Meteorit sebagai batu meteor yang tidak terbakar sepenuhnya dan berhasil masuk sampai ke permukaan bumi. Berasal dari meteor, yang artinya ketika masuk ke atmosfer bumi, ia akan mengalami gesekan udara di lapisan ionosfer sehingga mengakibatkan meteor terbakar dan menimbulkan cahaya terang. Kerap kali, orang-orang melihat kejadian ini sebagai bintang jatuh.
Meteorit yang berhasil jatuh ke permukaan bumi seringkali memiliki kandungan beberapa mineral yang menjadi kebutuhan bahan baku suatu benda, seperti logam besi maupun nikel. Bahkan, para pembuat keris dari masa lampau juga membuat pamor keris—corak di antara bilah besi keris—menggunakan bahan baku meteorit lantaran mengandung logam langka, yakni titanium. Hal inilah yang membuat keris tersebut ringan, namun sangat kuat.
Namun, apa jadinya mengetahui bahwa meteorit yang permukaannya biasa menjadi bahan mempertajam pisau, ternyata memiliki bahan mineral lainnya yang tidak pernah ada di bumi sebelumnya? Hal tersebut terjadi di Somalia dengan temuan batu meteorit bernama El Ali seberat 33.400 pound. Melansir dari National Geographic, bongkahan logam dari miliaran tahun lalu itu rupanya menyimpan setidaknya tiga mineral di dalamnya menurut para ilmuwan baru-baru ini.
Dengan adanya temuan terbaru itu, peneliti berharap dapat mengetahui lebih rinci terkait peristiwa yang terjadi di tata surya. Pakar mineral meteorit dari California Institute of Technology, Chi Ma mengatakan, "Setiap bahan mineral baru, masing-masing memiliki kisah untuk diceritakan."
Penemuan tiga bahan mineral itu menjadi yang menggemparkan dari meteorit El Ali. Batu yang ditemukan pada 2019 lalu itu, awalnya tidak mau dibayar dengan harga jutaan Dolar oleh pemerintahan Somalia. Hingga pada akhirnya, suatu perusahaan tambang mengekspor meteorit itu ke Cina.
Ahli geologi dari Almass University, Abdulkadir Abiikar Hussein, mengkhawatirkan jika pihak lain menghancurkan meteorit berharga itu berkeping-keping, yang kemudian menjualnya hingga meraup keuntungan besar. Ia berharap pemerintahan Somalia segera sadar dan membawa kembali warisan nasional tersebut dengan membelinya.
Tiga bahan mineral yang ditemukan
Kurator koleksi meteorit dari University of Alberta, Chris Herd, mendapatkan sampel meteorit El Alit sebagai bahan penelitiannya lebih lanjut. Ia pun menemukan sejumlah kristal dengan komposisi yang tak biasa. Herd kemudian menamakan salah satu mineral dengan sebutan elaliite. Kemudian, mineral kedua diberi nama elkinstantonite, dan terakhir dengan sebutan olsenite.
Pemberian nama tersebut tak hanya berasal dari nama meteorit itu saja, namun ada juga sebagai bentuk penghargaan dari seorang ilmuwan dan kurator yang mendedikasikan dirinya mempelajari mineral meteorit itu, yaitu Lindy Elkins-Tanton serta mendiang Edward Olsen.
Bumi kita setidaknya memiliki kisaran 5.800 mineral, hanya sekitar 480 saja yang berasal dari meteorit. Beberapa bahan dari meteorit tersebut terbilang asing—bahkan 30 persen tidak terbentuk alami ketika memasuki bumi. Mempelajari suatu mineral meteorit rasanya seperti mengeksplorasi tata surya dalam berbagai aspek.
Namun, perdebatan mengenai pengembalian meteorit El Ali masih berlanjut. Menurut Hussein, jika meteorit tersebut dijual ke pihak ketiga, sebagian uangnya akan diberikan ke pemerintahan daerahnya. Meskipun begitu, ia menambahkan bahwa warga Somalia menganggap solusi tersebut tidak memuaskan dan memang seharusnya meteorit El Ali tidak pergi dari "rumahnya" sedari awal.
Wah, semoga penelitian tentang meteorit El Ali ini dapat menguak misteri dan rahasia kosmik yang akan menjadi pengetahuan baru bagi umat manusia di masa depan. Bagaimana menurutmu, Bela?