Memasuki tahun keempat penyelenggaraannya, Indonesia Fintech Summit (IFS) atau 4th IFS 2022 merupakan program unggulan dan masuk ke dalam bagian dari Bulan Fintech Nasional 2022.
Acara ini digagas oleh Asosiasi Fintech Indonesia (AFTECH) dan digelar atas sinergi dengan Bank Indonesia (BI), Otoritas Jasa Keuangan (OJK), serta Asosiasi Fintech Pendanaan Bersama (AFPI). Acara ini menjadi bukti nyata perkembangan pesat ekosistem fintech di Tanah Air.
Indonesia Fintech Summit bertujuan untuk mempertemukan para pendiri fintech nasional dan internasional, regulator, lembaga keuangan, investor, akademisi, serta para pemangku kepentingan lainnya.
Kehadiran Bulan Fintech Nasional di tahun ini merupakan wujud komitmen bersama untuk meningkatkan edukasi dan literasi masyarakat Indonesia terkait ragam dan layanan fintech.
1. Indonesia Fintech Summit (IFS)
Ekonomi digital Indonesia diperkirakan tumbuh hingga USD 130 miliar pada 2025, salah satunya dipengaruhi oleh adopsi layanan keuangan digital. Lewat pergerakan yang menunjukkan peningkatan signifikan, layanan keuangan digital atau financial technology (fintech) dipercaya mampu mendorong akselerasi pemulihan ekonomi pasca pandemi.
Sebagai langkah bersama untuk memperkuat industri fintech Tanah Air, pemerintah bersama dengan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan Bank Indonesia (BI), serta asosiasi dan pelaku industri kembali memperkuat sinergi melalui Indonesia Fintech Summit (IFS) yang akan berlangsung pada 10-11 November 2022 di Bali.
2. Apa yang membuat 4th IFS 2022 berbeda dengan tahun sebelumnya?
Berbeda dengan tahun sebelumnya, selain membahas mengenai inovasi dan perkembangan regulasi, tahun ini akan ada topik mengenai perlindungan data pribadi dan keamanan siber, infrastruktur, sektor jasa keuangan digital, serta agenda kerja sama strategis dengan negara ASEAN dan Asia Pasifik.
Tahun ini juga akan hadir sesi Women in Fintech yang diharapkan dapat mengawali kerja nyata industri fintech dalam mendorong partisipasi perempuan dalam sektor jasa keuangan digital di Indonesia.
“Jangan lupa juga, tahun 2023 kita akan hosting ASEAN Summit, jadi kita harap ini menjadi momentum yang baik, tahun ini dan tahun depan, di mana Indonesia bisa menjadi salah satu yang menset agenda ke depannya,” ungkap Pandu Sjahrir selaku Ketua Umum AFTECH, pada Senin (7/11/2022).
3. Mengangkat tema yang selaras dengan G20 dan B20
Bertepatan dengan momentum G20 dan B20, tema yang diangkat akan berpusat pada daya tahan, pertumbuhan ekonomi, dan stabilitas keuangan. Tema yang diusung pada IFS 2022 adalah ‘Moving Forward Together: The Role of Digital Finance and Fintech in Promoting Resilient Economic Growth and Financial Stability’. Pandu Sjahrir mengungkapkan, “Kita memacu semangat industri fintech untuk maju dan mengadopsi serta digitalisasi sektor jasa keuangan. Untuk bisa lebih mempercepat, untuk membantu pemulihan ekonomi nasional.”
Lanjutnya, “Hari ini, ya? Kita Q3 2022 sudah keluar angkanya, lebih baik dari perkiraan. Banyak analis dari market, dari pasar modal pun reaksinya cukup positif, alhamdulillah. Walaupun tahun depan tahun yang penuh dengan ketidakpastian, tapi kami harapkan acara ini menjadi pembuka awal untuk bisa meneruskan momentum positif ekonomi di Indonesia. Kami harap role of fintech itu akan makin mempercepat laju ekonomi yang ada di dalam Indonesia.”
4. Pertumbuhan pesat terkait jumlah fintech di Indonesia
Lewat pemaparannya, Dudi Dermawan selaku Kepala Grup Departemen Kebijakan Sistem Pembayaran (DKSP) Bank Indonesia mengungkapkan jika jumlah fintech di Indonesia tumbuh pesat dengan transaksi yang terus berakselerasi.
Menurutnya, pertumbuhan ini tidak terlepas dari upaya dan peran asosiasi fintech serta berbagai asosiasi terkait lainnya. Kolaborasi dan sinergi antara regulator dan fintech perlu terus diperkuat untuk mendukung dan mengawal berbagai inisiatif strategis dalam rangka mendorong pemulihan ekonomi dan integrasi keuangan, serta mengakselerasi digitalisasi sistem pembayaran di Indonesia.
