Sebanyak 200 orang warga Palestina dikabarkan terluka pasca insiden penyerangan yang dilakukan oleh tentara Israel kepada warga Palestina, Jumat, 7 Mei 2021 lalu. Penyerangan tersebut dilakukan di Masjid Al-Aqsa kepada warga Palestina yang diketahui sedang melaksanakan salat tarawih.
Karena hal ini, Israel mendapat kecaman dunia. Banyak pemimpin dunia yang mengutuk apa yang dilakukan Israel ini, salah satunya Presiden Turki Reccep Tayyib Erdogan.
Bagaimana penyerangan tersebut bisa terjadi? Berikut kronologinya.
1. Bermula dari bentrokan di awal Ramadan
Penyerangan Israel atas Palestina bermula sejak pertengahan April 2021 lalu, yakni pada 13 April 2021 atau awal Ramadan tahun ini. Memasuki bulan Ramadan, warga Palestina memiliki kebiasaan berkumpul dan bersantai di kawasan Gerbang Damaskus, Yerussalem. Yakni sebuah wilayah penghubung Palestina dan Suriah. Melihat kerumunan warga Palestina ini, Israel tidak menyukainya.
Melansir dari BBC, kelompok ultra-nasionalis Israel memasang barikade di Gerbang Damaskus dan meneriakkan kalimat "Matilah orang Arab". Karena provokasi itulah, bentrokan antar kelompok tak dapat terhindarkan.
2. Ada sekitar 100 orang terluka dan puluhan lainnya ditangkap
Bentrokan besar tak terhindarkan dan sempat membuat polisi Israel kewalahan. Bahkan, polisi sampai harus menyemprotkan gas air mata dan semprotan meriam air busuk untuk membubarkan bentrokan tersebut.
Melansir dari IDNTimes.com, Bulan Sabit Merah Palestina mencatat, setidaknya ada 100 orang warga Palestina yang terluka, serta 22 di antaranya membutuhkan penanganan medis yang seirus. Tidak hanya itu, ada sekitar 40 orang dari kedua belah pihak kelompok ditangkap oleh pihak berwajib.
3. Warga Palestina diusir dari Sheikh Jarrah
Seolah bentrokan di awal Ramadan tidak cukup, pada Jumat, 7 Mei 2021, bentrokan kembali terjadi di kawasan Kompleks Masjid Al-Aqsa dan di dekat Sheikh Jarrah, Yerussalem.
Hal ini bermula, dari puluhan ribu umat Islam yang datang ke Masjid Al-Aqsa untuk menunaikan salat Jumat dan salat Tarawih di hari Jumat terakhir Ramadan. Para umat Islam tak langsung membubarkan diri setelah salat Jumat. Mereka masih berkumpul di sekitar Masjid Al-Aqsa sebagai bentuk aksi protes mereka terhadap pengusiran umat Islam oleh Israel dari kawasan sengketa tanah di Sheikh Jarrah yang diklaim oleh Yahudi adalah milik mereka.
Bentrokan di tengah ibadah salat Tarawih pun tak terelakkan di kawasan Masjid Al-Aqsa dan Sheikh Jarrah. Polisi Israel bahkan menggunakan meriam air dari kendaraan lapis baja untuk membubarkan para pemrotes tersebut.
4. Apa yang dilakukan Israel dapat dikategorikan sebagai kejahatan perang
Sengketa tanah di Sheikh Jarrah menjadi pemicu bentrokan antara Israel dan Palestina. Padahal menurut Mahkamah Internasional Perserikatan Bangsa-Bangsa, tetah menetapkan bahwa kawasan Sheikh Jarrah tetap menjadi bagian dari Palestina dan mendesak Israel untuk membatalkan pengusiran warga Palestina dari wilayah tersebut.
Israel tetap kukuh ingin mengklaim Sheikh Jarrah, sebab menurut mereka, di lokasi terdapat makam Imam Besar Yahudi. Atas apa yang dilakukannya, PBB bahkan mengatakan bahwa Israel telah melakukan kejahatan perang.
5. Kondisi masih mencekam dan Israel dikecam dunia
Meski bentrokan sudah mereda, mereka yang terluka sudah mendapatkan perawatan intensif, namun situasi di kawasan Sheikh Jarrah dan Masjid Al-Aqsa masih mencekam. Atas bentrokan yang terjadi, Israel mendapat kecaman dunia. Beberapa di antaranya, yakni Turki, Yordania dan Iran.
Presiden Turki Reccep Tayyib Erdogan mengatakan bahwa Israel merupakan negara yang kejam dan tanpa ampun menyerang umat Islam. Sementara itu, Menteri Luar Negeri Yordania Ayman Al-Safadi mengutuk tindakan Israel dan menganggapnya sebagai praktik yang ilegal. Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Iran Saeed Khatibzadeh menganggapnya sebagai kejahatan perang yang luar biasa.
Semoga bentrokan ini segera berakhir, ya, Bela.