Pandemi sudah berlangsung satu tahun lebih, namun kehadiran petugas nonmedis masih saja terlupakan bahkan jarang disorot.
Pekerjaan mereka hampir sama dengan para garda terdepan lain, seperti dokter maupun perawat sebab memiliki risiko yang tinggi untuk tertular. Namun, petugas nonmedis yang terdiri dari cleaning service, satpam, hingga sopir ambulans terkadang luput dari perhatian.
Seorang dokter umum yang bekerja di rumah sakit COVID-19 di Jakarta bahkan terkejut mengetahui petugas cleaning service di rumah sakitnya tidak pernah mendapatkan insentif.
1. Satu tahun pandemi tidak pernah menerima insentif
Mengutip IDNTimes, dokter bernama Shadrina Dinan mengatakan, masalah tersebut terkuak saat Dinan sedang mengobrol dengan petugas cleaning service (CS) ruang rawat isolasi COVID.
"Aku kaget waktu itu karena pandemi sudah setahun masa belum dapat tambahan biaya hidup," ujarnya melalui sambungan telepon, seperti dikutip dari IDNTimes, Rabu (28/7/2021).
2. Jika ada, insentif yang diterima jumlahnya hanya Rp150 ribu per bulan
Dia memahami sebagian besar petugas nonmedis di rumah sakit berada di naungan perusahan outsourcing dan bukan merupakan karyawan rumah sakit. Meski demikian, Dinan merasa prihatin sebab mereka memiliki risiko tinggi yakni terpapar COVID-19 karena bekerja di rumah sakit.
Karena masih penasaran beberapa minggu berikutnya Dinan bertanya lagi, ternyata mereka sudah mendapatkan, namun Dinan merasa insentif yang diberikan jauh dari cukup.
“CS dan satpam sama Rp150.000 sebulan. Aku kaget banget sampai aku tanya berkali-kali takut salah denger karena kita sama-sama ketutupan APD, dan jawabannya ternyata memang segitu. Astagfirullah nyesek banget hatiku dengernya," katanya.
3. Teman-teman nakes ikut berbagi insentif
Merasa prihatin, Dinan memutuskan pada momen ulang tahunnya pada 28 Juni 2021 lalu membuka donasi untuk 22 cleaning service dan 15 Satpam yang bekerja di rumah sakit.
Sebelum ulang tahun memang, Dinan sudah berencana membantu petugas nonmedis, sebab insentifnya yang diterima tidak sebanding dengan usaha mereka yang membersihkan ruang rawat isolasi.
"Bayangin bersihin kamar-kamar pasien, kamar mandi, pilah-pilah dan buang sampahnya, nyapu, ngepel, dll dengan memakai APD! Juga bapak ibu security yang tugasnya menyambut pasien datang dan mengantar ke IGD, mengantar ke laboratorium/radiologi, mengantar ke ruang rawat inap, dan pastinya tugas utama beliau untuk menjaga dan memastikan keamanan RS," katanya.
Dia bersyukur banyak teman yang sesama nakes membantu sehingga terkumpul Rp34.350.000 juta dan sudah dibagikan pada petugas nonnakes.
Disclaimer: artikel ini sudah pernah tayang di laman IDNTimes.com dengan judul "Miris, Petugas Kebersihan RS COVID-19 Tidak Pernah Dapat Insentif" ditulis oleh Dini Suciatiningrum