Selama tiga bulan beraktivitas di rumah saja, tentu jadi banyak kegiatan dan kebiasaan baru yang kita lakukan. Mulai dari berkebun, merintis bisnis, hingga ketagihan nonton drama Korea. Apapun yang kita lakukan, semuanya memiliki tujuan yang sama, yakni mengisi waktu selama berada di rumah.
Karena nggak bisa menonton di bioskop, menonton film dan serial melalui platform video on demand menjadi pilihan yang tepat. Di masa pandemi ini pun, penyedia layanan video on demand juga mengalami pasang surut. Ada yang meraup banyak untung karena bertambahnya jumlah subscriber. Tapi, ada pula yang terpaksa tutup.
Bagaimana, ya, kabar deretan penyedia layanan platform video on demand di Indonesia selama masa pandemi ini?
1. Netflix
Dari semua penyedia layanan paltform video on demand, Netflix menjadi perusahaan yang paling banyak meraup keuntungan di masa pandemi ini. Awal tahun 2020 ini, jumlah pelanggan berbayar Netflix bertambah 15,77 juta dibandingkan quarter sebelumnya. Tahun ini, sampai bulan Maret 2020, jumlah pelanggan berbayar Netflix mencapai 182,86 juta.
Salah satu alasan mengapa jumlah pelanggan Netflix bertambah secara signifikan adalah rilisnya beragam konten original Netflix yang meraih rating tinggi dan viral. Sebut saja serial drama Crash Landing On You, Itaewon Class, dan Sex Education.
2. Viu
Selanjutnya ada Viu yang juga mengalami pertumbuhan jumlah pelanggan berbayar. Viu mengalami pertumbuhan sebesar 20% di masa pandemi ini.
Selain karena masa pandemi dan work from home, salah satu alasan naiknya jumlah pelanggan berbayar Viu adalah tayangnya serial drama Korea yang menjadi viral di media sosial, yakni The World of The Married. Serial drama yang berdurasi 16 episode ini menjadi viral dan mendapat rating tertinggi di penayangan episode terakhirnya.
3. GoPlay
GoPlay juga tak kalah dengan platform video on demand lainnya. Bahkan jumlah pelanggan berbayar mereka naik hingga sepuluh kali lipat dibandingkan bulan-bulan sebelumnya di masa pandemi ini. Untuk memuaskan pelanggan mereka, di akhir bulan Mei hingga awal Juni 2020 lalu, GoPlay menghadirkan film-film Indonesia berkualitas.
4. iflix
Ada yang meraup banyak untung, namun ada pula platform streaming video on demand yang mengalami kerugian. Salah satunya iflix. Platform ini dikabarkan sedang dalam masa diskusi untuk penjualan perusahaan. Hal ini dilakukan karena mengalami krisis hutang. Sebelumnya demi menekan pengeluaran, iflix bahkan sudah memangkas jumlah karyawan mereka.
5. Hooq
April 2020 menjadi bulan terakhir Hooq melayani pelanggannya. Sebab, pada tanggal 30 April 2020 lalu, Hooq resmi tutup. Alasan ditutupnya Hooq adalah karena perusahaan ini tidak dapat bertumbuh dan bersaing dengan aplikasi layanan serupa di Asia.
Hooq sudah mengajukan likuidasi dan wacana penutupan sejak bulan Maret 2020. Sejak saat itu, Hooq menyatakan tidak lagi menerima pelanggan baru dan tidak lagi mengenakan biaya kepada pelanggan lama mereka.
Itu tadi kabar video on demand yang ada di Indonesia selama masa pandemi ini. Ada yang bertahan, namun ada juga yang harus tumbang karena tergerus kompetisi.
Kamu sendiri bagaimana, Bela, berlangganan yang mana, nih, selama pandemi ini?