Sejak invasi skala penuh Rusia ke Ukraina, kemarin (24/02/2022), ribuan warga Rusia sudah mulai memprotes serangan Presiden Vladimir Putin tersebut. Di Rusia, sebuah demonstrasi kemarahan massal yang spontan, adalah ilegal dan pengunjuk rasa dapat menghadapi denda dan penjara.
Hasilnya, lebih dari 1.700 orang ditangkap di setidaknya 51 kota di seluruh negeri, menurut kelompok hak asasi OVD-Info, melansir dari washingtonpost.com. Protes tersebut turut diramaikan oleh warga Rusia liberal, influencer media sosial, atlet, aktor, presenter televisi dan berbagai kalangan lainnya.
Berikut beberapa video yang diunggah oleh pemrotes sejak Kamis kemarin, di Twitter dan Instagram.
1. Di St.Petersburg, Rusia, ribuan orang turun ke jalan untuk melancarkan aksi protes terhadap serangan ke Ukraina
2. Di Novosibirsk, Siberia, Rusia, warga lokal juga menolak invasi tersebut
3. Semalam di kota Pushkin, Selatan St. Petersburg, tampak pemrotes ditangkap
4. Masih di Pushkin, meski terancam ditangkap, namun warga tetap melangsungkan protes invasi Rusia ke Ukraina
5. Aksi seorang pemrotes yang meneriakkan "Tangkap Putin, bukan saya!"
6. Aparat kepolisian di Moskow yang sudah bersiap sejak Kamis (24/02/2022) kemarin
7. Bahkan di kota kecil Tyumen, Rusia, juga terjadi aksi protes invasi Rusia ke Ukraina
8. Meski berdiri sendiri, Sofya Rusova tidak takut jika dirinya harus ditangkap karena melakukan aksi protes
9. Saat ini, tercatat ada sekitar 51 kota di Rusia yang warganya melancarkan aksi protes, melansir dari aljazeera.com
Meski sebagian dari mereka ditangkap polisi, namun warga Rusia yang menolak Presiden negaranya sendiri melakukan invasi terhadap Ukraina, tetap berani menentang keputusan tersebut.
Sejumlah aktivis Rusia menyerukan di media sosial agar orang-orang turun ke jalan setelah Putin melancarkan serangan ke Ukraina pada Kamis dini hari. Satu petisi yang dimulai oleh seorang advokat hak asasi manusia terkemuka, Lev Ponomavyov, mengumpulkan lebih dari 150.000 tanda tangan dalam beberapa jam dan 289.000 pada akhir hari.
Lebih dari 250 jurnalis mencantumkan nama mereka di surat terbuka yang mengecam agresi tersebut. Satu lagi ditandatangani oleh sekitar 250 ilmuwan, sementara oleh 194 anggota dewan kota di Moskow dan kota-kota lain menandatangani yang ketiga, melansir dari aljazeera.com.