Istilah El Nino dan La Nina kiranya familiar jika membahas soal perubahan cuaca. Dua fenomena alam ini mempengaruhi suhu dan iklim ekstrem di sekitar khatulistiwa. Keduanya juga mengatur kapan datangnya musim panas atau musim penghujan di suatu negara.
Lantas dari itu, apa pengertian el nino dan la nina? Menurut BMKG, El Nino dan La Nina merupakan peristiwa alam yang mempengaruhi perubauan Suhu Muka Laut (SML). Kejadian ini normalnya terjadi di Samudra Pasifik bagian tengah.
Pengertian El Nino
Laman BMKG menjelaskan bahwa El Nino menjadi fenomena alam yang bertanggung jawab atas peristiwa kekeringan di suatu negara, tak terkecuali Indonesia. Hal ini terjadi karena El Nino menyebabkan peningkatan suhu permukaan laut (SST) di Samudera Pasifik di atas kondisi normal.
Dari peningkatan suhu ini, pertumbuhan awan pun menjadi lebih tinggi di wilayah Samudera Pasifik tengah. Hasilnya, jumlah curah hujan di Indonesia pun berkurang drastis dan menyebabkan cuaca panas yang ekstrem.
Melansir United States Geological Survey, El Nino berasal dari bahasa Spanyol yang berarti 'Anak Kristus'. Penamaan tersebut dipakai karena fenomena ini biasanya muncul menjelang Natal. Selain itu, istilah ini juga dipakai oleh penduduk Peru saat melihat kemunculan air hangat tidak biasa.
Ada beberapa faktor tertentu yang mempengaruhi terjadinya El Nino. Mengutip dari BMKG, inilah daftarnya:
- Pemanasan awan yang dapat meningkatkan suhu SST
- Peningkatan suhu ini menyebabkan Pertumbuhan awan yang lebih tinggi di Samudera Pasifik yang dapat mengganggu sistem atmosfer global. Masalah ini juga mempengaruhi pola aliran angin yang berdampak pada perubahan iklim global.
- Perubahan arus lautan di Samudera Pasifik. Berkaitan dengan faktor sebelumnya, peningkatan suhu SST juga menyebabkan penurunan tekanan atmosfer. Akibatnya, arus samudera pun menjadi berubah arah dan memicu El Nino.
Pengertian La Nina
Fenomena La Nina meningkatkan curah hujan di suatu daerah. Pola iklim ini terjadi karena suhu permukaan laut di Samudera Pasifik mengalami pendinginan di bawah kondisi normal. Dari pendinginan inilah, pertumbuhan awan di langit pun berkurang pesat.
Istilah La Nina diadaptasi dari bahasa Spanyol yang berarti 'gadis kecil'. Sementara itu, ada juga yang menyebutnya sebagai El-Viejo atau 'peristiwa dingin'. Intensitas curah hujan sangat tinggi saat La Nina terjadi dan bisa menyebabkan cuaca buruk serta gelombang laut yang tinggi.
Biasanya La Nina ditandai dengan angin pesat yang berembus lebih kuat dan kencang. Selama La Nina, permukaan laut memgalami penurunan suhu lebih dari -0,5 derajat celsius, setidaknya setidaknya lima kali dalam 3 bulan berturut-turut.
Jika El Nino menyebabkan cuaca panas dan kekeringan, La Nina justru membawa dampak hujan deras yang ekstrem. Bahkan dalam beberapa kasus, La Nina bisa menyebabkan bencana banjir dan longsor akibat tingginya curah hujan.
Beberapa faktor yang mempengaruhi terjadinya La Nina adalah sebagai berikut:
- Penurunan suhu SST di Samudera Pasifik tengah dan timur mempengaruhi pola aliran angin. Hal ini dapat mengubah kondisi atmosfer global menjadi lebih dingin
- Sama seperti El Nino, penurunan suhu SST juga menyebabkan perubahan arus samudera.
- Akan fenomena tersebut, atmosfer pun mengalami perubahan tekanan yang mempengaruhi laju arus samudera serta memicu La Nina.
Walau normal terjadi, dampak dari kedua fenomena alam ini tidak boleh diremehkan, Bela. El Nino dapat menyebabkan musim kemarau yang panjang serta merugikan sektor pertanian akibat kekeringan. Sementara La Nina dapat menimbulkan musim hujan yang intens dan dapat mengganggu arus transportasi laut, darat, maupun udara.
Jika ditilik dari sisi positif, daerah yang mengalami El Nino dapat meningkatkan produktivitas pertanian dan pertambangan lewat musim kemarau yang stabil. Sama halnya La Nina yang memegang peran vital dalam menyediakan sumber air yang melimpah, serta meningkatkan kelancaran irigasi pertanian.