Pasca kematian George Floyd pada 25 Mei 2020, protes mengguncang kota Minneapolis dan menyusul kota-kota lain di Amerika. Gerakan kemanusiaan dengan tagar #BlackLivesMatter yang diusung sejak 2013, kembali menggaung. Namun, kali ini dengan progres yang lebih masif.
Puluhan ribu orang telah berkerumun di jalan-jalan untuk mengekspresikan kemarahan dan kesedihan mereka, siang dan malam. Hal tersebut pun bahkan tak luput dari rumor penyusupan pihak lain yang ingin membuat protes damai ini menjadi protes rusuh dengan perusakan berbagai fasilitas publik.
Sejak kematian Floyd—dan tumpukan amarah atas ketidakadilan terhadap status hukum yang mengakibatkan kematian Breonna Taylor, protes telah meletus di (setidaknya) 140 kota di Amerika Serikat dan beberapa negara lain, seperti New Zealand, Kanada, hingga Inggris.
Semenjak protes berlangsung dari akhir Mei tersebut, perkembangan besar apa saja yang terjadi?
