Tutup
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
unfortunately

Langkah Tegas Tiongkok Membatasi Flexing Influencer di Media Sosial

Sejumlah konten pamer kekayaan terkena blokir

Ajenk Rama

Influencer yang dikenal dengan gaya hidup mewahnya secara ajaib menghilang dari media sosial Tiongkok. Negeri Tirai Bambu itu tengah 'bersih-bersih' dan mengatur konten media sosial yang gemar flexing atau pamer kekayaan secara mencolok.

Beberapa akun influencer ternama China dengan pengikut lebih dari 1 juta terkena blokir dari Pemerintah sebagai upaya memerangi konten tidak bermanfaat. Presiden Xi Jinpang mengungkapkan tindakan flexing atau pamer kekayaan tidak sejalan dengan etos Partai Komunis Tiongkok. 

Apa faktor utama yang membuat Pemerintah China bereaksi keras soal flexing ini? Siapa saja influencer China yang terkena imbasnya? Ikuti penelusurannya hanya di Popbela. 

Mendukung gerakan kampanye 'Jelas dan Cerah'

China.org

Administrasi Ruang Siber China menggaungkan kampanye positif demi membatasi ruang influencer yang memamerkan kekayaan dan dianggap bisa menimbulkan kejahatan online. Ini bukan langkah tegas pertama yang diambil, Pemerintah terus mendorong konten yang bersifat positif dan konstruktif di media sosial. 

Keputusan ini diambil ketika China semakin sensitif terhadap orang-orang yang senang flexing di tengah situasi ekonomi dunia yang merosot. Lewat kampanye 'jelas dan cerah', Pemerintah China tidak segan menindak influencer yang mengunggah konten gaya hidup mewah dan bergelimang harta. 

"Presiden Xi Jinping telah lama memberi isyarat bahwa memamerkan kekayaan secara berlebihan bertentangan dengan etos Partai Komunis Tiongkok. Pidato Tahun Barunya menyuarakan tentang kemakmuran bersama dan kebijakan yang sejalan dengan etos tersebut," ucap Dr. Matthew Schmidt, Profesor di Departemen Keamanan Nasional seperti dikutip dari Forbes. 

Mengurangi ketimpangan sosial yang begitu nyata

Berbagai sumber

Sebelum ini, Pemerintah China telah mengeluarkan aturan yang melarang pembawa acara atau live streaming mengumbar sejumlah barang mewah, perhiasan, uang tunai, serta aset lainnya pada 2022. 

Aturan ketat ini dibuat bukan tanpa sebab, pasalnya China tengah mengalami perlambatan ekonomi yang memukul kaum kelas menengah. Persaingan kerja yang tinggi di generasi muda Tiongkok. Di sisi lain, ada yang memilih untuk rebahan dan membuat konten flexing, serta menganggap pembuatan konten sebagai satu-satunya karier yang layak. 

"Ketika materialisme mulai menyebar, hal ini dapat memberikan pengaruh buruk kepada anak muda. Oleh karena itu, tren kemewahan di media sosial perlu dibatasi," tulis Beijing News seperti dikutip Financial Times. 

Saat ini, banyak orang tidak bahagia dengan kehidupan mereka. Mereka sering melihat  konten media sosial, yang tidak sesuai kenyataan dan membandingkan diri dengan hidup orang lain yang terlihat bahagia dan kaya.

Ketimpangan sosial ini menimbulkan keresahan dan menciptakan dampak psikologis yang menyesatkan bagi kaum muda. Hal ini diungkapkan oleh Lyla Lai, mantan influencer yang memiliki lebih dari 1 juta pengikut di Douyin. 

'Kim Kardashian' China ikut terkena blokir

ft.com

Wang Hongquan, salah satu influencer yang mendapatkan julukan 'Kim Kardashian' China ini mengklaim bahwa dirinya memiliki 7 properti di Beijing, pamer pakaian kelas atas yang bernilai 10 juta yuan atau setara Rp22 miliar, mengunggah video penerbangan first class, hingga koleksi barang mewah lainnya. 

Sejak konten itu diunggah di Douyin (TikTok versi China), akunnya tidak dapat diakses oleh 4,3 juta pengikut. Dari hasil pencarian, terdapat pesan yang menyatakan bahwa situs itu telah diblokir karena melanggar pedoman komunitas Douyin, demikian dilansir NBC News Internasional.

Konten-konten serupa di Douyin milik Bo Gongzi dengan 2,9 juta pengikut dan Baoyu Jiajie dengan 2,3 juta pengikut ikut terkena imbasnya, yakni diblokir Pemerintah China. Mereka, para kreator konten China secara mendadak menjadi kurang berpengaruh setelah Badan Administrasi Ruang Siber mengecam konten flexing dan semakin mengetatkan aturan. 

Mengingat cepatnya perkembangan digital, Pemerintah China ingin menciptakan ruang sehat di media sosial. Bagaimana menurut pendapatmu, apakah sebuah kebijakan yang tepat atau sebaliknya? Yuk, saling share pendapat, Bela

IDN Channels

Latest from News