian satu per satu dari pemuda itu menggapai tali ayunan untuk bergelantungan kemudian pemuda-pemuda lainnya mengikutinya.
3. Saraheng
Saraheng merupakan bakul yang terbuat dari bambu dan daun kelapa seperti bentuk janur namun lebih besar dan berisi makanan tradisional. Saraheng dibawa dengan perahu berhias ketika acara akan dimulai. Saranheng yang berisi makanan akan dimakan di tepi pantai dan jika masih ada sisa makanan, saraheng tetap ditinggalkan di tempat yang semula.
4. Hidangan Sago
Setelah acara selesai, orang-orang akan mengunjungi kerabat dan teman-teman sebagai pertanda niat baik. Saat itu juga di setiap rumah memasak hidangan khas Pesta Kaul yaitu sago, hidangan tersebut dimasak dengan berbagai cara yang tentunya akan membangkitkan rasa kenikmatan orang yang menyantapnya. Sago atau dikenal sebagai sagu dijadikan sebagai sajian makanan khas di sana karena banyak orang-orang Melanau yang bekerja sebagai penebang sagu di Sarawak.