Beberapa hari terakhir, warganet ramai membahas soal suhu di sejumlah daerah Indonesia mendadak dingin. Sebut saja di wilayah Ciwidey, Bandung yang mencapai 13 derajat Celsius. Selain itu, kawasan Dieng juga sampai diselimuti embun es karena suhu menyentuh angka -1,7 derajat Celsius pada 12 Juli lalu.
Tak bisa dimungkiri, masyarakat jadi bertanya-tanya apakah penyebab perubahan suhu yang terjadi serempak ini. Menariknya, ada yang menyebut kalau hal ini disebabkan oleh fenomena aphelion. Kira-kira hoaks atau fakta, ya? Kita bahas bersama, yuk!
Bukan karena fenomena aphelion
Salah satu bahasan yang cukup ramai diperbincangkan adalah fenomena aphelion sebagai penyebab suhu dingin ini. Aphelion sendiri merupakan fenomena ketika jarak antara sebuah planet, komet, atau asteroid (dalam hal ini bumi) dengan matahari berada di titik terjauhnya. Kondisi sebaliknya disebut perihelion, di saat bumi berada di titik terdekatnya dengan matahari.
Fenomena aphelion dan perihelion rutin terjadi tiap tahun. Aphelion biasanya terjadi sekitar bulan Juli, sementara perihelion pada bulan Januari. Kendati waktunya pas, aphelion bukanlah penyebab suhu dingin yang terjadi di sejumlah daerah Indonesia.
“Hal ini disebabkan karena saat ini secara musim kita sudah memasuki musim kemarau, di mana berpeluang terjadi perubahan suhu ekstrem pada malam hingga pagi hari,” ujar Staf Data dan Informasi BMKG Bandung Yuni Yulianti, dikutip dari Antara.
Penyebab suhu dingin di Indonesia yang sebenarnya
Bagaimana perubahan musim bisa berdampak kepada perubahan suhu? Yuni menlanjutkan, peralihan ini membuat tutupan awan yang sudah mulai berkurang pada siang hari. Hal ini menyebabkan panas matahari yang terpancar ke bumi akan secara maksimal dilepaskan pada siang hari.
Kondisi berkurangnya tutupan awan ini juga mengakibatkan radiasi yang disimpan di permukaan bumi pada malam hingga dini hari akan secara maksimal dilepaskan. Permukaan bumi kemudian mendingin dengan cepat karena kehilangan energi secara maksimal.
Adapun penyebab lain suhu dingin ini karena angin monsun Australia. Angin ini berembus sekitar bulan Juni hingga September karena bagian bumi selatan, termasuk Australia, tengah mengalami musim dingin. Angin dingin dan kering ini akan bergerak ke wilayah yang berada di atas Australia. Karena letak Indonesia yang persis di atasnya, tak heran jika suhu berubah jadi dingin.
Diperkirakan terjadi sampai Agustus
Yuni memperkirakan suhu dingin ini akan terjadi secara empiris hingga Agustus mendatang. Ia mengimbau masyarakat untuk menjaga kesehatan karena peralihan suhu dari pagi hari yang dingin. Masyarakat juga diminta sebisa mungkin menghindari aktivitas di luar ruangan pada malam hari.
Beberapa penyakit yang biasa menyerang saat perubahan musim atau masa pancaroba adalah flu, batuk, influenza, diare, hingga demam berdarah. Mengutip situs resmi Kementerian Kesehatan, berikut cara-cara untuk menjaga kesehatan di periode ini:
- Mengonsumsi vitamin C yang cukup
- Mengonsumsi makanan yang sehat dan bergizi seimbang
- Mencuci tangan menggunakan sabun atau hand sanitizer baik sebelum maupun setelah makan
- Menjaga kebersihan tubuh dengan rutin mandi 2 kali sehari
- Beraktivitas fisik minimal 30 menit setiap harinya
Stay healthy, Bela!