Belakangan ini, situasi di Korea Selatan tengah mendapat sorotan dari luar negeri. Kabar mencekam ini berasal kasus penusukan yang dilakukan oleh seorang warga kepada orang tidak dikenal di jalan sekitar Seoul.
Kasus pertama tersebut menjadi efek domino untuk kasus penusukan lain yang terjadi secara berturut-turut dalam waktu singkat. Bahkan, Kepolisian Korea Selatan mengetatkan penjagaan apabila kasus penusukan brutal kembali terjadi.
Bagaimana awal mual kasus penusukan brutal terjadi dan kondisi korban? Berapa kasus penusukan yang sudah terjadi di Korea Selatan?
Kasus penusukan mematikan di Silim-dong
Pada 21 Juli 2023, Korea Selatan digemparkan dengan aksi penikaman di Stasiun Silim exit 4 oleh seorang pemuda berusia 30 tahun-an. Korban penusukan tersebut berjumlah 4 orang, yang tidak dikenal oleh pelaku.
Aksi penusukan di Stasiun Silim ini terjadi sekitar jam 14:07 KST. Sebelum melakukan aksi kejamnya kepada orang tak dikenal, pelaku sempat melakukan factory reset ponsel dan merusak laptopnya dengan palu.
Hal ini dilakukan agar polisi tidak bisa menemukan informasi yang pelaku browsing di media maya. Sang pelaku tidak menarget korbannya secara spesifik dan saat sampai di lokasi kejadian, ia melihat seorang laki-laki berusia 20-an.
Pelaku langsung menyerang korban pertama, namun korban berusaha melindungi dirinya dengan melawan. Namun nahas, korban pertama meninggal dunia karena ditusuk 13 kali di leher dan wajah korban. Sementara, tiga korban lainnya luka-luka dan mendapat operasi akibat aksi penusukan yang dilakukan oleh pelaku.
Pelaku penusukan brutal di Silim telah ditangkap
Pelaku aksi penusukan brutal yang terjadi Stasium Silim telah diamankan oleh petugas Kepolisian Korea Selatan pada 14:20 KST. Anehnya, sang pelaku tidak kabur saat polisi datang.
Bahkan, saat polisi meminta pelaku meletakkan pisau yang digunakan untuk penusukan, pelaku tidak ada perlawanan sama sekali. Jika ditelusuri profilnya lebih jauh, sang pelaku tidak memiliki pekerjaan alias pengangguran dan memiliki track record kriminal lebih dari satu kali. Ia juga terus-menerus menolak tes psikopat yang diminta oleh Kepolisian Korea.
Kasus penusukan brutal sudah terjadi sejak Maret
Melansir dari kanal YouTube Hansol, aksi penusukan brutal di Korea Selatan sudah terjadi sejak Maret 2023. Pada 3 Maret 2023, seorang perempuan kelahiran 90-an yang menikam tiga orang, karena tidak terima dipanggil 'Ahjumma' (panggilan untuk perempuan paruh baya di Korea Selatan).
Penusukan terjadi di dekat Stasiun Jukjoen, Yongin, Gyeonggi, Korea Selatan jam 17.44 KST. Ketiga korban berusia sekitar 50-60 tahun-an dan menderita luka cukup parah di area wajah. Aksi penusukan terus berlanjut dari bulan April hingga Agustus dengan motif yang belum diketahui secara pasti.
Kasus penusukan dengan jumlah terbanyak
Lebih dari lima kasus penusukan brutal ke orang tidak dikenal terjadi, kasus paling baru terjadi dengah jumlah korban kritis terbanyak. Pada 3 Agustus 2023, seorang laki-laki berusia 22 tahun bermarga Choi melakukan aksi penikaman di Bundang, Korea Selatan.
Berdasarkan laporan media lokal, pihak Kepolisian menerima laporan bahwa seorang pemuda menikam orang dengan senjata tajam di AK Plaza, pusat perbelanjaan populer di dekat Stasiun Seohyun, Seongnam.
Menurut penyidik, pelaku menabrak sekelompok pejalan kaki sebelum masuk ke dalam mal dengan pisau. Ia menikam seseorang di dua lantai terpisah. Total korban dari aksi kejam tersebut sebanyak 9 orang ditikam dan 5 orang ditabrak. Dari 14 korban, 12 korban dalam kondisi kritis.
Pelaku Bundang memiliki gangguan kepribadian
Berdasarkan hasil interograsi penyidik, pelaku Bundang didiagnosa menderita gangguan kepribadian. Badan Kepolisian Provinsi Gyeonggi mengungkapkan bahwa pelaku telah menderita penyakit mental sejak masa sekolah menengah dan menunjukkan gejala delusi penganiyaan selama penyelidikan berlangsung.
"Ia berbicara tidak jelas selama interogasi awal dan mengklaim bahwa sekelompok orang tertentu tengah menguntit dan mencoba untuk membunuh dirinya," ungkap pihak Kepolisian.
Sedangkan penuturan keluarga, pelaku putus sekolah di tahun pertama karena fobia sosial dan menerima diagnosa gangguan kepribadian skizoid di 2020. Namun, tidak mendapat perawatan yang tepat. Pelaku lebih banyak tinggal di rumah atau melakukan pekerjaan paruh waktu.
Munculnya ancaman penusukan lain
Tidak hanya membuat publik khawatir, tetapi aksi penusukan massal dan brutal ini juga mulai membuat warga lokal takut, cemas, dan ekstra waspada saat melakukan perjalanan ke kantor atau daerah ramai.
Di sisi lain, aksi penusukan yang terjadi secara berturut-turut menimbulkan ancaman lain dalam waktu dekat. Sebuah unggahan anonim di komunitas daring Korea, sejumlah orang akan membuat kerusuhan dari tanggal 4 - 5 Agustus dengan target area sekitar Gangnam, Yongsan, Apgujeong, hingga Yeouido.
Akibat ancaman tersebut, sejumlah polisi dikerahkan untuk berjaga-jaga di area tersebut dan tempat umum lainnya.
KBRI menghimbau untuk tetap waspada
Melihat situasi mencekam baru-baru ini, KBRI Korea Selatan telah melakukan himbauan kepada WNI (Warga Negara Indonesia) untuk melakukan panduan keselamatan dan lebih waspada, khusus di area umum yang ramai.
Apabila dalam kondisi darurat, KBRI mengharapkan para WNI di Korea Selatan segera menghubungi nomor darurat 119 atau hotline darurat KBRI Seoul di 010-5394-2546.
Semoga aksi penusukan brutal di Korea Selatan segera diatasi dan lekas pulih untuk para korban yang masih dalam tahap perawatan di rumah sakit.