Merek es krim Mixue nampaknya semakin dikenal banyak orang. Apalagi, saat belakangan ini di TikTok berseliweran video yang memperlihatkan kedai Mixue ada di banyak tempat.
Bukan tanpa alasan, perusahaan es krim asal Tiongkok ini rupanya tengah berekspansi dengan 20.000 gerai waralaba di Asia, termasuk di Indonesia. Maka jangan heran, kalau banyak orang beranggapan di mana ada kios kosong di situ Mixue berada.
Lantas sebenarnya, bagaimana sejarah berdirinya es krim dengan maskot VI Snow King yang sangat mencuri perhatian publik? Selengkapnya, simak dalam artikel berikut, Bela.
1. Modal usaha dari sang nenek
Perusahaan Mixue Bingcheng lahir dari sebuah ide bisnis seorang mahasiswa bernama Zhang Hong Chao. Semula, Zhang hanya menjajal berjualan es serut di sebuah toko minuman dingin, kala itu ia bekerja paruh waktu sembari menyelesaikan studinya.
Terbilang cukup tekun menjalani kerja paruh waktunya sebagai penjual es serut, akhirnya membuat Zheng bertekad untuk memulai bisnisnya sendiri pada 1997. Apalagi, saat itu ia memiliki modal sekitar 4.000 yuan atau setara Rp8 juta dari sang nenek.
2. Jatuh bangun menjual es serut
Bermodalkan keberanian dan uang secukupnya, Zheng mulai mendirikan kios es serut bernama "es serut aliran dingin". Toko es serut yang menjadi langkah awal Zheng Hongchao dan tentunya menjadi pendahulu Mixue Bingcheng.
Lantaran, berangkat dari modal awal yang terbatas membuat peralatan tokonya sangat sederhana. Bahkan, mesin untuk memproduksi es serutnya pun dirakit oleh Hongchao dengan membeli motor, meja putar, dan alat pemotong. Tak hanya itu, produk utama toko ini juga terbatas dengan hanya ada es serut, es krim, dan smoothie.
Barulah, saat roda bisnisnya berjalan baik, tokonya mulai menjual teh susu. Berkat kegigihannya, Zheng dapat memperoleh lebih dari 100 yuan (Rp200 ribu) sehari. Akan tetapi di tengah menjalankan usaha, ada masalah mengenai penjualan produknya yang terpengaruh musim. Kerikil bisnis yang akhirnya membuat toko pertamanya gagal dan akhirnya terpaksa ditutup.
3. Kembali bangkit dengan Mixue Bingcheng
Namun jiwa berwirausaha Zheng tak berhenti begitu saja, masih dengan bermodalkan keberanian di tahun 1999 ia kembali mendirikan toko es serut berikutnya dan mengganti nama menjadi Mixue Bingcheng (MXBC). Selama hampir satu dekade, perusahaan es krim ini mengalami jatuh bangun. Hingga barulah, pada tahun 2006 akhirnya Mixue Bingcheng menemukan pasar yang tepat.
Sepanjang tahun itu, mulai muncul es krim dari Jepang berbentuk seperti obor yang bertepatan dengan Olimpiade Beijing 2008. Es krim itu dikenal banyak orang sebagai es krim cone yang awalnya dijual dengan harga satu yuan atau setara Rp2000. Namun, karena bertepatan dengan momen langka, es krim cone Mixue berhasil dijual dengan harga sepuluh kali lipat.
Dari sanalah, Zheng menemukan peluang bisnis dan berhasil menciptakan formula es krim yang murah. Ia pun berhasil mengeluarkan produk es krim seharga 2 yuan atau setara Rp4.000, di saat toko lain menjual hingga Rp20.000. Bisnis yang perlahan berkembang pesat dan berhasil menggaet cukup banyak pelanggan kala itu.
4. Mulai menemukan peluang bisnis besar
Barulah, sekitar tahun 2007 ide bisnis Zheng membawanya untuk membuka waralaba. Terhitung ada lusinan toko dibuka dengan cepat di Provinsi Henan, tempat kantor pusat berada. Bahkan satu tahun kemudian, jumlahnya mencapai 180 gerai. Pencapaian besar yang akhirnya membuat Mixue Bingcheng pada 2008 secara resmi menjadi sebuah perusahaan.
Mixue Bingcheng tak disangka menjadi merek bubble tea tunggal terlaris di Tiongkok, dengan pendapatan tahunan 6,5 miliar yuan atau setara Rp13 triliun dalam setahun. Melihat peluang pasar yang makin terbuka lebar, pada 2018 Zheng akhirnya membuka toko global pertamanya di Hanoi Vietnam. Lanjut pada 2019, Mixue menyelenggarakan konferensi entrepreneur keempat yang dihadiri 6.000 pemilik waralaba dari berbagai negara seperti Singapura, Malaysia, hingga Indonesia.
