Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka resmi dilantik menjadi Presiden dan Wakil Presiden Republik Indonesia periode 2024–2029 pada Minggu (20/10). Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia (MPR RI) Ahmad Muzani memimpin sidang paripurna yang berlangsung di Gedung Nusantara Senayan ini.
Rangkaian acara pelantikan presiden dan wakil presiden ini meliputi pembacaan sumpah hingga penyampaian pidato awal masa jabatan dari Prabowo. Simak informasi lengkapnya di bawah ini.
Ucap sumpah di bawah Al-Qur'an
Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka merupakan pasangan nomor urut 02 dalam Pemilu 2024 yang memperoleh persentase suara 58,59%. Dengan demikian, keduanya ditetapkan menjadi presiden dan wakil presiden terpilih untuk periode 2024–2029 dan telah diambil sumpahnya di bawah Al-Qur'an.
"Bismillahirrahmanirrahim. Demi Allah saya bersumpah akan memenuhi kewajiban sebagai Presiden Indonesia dengan sebaik-baiknya dan seadil-adilnya, memegang teguh Undang-Undang Dasar dan menjalankan segala Undang-Undang dan peraturannya dengan selurus-lurusnya, serta berbakti kepada nusa dan bangsa," ujar Prabowo.
"Bismillahirrahmanirrahim. Demi Allah saya bersumpah akan memenuhi kewajiban sebagai Wakil Presiden Indonesia dengan sebaik-baiknya dan seadil-adilnya, memegang teguh Undang-Undang Dasar dan menjalankan segala Undang-Undang dan peraturannya dengan selurus-lurusnya, serta berbakti kepada nusa dan bangsa," ujar Gibran segera setelah Prabowo selesai bersumpah.
Pengucapan sumpah ini kemudian diikuti dengan penandatanganan berita acara pelantikan. Prabowo-Gibran resmi menjabat sebagai Presiden dan Wakil Presiden Republik Indonesia periode 2024–2029 usai menerima berita acara yang diserahkan oleh Ketua MPR RI Ahmad Muzani. Keduanya juga bertukar tempat duduk dengan Presiden dan Wakil Presiden Republik Indonesia periode 2019–2024, Joko Widodo dan Ma'ruf Amin.
Sorot realita pahit di Indonesia
Prabowo kemudian menyampaikan pidato awal masa jabatan sebagai presiden. Setelah menyebutkan satu per satu nama tamu-tamu penting dari dalam dan luar negeri, ia mengutarakan rasa syukur atas amanat baru yang diterimanya.
Ada beberapa poin penting yang disorot Prabowo dalam pidato perdananya sebagai presiden ini. Salah satunya adalah ia mengajak tokoh-tokoh pemimpin di berbagai lingkup untuk berpihak kepada rakyat yang berjasa untuk negara ini sejak belum merdeka. Ia juga menyorot praktik kolusi yang banyak dilakukan pejabat pemerintah di semua tingkatan dengan para pengusaha.
"Jangan kita takut melihat realita ini. Kita masih melihat sebagian saudara-saudara kita yang belum melihat hasil kemerdekaan. Terlalu banyak saudara-saudara kita yang berada di bawah garis kemiskinan. Terlalu banyak anak-anak kita yang berangkat sekolah tidak makan pagi. Terlalu banyak anak-anak yang tidak mendapat bagian untuk berangkat sekolah," tutur Prabowo.
Sebagai presiden baru, ia mengajak para pemangku kebijakan untuk sama-sama tidak cepat puas dengan angka statistik dan pencapaian Indonesia di ranah internasional. Nyatanya, kesulitan rakyat masih menjadi masalah nyata. Prabowo lalu berharap pemerintahannya dapat melihat isu ini dan memperbaikinya.
"Apakah kita sadar bahwa kemiskinan di Indonesia masih terlalu besar? Apakah kita sadar bahwa rakyat kita dan anak-anak kita banyak yang kurang gizi? Banyak rakyat kita yang mendapat pekerjaan yang kurang baik? Banyak sekolah kita yang tidak terurus? Saudara-saudara sekalian, kita harus berani melihat ini semua dan kita harus berani menyelesaikannya," lanjut Prabowo
Ingin swasembada pangan dan energi
Adapun salah satu target utama Prabowo setelah menjabat sebagai presiden adalah mewujudkan ketahanan pangan. Ia berharap Indonesia tak lagi bergantung kepada negara asing dalam hal pemenuhan pangan sebagai wujud antisipasi keadaan krisis.
"Dalam waktu sesingkat-singkatnya kita harus mencapai ketahanan pangan. Kita harus mampu memproduksi dan memenuhi kebutuhan pangan seluruh rakyat Indonesia. Saya sudah mempelajari bersama pakar-pakar yang membantu saya. Saya yakin, paling lambat 4–5 tahun, kita akan swasembada pangan, bahkan kita siap menjadi lumbung pangan dunia," tegasnya.
Tak hanya itu, ia juga ingin melakukan swasembada energi. Selain lagi-lagi tak ingin bergantung kepada negara lain, ia juga melihat Indonesia memiliki kemampuan untuk melakukannya.
"Kita mampu swasembada energi. Kita diberi karunia oleh Tuhan Maha Besar (berupa) tanaman-tanaman yang membuat kita tidak bergantung kepada bangsa lain," imbuh Prabowo.
Pidato ini ditutup dengan ajakan Prabowo kepada seluruh elemen untuk berkolaborasi menciptakan pemerintahan yang berorientasi kepada rakyat.
"Bukan! Bukan kita bekerja untuk diri sendiri. Bukan kita bekerja untuk kerabat kita. Bukan kita bekerja untuk pemimpin-pemimpin kita. Pemimpin yang harus bekerja untuk rakyat!" serunya.
Selamat menunaikan tugas sebagi presiden dan wakil presiden selama lima tahun ke depan. Apa harapanmu untuk pemerintahan ini, Bela?