Miliarder dunia Elon Musk membeli Twitter seharga US$44 miliar secara tunai. Hal ini diumumkan oleh kesebelas jajaran direksi media sosial burung biru tersebut pada Senin (25/4) waktu setempat.
"Direksi Twitter mengelola proses yang penuh pemikiran dan komprehensif untuk menaksir proposal Elon dengan fokus yang hati-hati kepada nilai, keyakinan, dan finansial," ujar ketua direksi independen Twitter, Bret Taylor.
Sebelumnya, Elon Musk telah memiliki 9% saham Twitter. Namun, ia memutuskan untuk membeli sisanya dengan harga US$54,20 per saham. Kini, Twitter menjadi sebuah perusahaan yang dikelola secara privat.
“Transaksi yang diajukan akan memberikan premi tunai yang besar. Dan kami percaya bahwa ini adalah jalan terbaik untuk para pemegang saham Twitter,” imbuh Taylor.
Dukung free speech
Langkah besar ini diambil Elon Musk untuk mempertegas komitmennya dalam mendukung free speech atau kebebasan berbicara. Ia menyebut Twitter sebagai “fondasi demokrasi yang berfungsi” dan bersumpah membuatnya jadi lebih baik.
“Twitter adalah alun-alun kota digital di mana hal-hal penting bagi masa depan umat manusia diperdebatkan,” katanya.
Sekadar kilas balik, Musk adalah pihak yang mempertanyakan keputusan Twitter yang menangguhkan akun mantan presiden Amerika Serikat, Donald Trump. Oleh karena itu, ia ingin kejadian serupa tak terulang karena kritik yang buruk pun termasuk ke dalam kebebasan berbicara.
“Saya berharap agar kritik terburuk saya sekalipun bisa tinggal di Twitter, karena inilah yang dimaksud dengan kebebasan berbicara,” tulis Musk di akun Twitter pribadinya.
Jejak digital mengungkapkan Musk ingin membeli Twitter setelah berbalas cuitan dengan jurnalis sekaligus pembawa acara, Dave Smith, pada 2017 lalu. Kini, celetukan tersebut menjadi nyata karena Musk ingin memaksimalkan Twitter sebagai sarana berdemokrasi.
“Saya berinvestasi di Twitter karena saya percaya pada potensinya untuk menjadi platform kebebasan berbicara di seluruh dunia, dan saya percaya kebebasan berbicara adalah keharusan sosial agar demokrasi berfungsi," terangnya dalam surat penawaran kepada Twitter.
Sempat tak yakin
Meski terlihat begitu percaya diri akan langkah ini, Musk pernah menyatakan bahwa ia ragu dapat mengakuisisi perusahaan ini. Anggota dewan Twitter juga telah menerapkan strategi "pil racun" untuk berpotensi mencegah Musk merebut saham tambahan.
Namun, ia mematahkan hal itu dengan membuat serangkaian pergerakan, mulai dari menawarkan US$46,5 miliar dalam proposalnya, membawa uang tunai USD21 miliar bersama bank-bank yang berjanji meminjamkan US$25,5 miliar sisanya, hingga menemui sejumlah pemegang saham Twitter secara pribadi.
Memang, ya, kalau miliarder bisa bebas membeli perusahaan bak kacang goreng dengan begitu mudahnya. Bagaimana tanggapanmu akan hal ini, Bela?