Soto merupakan hidangan ikonik yang ternyata bisa kamu temukan tersebar di banyak wilayah Indonesia. Hidangan dengan rasa dasar yang gurih, bergizi, berpadu dengan berbagai macam isi ini, sangat digemari oleh masyarakat Indonesia, apalagi dihidangkan selagi masih hangat.
Kementerian Pariwisata (Kemenpar) menetapkan lima makanan nasional. Salah satunya adalah soto. Memang patut dijadikan makanan nasional, karena di Indonesia sendiri soto mempunyai 72 jenis, lho, Bela. Punya cita rasa yang pas di lidah masyarakat Indonesia dan dapat dengan mudah ditemukan, kali ini Popbela akan rangkum fakta-fakta menarik tentang soto yang tersebar di Nusantara untukmu.
1. Sejarah soto, benarkan bukan makanan asli Indonesia?
Melansir dari Indonesia.go.id, dari catatan kaki sebuah buku berjudul, Nusa Jawa: Silang Budaya, karya Denys Lombard, soto adalah makanan populer abad ke-19 yang berasal dari Tiongkok, dalam dialek Hokkian yang bernama cau do. Arti dari cau do sendiri adalah rerumputan jeroan atau jeroan berempah.
Mulanya soto disajikan menggunakan daging maupun jeroan babi, tapi kerena mayoritas masyarakat Indonesia beragama Islam, penggunaan daging babi diganti menjadi daging sapi, ayam, kambing, bahkan ikan. Meskipun berasal dari Tiongkok dengan kepiawaian tangan-tangan orang Indonesia, olahan ini bisa dikembangkan sesuai dengan kekhasan, selera, budaya, dan bahan-bahan yang tersedia di daerah masing-masing.
2. Soto punya banyak nama
Di Indonesia sendiri sajian kuah dengan berbagai macam isian ini punya banyak sebutan yang berbeda-beda sesuai dengan daerahnya masing-masing. Jika kita lebih kenal dengan nama soto di Pulau Jawa, di Makasar misalnya dikenal dengan nama coto, lalu ada juga penyebutan sroto di Jawa Tengah, sauto, dan tauto.
3. Dipengaruhi kuliner asing
Satu kesatuan di dalam semangkuk soto nyatanya juga dipengaruhi oleh beberapa kuliner asing. Selain bihun yang berasal dari Tiongkok, ada pula kentang, tomat, dan cabai yang merupakan tanaman Amerika, yang dibudidayakan Belanda di Indonesia pada masa penjajahan, lalu dipadu dengan kuatnya rasa rempah-rempah asli Indonesia.
Bahkan di beberapa daerah ada soto yang menggunakan kunyit, rempah khas India, dan soto betawi yang menggunakan minyak samin, yang menunjukan pengaruh dari kuliner Arab. Jadi, dalam semangkuk soto kita bisa merasakan kesatuan dari kuliner-kuliner asing.
4. Variasi jenis kuah soto
Isian soto pada umumnya terdiri dari bihun, kol, tomat, seledri, daun bawang, bawang goreng, serbuk koya, yang nggak jarang dilengkapi berbagai macam daging, dan topping seperti perkedel kentang, dan telur. Tak lupa juga tambahan emping, maupun kerupuk. Selain, isian soto berbeda-beda di setiap daerah, soto juga dibedakan dari penggunaan kuah yang beragam. Kuah soto yang paling sering kita temukan biasanya adalah kuah santan ataupun kuah bening dari bahan dasar kunyit.
Selain dua kuah di atas, ada pula soto yang menggunakan tauco sebagai kuah seperti Tauto Pekalongan, dan soto Tegal. Kuah kacang untuk coto Makasar, dan sroto Sukaraja. Lalu, terakhir ada juga soto dengan kuah keluak, soto Grombyang.
5. Paling banyak tersebar di Jawa
Dari banyaknya ragam soto di Indonesia, jenis soto paling banyak ditemukan di Pulau Jawa. Ada sekitar 30 jenis soto ada di pulau Jawa dan varian yang paling banyak dan digemari adalah soto dengan kuah kaldu ayam berbumbu kunyit, seperti soto Lamongan, soto Kudus, dan soto Banjar.
Kita patut bangga, ya, punya varian makanan yang banyak dengan cita rasa yang berbeda-beda. Dari 72 jenis soto, kamu sudah cicipi soto apa saja?