Pernah membayangkan Tehbotol Sosro jadi bahan makanan? Di ajang Kreasi Kolaborasi Kuliner Asli, enam finalis dari Yogyakarta, Majalengka, Malang, Palembang, Solo, dan Pontianak justru ditantang untuk mewujudkan hal itu. Mereka harus membuat kreasi makanan tradisional dengan minuman kemasan ikonik ini. Menarik banget, kan?
Final acara yang menyukseskan gerakan #LocalsUnite tersebut diadakan di Pos Bloc, Jakarta, Sabtu (14/5) lalu. Peserta asal Palembang, Cik Ari, keluar sebagai juara kompetisi ini dengan masakan “Pindang Deleg Sosro Anti Galau”.
“Karena ini event-nya #LocalsUnite dari Tehbotol Sosro, aku sangat seneng sekali, ya. Karena kalau nggak lewat #LocalsUnite ini aku nggak ada di sini sekarang. Jadi harapannya #LocalsUnite ini ke depannya tetep ada untuk mendukung UMKM,” ungkapnya.
Terobosan sejak 2018
Cik Ari mengungkapkan, makanan yang membawanya pulang sebagai juara ini telah ia buat sejak 2018. Ia bahkan sempat menyertakannya dalam sebuah kompetisi. Kala itu, ia membawa piala juara dua.
“Sebenernya pindang deleg ini udah aku mulai dari 2018 dan sempet jadi juara 2. Tapi kreasinya pindang di-fillet aja,” ujar dia.
Selain itu, penamaan “Anti Galau” dalam produknya ini karena kekhawatiran anak-anak akan duri saat mengonsumsi ikan deleg atau gabus. Padahal, ikan ini memiliki banyak khasiat yang baik, mulai dari menurunkan gula darah, memperbaiki jaringan pankreas yang rusak, hingga mempercepat penyembuhan luka.
Proses pengolahan
Untuk olahan ini, perempuan bernama lengkap Yunita Rahma Sari itu menggunakan Tehbotol Sosro varian less sugar. Penggunaan minuman ini memperkuat aroma dan cita rasa “Pindang Deleg Sosro Anti Galau” yang merupakan perpaduan asam, manis, dan pedas.
Agar kekhasan Tehbotol Sosro tidak hilang, Cik Ari menggunakan teknik merebus bumbu rempah bersama minuman tersebut. Ia mengungkapkan, rasa manis dari varian less sugar ini telah menjadi standar yang pas untuk produknya.
Totalitas berkompetisi
Cik Ari membuktikan bahwa ia layak menyandang juara di kompetisi ini dengan totalitasnya. Dengan jarak tempuh yang tidak dekat, ia dan timnya rela menempuh jalur darat agar bisa membawa lebih banyak bahan dan peralatan untuk tahap final ini.
“Karena pengennya all out, bawa banyak peralatan dari Palembang, kita lewat jalur darat,” katanya.
Ingin angkat kuliner Palembang
Sehari-hari, Cik Ari memang menjalankan bisnis kuliner yang menjual makanan khas Palembang, mulai dari pempek, laksan, celimpungan, bolu lapis nanas, dan pindang deleg sosro itu sendiri. Melalui usahanya ini, ia ingin kuliner Palembang tak hanya terkenal di kota sendiri.
“Basically bisnis aku ini kuliner asli Palembang. Cita-cita dari bisnis aja namanya Gudang Makanan Palembang. Aku pengen ngangkat kuliner khas Palembang ini nggak hanya bisa dinikmati di Palembang, tapi di luar Palembang juga,” tutur Cik Ari.
Inspiratif banget, ya, Bela? Cik Ari membuktikan bahwa cita-citanya juga bisa berdampak baik untuk budaya daerahnya. Kalau kamu cita-citanya apa, nih?