Mencicipi Menu Khas Jepang yang Autentik di Sumibi Thamrin

Selain masakan khas Nusantara, lidah orang Indonesia juga telah begitu familiar dengan masakan Jepang. Cita rasanya yang khas dan mirip dengan menu-menu di Tanah Air, membuat makanan Jepang menjadi salah satu comfort food yang banyak dipilih. 

Ikut meramaikan pasar kuliner di Indonesia, Sumibi hadir dengan ciri khasnya tersendiri. Mengusung konsep menu autentik khas Jepang dengan alat masak yang juga tradisional, membuat Sumibi patut diperhitungkan sebagai salah satu tujuan kulinermu berikutnya.

Tak sekadar menyajikan makanan khas Jepang yang begitu autentik, Sumibi Thamrin menghadirkan sesuatu yang begitu berbeda dengan restoran lainnya. Saat kamu memasuki ruangannya yang berlokasi di 57 Promenade Apartment, Thamrin, Jakarta Pusat ini, kamu akan langsung disambut dengan alat pemanggang tradisional yang disebut dengan genshiyaki.

Genshiyaki adalah alat pemanggang untuk memasak makanan dengan metode yang disebut robatayaki. Untuk yang baru tahu, robatayaki adalah metode pemanggangan yang sudah ada sejak Zaman Edo (1603-1868). Awalnya, metode ini banyak dipraktikan oleh para nelayan untuk memanggang hasil tangkapan mereka. Biasanya, hasil tangkapan tersebut selain dikonsumsi sendiri, juga dibagikan kepada para pelancong yang kebetulan mampir atau tak sengaja lewat di daerah mereka.

Seiring berkembangnya zaman, metode pemanggangan robatayaki kini telah menjadi begitu canggih. Teknik pemanggangan genshiyaki kini tak hanya menggunakan api, melainkan menggunakan panas inframerah. Fungsinya, panas ini nantinya akan mengunci kelembapan untuk menghasilkan bagian tengah yang berair, namun bagian luar yang renyah.

Agar rasa autentiknya semakin begitu kuat, genhiyaki juga menggunakan arang yang memberikan rasa bersih dan berasap. Hal ini mampu meningkatkan rasa alami dari makanan laut, daging, dan sayuran segar meski hanya sedikit dibumbui. Hidangan di Sumibi kemudian disajikan langsung dari panggangan yang menciptakan suasana makan bersama dan merayakan seni tradisi kuliner Jepang dengan cara yang benar-benar berkesan.

Sebelum membahas menunya, POPBELA akan sedikit membahas tentang interiornya terlebih dulu. Sumibi tahu betul bagaimana memanjakan indera penglihatan dengan memadukan estetika tradisional dan modern khas Jepang yang sempurna. 

Didesain oleh desainer interior berbakat dari Jepang, langit-langit Sumibi dihiasi dengan bambu yang elegan. Disempurnakan dengan pencahayaan yang lembut dari lampu berbentuk lampion khas Jepang, suasana hangat dan nyaman sangat terasa begitu kamu melangkahkan kaki ke dalamnya. 

Tak hanya itu, setiap sudut Sumibi dirancang dengan cermat, memastikan bahwa para tamu tidak hanya menikmati makanan lezat, tetapi juga membenamkan diri dalam lingkungan yang kaya akan budaya. Kombinasi harmonis antara bahan-bahan alami dan elemen artistik memberikan latar belakang yang benar-benar unik untuk pengalaman kuliner kamu, menjadikannya sama menakjubkannya secara visual dan lezatnya.

Memiliki begitu banyak menu yang menggiurkan, POPBELA yakin, kamu pasti bingung memilih menu mana yang ingin dicicipi terlebih dulu. Berikut, POPBELA telah memilihkan beberapa rekomendasi menu yang perlu kamu coba saat berkesempatan mampir ke Sumibi Thamrin. Apa saja?

Sebagai hidangan pembuka, POPBELA menyarankan agar kamu memesan Zucchini Yaki. Menu ini menyajikan zucchini panggang yang dipadukan dengan daging cincang berbumbu yang diletakan di atasnya. Zucchini yang lembut melengkapi cita rasa daging yang kaya, sementara taburan biji wijen menambah sentuhan kesegaran. Zucchini Yaki begitu sempurna sebagai hidangan pembuka.

Ingin makanan pembuka atau snack yang sehat, Bela? Broccoli Yaki bisa menjadi pilihan yang tepat. Makanan ini terbuat dari brokoli yang dipanggang hingga mengeluarkan rasa manis alami dan sedikit berasap. Lapisan keju di atasnya, membuat hidangan ini terasa begitu sempurna. Kamu akan merasakan renyah dan creamy di saat yang sama. Yummy!

Ini dia bintang utamanya, Jumbo Ebi Ippon Yaki. Dipanggang sempurna dengan gaya genshiyaki yang autentik, setiap udang yang dimasak memiliki bagian luarnya yang gosong dengan indah sambil mempertahankan kelembapan untuk bagian tengah yang lembut dan beraroma.

Disajikan bersama saus miso pedas buatan sendiri, hidangan ini melengkapi udang yang dibumbui dengan sempurna, menambahkan lapisan rasa yang dalam dan pedas. Warna-warna cerah dan aroma yang menggoda menjadikannya pesta untuk indera perasa.

Rindu dengan masakan berbahan dasar daging? Tenang saja, Sumibi punya menu spesial khusus untuk kamu. Japanese Wagyu Aburi Kakuni namanya. Hidangan ini menggunakan daging Wagyu premium, yang terkenal dengan tekstur marmernya yang lezat dan lumer di mulut. Dimasak perlahan dalam kaldu gurih, daging sapi ini diresapi dengan cita rasa yang kaya, sementara lapisan tipis yang lembut menambah sentuhan akhir yang tak terlupakan.

Butuh tambahan sayur untuk menu dagingmu? Say no more! Sumibi punya Gyu Harami Garlic Steak yang tak kalah lezat. Cita rasa yang kuat dari daging panggang lembut khas Sumibi yang dipanggang hingga sempurna ini disajikan bersama campuran kentang panggang dan jagung manis. Perpaduan ini menciptakan kontras tekstur dan rasa yang lezat. 

Ingin menu unik lainnya, Bela? Coba, deh, cicipi Beef Tounge Carpaccio. Cita rasa unik dari Lidah Sapi Panggang Iris khas Sumibi disiapkan dengan cermat untuk menonjolkan kelembutan alaminya. Diiris tipis dan dipanggang sebentar, hidangan ini disertai dengan saus pedas yang meningkatkan rasa umami yang kaya dari daging sapi.

Saat menghidangkannya, pelayan akan menyajikannya dengan cara di-roast sebentar menggunakan torch langsung di meja kamu. Bukan cuma lezat, menu ini juga cocok untuk kamu yang senang membuat konten karena cara penyajiannya yang unik.

Tak lengkap rasanya jika kamu tak memesan hidangan penutup. Sumibi cukup banyak menyediakan menu dessert yang bisa kamu pesan sesuai selera. Dari sekian banyak menu makanan pencuci mulut, Caramel Puding menjadi yang paling direkomendasikan. Rasanya yang klasik dan manisnya pas, membuat menu ini menjadi penutup yang sempurna.

Bagaimana, Bela? Kapan kamu mampir ke Sumibi Thamrin?