Belum usai dengan pandemi virus corona, kini Tiongkok harus dihadapkan dengan virus baru, yaitu Hantavirus. Virus yang berasal dari hewan pengerat, tikus, ini bahkan telah memakan korban meninggal dunia. Lalu, bagaimana sebenarnya Hantavirus itu?
1. Telah Merenggut 1 Korban Jiwa di Tiongkok
Mengutip dari IDN Times, hanta virus ternyata sudah memakan korban jiwa di Tiongkok. Korban ini adalah seorang laki-laki asal Yunnan, Tiongkok. Setelah sebelumnya didiagnosis terjangkit hantavirus, pria ini kemudian meninggal dunia pada Selasa (24/3) kemarin. Melihat hal ini, 32 orang yang berada satu bus dengannya pun kemudian dicek kesehatannya.
2. Ditularkan Oleh Tikus
Virus yang bernama latin Hantavirus pulmonary syndrome (HPS) ini sebenarnya adalah virus yang berasal dari tikus dan termasuk dalam penyakit zoonosis. Virus ini bisa ditularkan melalui urine, air liur, dan kotoran tikus dan gigitan langsung.Di beberapa daerah yang masyarakatnya mengon sumsi daging tikus, kebiasaan ini patut diwaspadai karena hantavirus bisa menular melalui konsumsi daging tikus ini.
Ada pula hantavirus jenis Hantaan (HTNV) dengan tingkat kematian (Case Fatality Rate/CFR) sebesar 10% dari yang positif terjangkit, jenis Seoul (SEOV) dengan tingkat kematian sebesar 1-2%, dan Puumala (PUUV) dengan tingkat kematian terendah yakni sebesar 0,1%.
3. Pernah Ditemukan di Banten
Meski nama virus ini masih awan ditelinga masyarakat, bukan berarti virus ini belum pernah muncul di Indonesia. Tenyata, pada 2009 lalu, kasus hantavirus pernah ditemukan di Banten. Uniknya, virus ini diklaim sebagai jenis hantavirus baru yang kemudian diberi nama Hanta Strain Serang atau Serang Virus (SERV). Virus ini sendiri ditularkan oleh tikus rumah di sana.
Kasus hantavirus di Banten ini juga pernah dikaji dalam sebuah penelitian. Yakni Indrawati Sendow, NLPI Dharmayanti, M Saepullah, dan RMA Adjid lah yang membuat penelitian mengenai hantavirus yang kemudian di muat pada Jurnal Wartazoa tahun 2016 silam.
4. Bisa Menyerang Ginjal
Hantavirus ternyata bukan hanya akan mengganggu sistem pernapasan manusia, tapi juga organ vital lain seperti ginjal. Kondisi tersebut dinamakan haemorrhagic fever with renal syndrome (HFRS). Pasien yang terindikasi HFRS ini bisa mengalami gagal ginjal. Hal ini lantaran pecahnya pembuluh darah yang mengakibatkan ginjal tidak mampu bekerja dengan normal.
5. Tingkat Kematiannya Mencapai 30 Persen
Punya dampak komplikasi yang berbahaya, ternyata tingkat kematian dari hantavirus pun tak kalah berbahaya. Ternyata, tingkat kematian yang disebabkan oleh infeksi hantavirus mencapai 30 persen. Hal ini berarti tingkat kematian hantavirus adalah 10 kali lebih besar dari COVID-19.
6. Punya Risiko Kematian Hanya dalam Hitungan Jam
Pasien yang sudah didiagnosis positif hantavirus harus dalam pengawasan intensif. Hal ini lantaran gejala batuk dan sesak napas yang dialaminya akan menimbulkan risiko serius. Yakni, pecahnya pembuluh darah di sekitar paru-paru yang kemudian membuat organ tersebut terus terisi cairan. Efeknya, jantung akan sulit memompa darah.
Rentetan kegagalan fungsi organ ini akan menimbulkan syok, kegagalan paru-paru atau jantung, dan hingga kematian. Fatalnya, hal ini bisa terjadi hanya dalam waktu beberapa jam saja sejak terindikasi.
7. Gejala Hantavirus
Tergolong sebagai penyakit yang berbahaya, ternyata gejala hantavirus seringkali dianggap sepele, lho!
Saat terjangkit hantavirus, pasien biasanya akan merasakan gejala seperti flu, demam hingga 38 derajat celsius, menggigil, sakit kepala, batuk dan nyeri sendi. Beberapa kasus juga melaporkan adanya gejala seperti mual, muntah, hingga diare.
Jadi, segera periksakan dirimu saat mengalami gejala diatas terlebih setelah berkontak langsung dengan tikus, ya!
8. Tenang, Virus Ini Tidak Ditularkan Antar Manusia
Kabar baiknya, meski virus ini cukup mematikan begitupula dengan komplikasinya yang berbahaya, ternyata hantavirus tidak bisa menular dari manusia ke manusia. Sumber penularan hanya satu, yaitu kontak langsung dengan tikus.
Menjaga kebersihan rumah dan sanitasi adalah kunci. Hal ini dikarenakan hantavirus tidak akan muncul pada tempat dengan sanitasi yang baik. Jadi, selalu jaga kebersihan sanitasi dan lingkungan rumahmu, ya!