Ia memaparkan, “Presidensi G20 Indonesia mengangkat pengembangan pembayaran lintas negara (cross-border payment) sebagai salah satu agenda prioritas. Dalam mewujudkannya, interoperabilitas yang dicapai melalui kerja sama lintas batas internasional perlu diperkuat di tengah peningkatan digitalisasi ekonomi dan keuangan, termasuk percepatan digitalisasi menuju inklusi ekonomi-keuangan, remitansi, perdagangan ritel, dan UMKM,” ungkapnya.
5. Fintech peer to peer lending
Sebagai salah satu mitra penyelenggara, Ketua Umum AFPI, Adrian Gunadi menyambut antusias IFS dan BFN. Adrian berharap, IFS dan BFN kali ini bisa menghasilkan gagasan-gagasan signifikan, khususnya untuk mengoptimalkan potensi industri fintech yang berasal dari kebutuhan riil masyarakat.
Adrian Gunadi mengungkapkan, “Seiring dengan perkembangan teknologi, perkembangan tren industri, dan digitalisasi mengalami pertumbuhan yang eksponensial dalam beberapa tahun terakhir ini. Tentunya ini menjadi salah satu milestone yang sangat penting, sebenarnya industri ini sudah berkembang hampir 7 tahun, jadi sangatlah tepat untuk kita tentunya berkontribusi penuh di dalam forum ini.”
Ia pun menjelaskan beberapa poin yang akan difokuskan dari sisi fintech peer to peer lending, di antaranya:
- Aspek edukasi yang menyangkut perlindungan konsumen, serta memberikan pemahaman kepada masyarakat berkaitan dengan fintech peer to peer lending—layanan pinjam meminjam uang—baik dari sisi pada lender (pemberi pinjaman) maupun borrower (penerima pinjaman).
- Kolaborasi ekosistem, seperti kolaborasi perbankan, asuransi, atau lembaga jasa keuangan lainnya. Kedua, kolaborasi antara fintech, seperti payment gateway, alternative credit scoring, hingga digital signature yang merupakan perangkat pendukung dari industri fintech peer to peer lending.
- Ekosistem digital, contohnya e-commerce atau agriculture technology yang ternyata dapat digunakan sebagai basis infrastruktur agar fintech peer to peer lending dapat menjangkau lebih jauh dengan biaya yang lebih terjangkau, serta diharapkan dapat lebih inklusif.
6. OJK dukung penuh Indonesia Fintech Summit
Penyelenggaraan IFS 2022 juga didukung oleh OJK sebagai bentuk komitmen penguatan tata kelola dan infrastruktur yang dibutuhkan seiring dengan melesatnya pertumbuhan fintech.
Lewat pemaparannya, Kepala Grup Inovasi Keuangan Digital OJK, Triyono, mengungkapkan jika Indonesia Fintech Summit ini merupakan acara tahunan yang cukup membanggakan, sebab setiap negara memiliki big event acara fintech-nya masing-masing, termasuk Indonesia yang merupakan market dan pemain fintech terbesar di ASEAN.
“Kami berkomitmen, barangkali saya yakin yang pada di depan ini bersepakat akan tetap mengadakan acara ini setiap tahun apa pun yang akan terjadi. Jadi, kita akan tetap bawa bendera Indonesia, setiap tahun, insyaallah, di bulan November. Jadi, seperti apa yang disampaikan oleh Pak Pandu, 11.11 itu adalah hari Fintech Nasional."
Lanjutnya, "Kebetulan ini juga terinspirasi dari beberapa peristiwa, bahkan di Indonesia kemarin baru saja ada Bulan Inklusi Keuangan sehingga kita mendesain Hari Fintech Nasional itu sebagai Bulan Fintech Nasional. Jadi saya kira ini mungkin akan dirancang menjadi acara yang penuh selama satu bulan dan akan ditutup di bulan Desember,” tuturnya.
7. Rangkaian acara selama Bulan Fintech Nasional 2022
Kegiatan 4th IFS 2022 merupakan bagian dari rangkaian program pada Bulan Fintech Nasional (BFN) yang akan berlangsung mulai 11 November hingga 12 Desember 2022. Diawali dengan momentum Hari Fintech Nasional (11.11) dan dilanjutkan dengan berbagai kegiatan edukasi dan literasi yang dapat diikuti secara daring oleh masyarakat Indonesia melalui www.fintechsummit.co.id. Ditutup dengan BFN Expo, Closing Ceremony dari IFS & BFN 2022 pada 11–12 Desember di Yogyakarta yang dapat dikunjungi oleh masyarakat umum.
Tertarik mengikuti rangkaian acaranya? Kamu dapat mengunjungi situs www.fintechsummit.co.id untuk registrasi serta mendapatkan informasi lebih lanjut mengenai Indonesia Fintech Summit 2022.