Raup Untung dari Kerja Paksa Uighur, Sejumlah Brand Fashion Dikomplain

Isu lama yang kembali mencuat

Raup Untung dari Kerja Paksa Uighur, Sejumlah Brand Fashion Dikomplain

Beberapa merek fashion ternama, seperti Uniqlo, Inditex (Zara), SMCP, dan Skechers tengah menghadapi komplain dari sebuah organisasi nonpemerintah Paris, Sherpa. Mereka diklaim telah meraup untung dari sistem kerja paksa yang mayoritas melibatkan warga muslim Uighur (Uyghur) yang bekerja di Xinjiang, Tiongkok.

"Perusahaan multinasional yang menggunakan kapas dari daerah itu atau beralih ke subkontraktor yang diuntungkan dari program pemerintahan Tiongkok, tidak bisa mengabaikan bahwa produk mereka bisa jadi dibuat dari sistem kerja paksa Uighur. Dengan memasarkan produk tersebut, industri fesyen diuntungkan dari kejahatan serius yang dilakukan pada populasi ini," bunyi surat komplain tersebut, dikutip dari DW.

Isu lama

Raup Untung dari Kerja Paksa Uighur, Sejumlah Brand Fashion Dikomplain

Isu ini sebenarnya sudah mencuat sejak lama. Pada 2021, organisasi yang sama telah melayangkan protes serupa, tetapi jaksa penuntut umum di Paris tak melanjutkannya karena merasa tak memiliki kekuasaan hukum dalam hal ini. Namun, isu ini kembali mencuat tiga bulan kemudian karena Senat Amerika Serikat membuat larangan impor dari Xinjiang sampai ada bukti bahwa mereka bebas dari sistem kerja paksa.

Bantahan dari pemerintah Tiongkok

  • Share Artikel

TOPIC

trending

Trending

This week's horoscope

horoscopes

... read more

See more horoscopes here

























© 2024 Popbela.com by IDN | All Rights Reserved

Follow Us :

© 2024 Popbela.com by IDN | All Rights Reserved