Kejadian tak menyenangkan dialami oleh tim Indonesia selama All England 2021. Bukan hanya dipaksa mundur dari All England karena alasan protokol kesehatan, tapi mereka juga diperlakukan tak pantas.
Hal itu diungkapkan oleh Praveen Jordan, anggota tim ganda campuran Indonesia, saat live di Instagramnya, @jordan_praveen. Disebutkan, kalau mereka sama sekali tak boleh menggunakan bus saat disuruh kembali ke hotel.
1. Sudah berfirasat buruk
Praveen awalnya bingung dengan kondisi yang berkembang di lapangan. Sebab, pertandingan sempat ditunda. Sebelum ada instruksi mundur, Praveen dan partnernya, Melati Daeva Oktavianti, masih di hotel untuk bersiap diri.
Namun, saat hendak cabut ke lapangan, Praveen merasa ada yang aneh karena tim medis Indonesia sudah kembali ke hotel.
Pikiran Praveen adalah tim Indonesia dideportasi. Namun, ternyata lebih buruk karena harus WO akibat ada satu penumpang di pesawat yang ditumpangi mereka positif COVID-19.
Sesuai aturan dari tim Layanan Kesehatan Inggris (NHS), seluruh anggota skuad harus dikarantina selama 10 hari. Tak ada upaya dari BWF selaku penyelenggara. Jadilah, tim Indonesia dipaksa WO. Mereka kecewa karena BWF sama sekali tak memberikan perlindungan.
Terlebih ada perbedaan sistem yang dilakukan ketika tujuh atlet, pelatih, dan ofisial, dari negara lain dinyatakan positif jelang turnamen, bisa dites ulang. Sedangkan, Indonesia tidak.
2. Disuruh pulang ke hotel jalan kaki
Makin tak enak, saat dipaksa keluar dari arena, para pemain tak boleh menggunakan bus. Memang, jarak hotel dengan Utilita Stadium, Birmingham kurang dari 500 meter.
Namun, kalau alasannya protokol kesehatan, sudah seharusnya anggota tim Indonesia dikawal dengan menggunakan kendaraan khusus.
Praveen kala itu belum di arena. Namun, dia mendapat kabar dari sejumlah rekannya, termasuk Jonatan Christie yang sudah diminta meninggalkan arena. Namun tak diberikan kendaraan saat kembali ke hotel.
"Kami diminta tak boleh keluar dari area hotel. Tapi, kami pulang disuruh jalan kaki. Saya dengar dari teman-teman yang sudah di arena. Pas mereka sampai hotel, sedih banget dengarnya. Ironisnya lagi, mereka tak boleh pakai lift, harus tangga darurat," kata Praveen.
3. Hakim servis malah dari negara yang sama dengan lawan
Keanehan lain juga disoroti oleh Praveen. Yakni, saat Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan menghadapi wakil tuan rumah, Ben Lane/Sean Vendy. Dalam duel itu, hakim servis malah berasal dari Inggris pula. Cukup aneh, karena sebenarnya peran hakim servis sangat sentral.
"Ini turnamen kategori 1000, lho. Sejak kapan umpire dan service judge boleh dari negara yang sama. Mereka yang buat aturan, tapi mereka yang langgar," kecam Ucok (sapaan Praveen).
Semoga saja tim Indonesia bisa mendapat keadilan di turnamen All England ini, ya, Bela. Kita tunggu saja kabar terbarunya.
Disclaimer: artikel ini sudah pernah tayang di laman IDNTimes.com dengan judul "Tim Indonesia Disuruh Jalan Kaki Usai Dipaksa WO dari All England" ditulis oleh Satria Permana