Saat bisnis berjalan, Mixue sempat mengubah desain toko dan identitas brand (maskot) menjadi VI Snow King. Identitas baru tersebut merepresentasikan kebahagiaan dan keindahan sebagai filosofi keaslian Mixue. Pada awal 2021, bisnis ini diperkirakan berhasil meraih pendapatan sebanyak 20 miliar yuan atau setara Rp40 triliun, mengalahkan merek bubble tea premium lainnya.
5. Gerai pertama Mixue di Indonesia
Keberadaan gerai Mixue pertama di Indonesia pada 2020, tepatnya di kawasan Ciwalk, Bandung. Melalui PT Zisheng Pacific Trading, hingga saat ini Mixue telah memiliki lebih dari 100 gerai di Tanah Air yang tersebar di Pulau Jawa dan Sumatra. Mixue Ice Cream & Tea menawarkan harga terjangkau yakni berkisar Rp8.000 – Rp30.000-an.
Ada sejumlah menu yang ditawarkan mulai dari Sundae Boba, Jasmine Tea, Peach Tea, Earl Grey Tea, Squeezed Lemonade dan banyak lainnya. Makin menarik, karena Mixue sekarang juga menjual Tumbler Snow King dengan beberapa ukuran dan berharga Rp28.000 – Rp80.000.
6. Mixue belum memiliki sertifikasi halal
Namun di sisi lain, ada kekhawatiran masyarakat kita terkait penjualan es krim ini, karena pihak Mixue mengakui belum memiliki sertifikasi halal. Meski begitu, mengutip laman resmi Instagram @Mixueindonesia, pihak Mixue mengatakan bahwa belum memiliki sertifikasi halal tidak sama dengan tidak halal. Mengenai sertifikat halal, sudah diurus sejak awal tahun 2021 hingga sekarang belum selesai. Mixue juga menepis kabar tentang produk mereka yang menggunakan alkohol, rum atau mengandung babi.
7. Harga franchise Mixue Ice Cream & Tea
PT. Zisheng Pacific Trading selaku pihak pemegang franchise di Indonesia tidak menetapkan persyaratan khusus bagi calon mitra. Bahkan sistem franchise merek ini berbentuk usaha mandiri, artinya tidak ada royalti maupun bagi hasil yang harus disetorkan sehingga seluruh laba yang diterima, sepenuhnya dinikmati oleh mitra.
Kalaupun ada hal yang harus dipenuhi calon mitra, antara lain wajib menyediakan tempat operasional, meliputi luas bangunan minimal 25 meter persegi, lebar 3,8 meter, tinggi plafon 2,7 meter, terdapat sumber air bersih, sanitasi yang baik, dan daya listrik 33.000 Watt. Mixue juga menyediakan kontraktor untuk mendesain interior gerai sesuai standar.
Berdasarkan surat yang diterbitkan oleh PT. Zisheng Pacific Trading per 31 Maret 2022, biaya franchise Mixue Ice Cream & Tea sekitar Rp808 juta. Biaya tersebut meliputi keseluruhan investasi dari awal pembangunan gerai. Adapun, Mixue juga memberikan potongan harga serta buku resep, menu, perlengkapan pembuatan produk, seragam karyawan, hingga pendampingan dari manajemen. Terkait detail biaya franchise Mixue Ice Cream & Tea tersebut, antara lain:
- Deposit sebesar Rp40 juta.
- Manajemen berkisar antara Rp18 juta – Rp24 juta.
- Alat dan mesin sebesar Rp170 juta.
- Bahan baku awal sebesar Rp100 juta.
- Biaya renovasi sebesar Rp200 juta – 350 juta.
- Perkiraan omset sebesar Rp300 juta setiap bulan.
- HPP senilai 40%.
- Margin senilai 60% (belum dikurangi operasional gerai).
- BEP dengan target 12-18 bulan.
8. Cara daftar franchise Mixue Ice Cream & Tea
Semakin tertarik untuk bergabung franchise Mixue? Yuk, simak beberapa langkah berikut.
- Lakukan konsultasi kemitraan melalui telepon atau WhatsApp ke nomor 0819-9360-6666.
- Ajukan permohonan sebagai calon mitra.
- Selanjutnya pihak Mixue Ice Cream & Tea akan melakukan evaluasi terkait gerai dan sebagainya.
- Dilakukan penandatangan kontrak yang disetujui pihak mitra dan Mixue.
- Manajemen akan membantu proses dekorasi toko.
- Mendapatkan pelatihan teori dan praktik berkaitan dengan pengoperasian toko.
Kalau kamu ingin sekali bergabung franchise Mixue Ice Cream & Tea, selalu baca informasi terbaru dan waspada terkait tindak kejahatan, ya, Bela.