Kabar bahwa TikTok mengalami kebocoran data tengah berembus. Isu ini berawal dari gerakan bernama AgainstTheWest. Mereka mengklaim telah mencuri kode sumber backend internal milik aplikasi tersebut disertai dengan gambar screenshoot. Dalam data tersebut, diperkirakan ada dua miliar rekaman.
Langsung ditepis
TikTok langsung merespons isu ini. Mereka menepis isu miring ini dan bergerak cepat menelusurinya. Investigasi menyebutkan, data tersebut berasal dari pihak ketiga dan tidak terkait dengan TikTok.
"TikTok memprioritaskan privasi dan keamanan data pengguna. Tim keamanan kami telah menginvestigasi klaim tersebut dan menemukan bahwa tidak ada bukti pelanggaran keamanan," kata juru bicara TikTok, Maureen Shanahan.
Seorang pakar kejahatan siber dan jurnalis Bob Diachenko turut menelusuri kasus ini lebih jauh. Ia lalu menemukan fakta bahwa data tersebut memang bisa diakses publik dan berasal dari Hangzhou Julun Network Technology Co., Ltd. Namun, belum ada keterangan apa pun dari perusahaan tersebut.
Pengguna TikTok harus bagaimana?
Saat ini, akun AgainstTheWest (@AggressiveCurl) yang pertama kali menyebarkan isu ini telah menghilang dari Twitter. Namun, hal ini sekaligus menjadi pengingat bagi para pengguna TikTok untuk lebih memperhatikan keamanan datanya.
"Walaupun data ini mungkin murni data yang tersebar luas di ruang publik dan terungkap dari situs, ini tetap menyorot fakta bahwa platform media sosial terbesar di dunia menarik peretas kriminal dan mereka akan terus mencari celah yang ada. ... Para pengguna harus memastikan bahwa mereka mengaktifkan peringatan keamanan dari aplikasi dan autentifikasi dua faktor sebagaimana mereka memastikan bahwa password yang mereka gunakan itu berbeda dari akun lain," ujar Jake Moore, penasihat keamanan siber dari ESET, dikutip dari Forbes.
Yuk, perketat lagi keamanan media sosial kamu, Bela! Jangan sampai data kamu justru bocor dan disalahgunakan oleh pihak tak bertanggung jawab.