Minat literasi dan bakat jurnalistik, penting ditumbuhkembangkan di kalangan Generasi Z, terutama untuk para santri. Kecenderungan mereka yang gandrung pada media sosial, mengurangi fokus pada hal-hal yang membutuhkan rentang perhatian lebih lama. Termasuk literasi dan jurnalistik.
Konten-konten yang terdapat pada media sosial, mulai dari Instagram, Twitter, Youtube hingga TikTok, semuanya tersaji dengan ringkas dalam balutan teknologi yang canggih. Hal ini tentu sangat disukai generasi yang haus informasi, hiburan dan kebutuhan eksistensi diri, karena tidak memerlukan waktu lama dalam mencerna hal-hal baru.
Atmosfir keterikatan
Berbeda dengan literasi dan jurnalistik, kedua hal ini membutuhkan konsentrasi dan rentang perhatian yang lebih lama. Buku ataupun karya jurnalistik yang relatif lebih panjang ketimbang konten media sosial, membutuhkan pemahaman yang lebih menyeluruh untuk dapat diterapkan dalam keseharian mereka.
Tidak terkecuali bagi para santri, meskipun dalam kehidupannya di Pesantren sudah diupayakan untuk menjauhkan mereka dari gawai. Namun atmosfir keterikatan generasi yang lahir dari tahun 1995-2012 ini pada teknologi digital tetap menghantui, sehingga mereka perlu diberikan pengetahuan lain yang positif dengan rentang perhatian yang lebih lama.
Kondisi inilah yang dipertimbangkan para Pengajar dari Program Studi Jurnalistik, Jurusan Teknik Grafika dan Penerbitan - Politeknik Negeri Jakarta, untuk melakukan program Pengabdian Masyarakat di Pesantren Uslifatil Jannah, Tangerang.
Pesan kebaikan
Demi memberdayakan potensi santri dalam berkomunikasi agar kreatif dan memiliki kemampuan dalam menyuarakan pesan kebaikan melalui tulisan, kegiatan pengabdian dilaksanakan dengan memberi pelatihan penulisan media massa digital bagi para santri maupun para pengajar pesantren.
Sebagai sebuah ilmu dan keterampilan, kemampuan menulis artikel, opini, berita maupun konten media massa lainnya, akan dapat meng-counter merajalelanya hoax, cyber bullying, fitnah, ujaran kebencian dan berbagai isu negatif pada media sosial. Dengan demikian, pada gilirannya minat literasi dan kemampuan jurnalistik para santri akan melahirkan pesan-pesan kebaikan sesuai perannya sebagai pelajar terdidik dan religius.
“Sebagai bentuk dukungan pondok pesantren terhadap perkembangan bakat dan minat
santri dalam bidang penulisan media,” ujar Ustadzah Hj. Mufidah Umaroh. Ketua Yayasan
Uzlifatul Jannah ini juga berharap peserta dapat menggali potensi dirinya, agar kelak menjadi penulis yang berkualitas dan berpengaruh.