Baru-baru ini, salah satu cabang restoran Burger King di Bali, Indonesia, menjadi topik perbincangan yang ramai oleh warga netizen digital. Mengutip dari BoredPanda, Ini terjadi lantaran salah satu respon akun media sosial resmi Burger King di Twitter pada cuitan seorang netizen mengenai karyawan restorannya. Wah, ada apa dengan karyawan restoran cepat saji ini di Bali?
1. Burger King mempekerjakan disabilitas
Diketahui dari unggahan salah satu netizen, salah satu cabang Burger King di Bali, Indonesia, mempekerjakan pegawai dengan disabilitas. Nampak pada foto tersebut seorang kasir menunjukkan papan informasi yang memberitahukan kondisinya yang nggak dapat mendengar. Jadi, ia meminta pengunjung yang ingin memesan untuk menunjuk menu makanan yang ingin dibeli.
2. Papan panduan bahasa isyarat
Bahkan pada beberapa sudut restoran serta pada meja kasir, Burger King menyediakan papan panduan berbahasa isyarat untuk para konsumennya. Dengan begitu, mereka dapat berinteraksi atau memberikan apresiasi sederhana, seperti mengucapkan 'terima kasih' atau 'halo'.
3. Cuitan netizen yang curiga dengan Burger King
Cerita tentang Burger King yang mempekerjakan pegawai disabilitas ini mendapat banyak apresiasi, terlebih ketika tersebar melalui media sosial. Namun, ada saja netizen yang memberi respon negatif. Melalui cuitan tersebut, akun ini mempertanyakan sikap restoran cepat saji ini dalam merekrut pegawai disabilitas. Apa ini tulus membantu atau sekadar strategi marketing untuk mendapatkan hati masyarakat?
4. Respon Burger King yang 'ngena' di hati
Cuitan netizen tersebut nggak terlewatkan oleh admin media sosial resmi Burger King Indonesia. Dengan tegas, Burger King menyatakan kalau mempekerjakan orang dengan disabilitas bukan bagian dari strategi marketing, melainkan memberikan kesempatan yang sama untuk semua orang tanpa melihat kondisi. Baca cuitannya, deh!
5. Dukungan dari netizen lainnya
Respon Twitter Burger King Indonesia ini mendapatkan reaksi suportif dari netizen lainnya. Banyak yang mendukung dan mengapresiasi langkah Burger King dalam merekrut orang disabilitas. Sebab, perekrutan yang dilakukan restoran cepat saji ini memberikan peluang berkarier untuk orang-orang dengan disabilitas.
6. Disabilitas masih menjadi kalangan minoritas
Kenyataannya, orang dengan disabilitas nggak memiliki kesempatan yang sama untuk berkarier di dunia kerja seperti orang lain pada umumnya. Banyak perusahaan yang masih memandang orang disabilitas dengan sebelah mata. Karena itu, ketika Burger King mempekerjakan orang disabilitas, ini menandakan restoran tersebut memberikan harapan dan peluang pada semua orang tanpa terkecuali.
7. Masih ada yang 'nyinyir'
Tentunya, masih ada beberapa netizen yang 'nyinyir' atau mengeluarkan sarkasme terkait sikap restoran cepat saji ini. Namun, banyak netizen yang mengatakan untuk nggak memedulikan tanggapan negatif netizen tersebut dan fokus pada kebaikan yang Burger King lakukan.
8. Netizen tersebut meminta maaf
Setelah menyadari kalau cuitannya tersebut menjadi viral, netizen yang sempat mengunggah kata-kata bernada negatif itu meminta maaf pada Burger King dan seluruh netizen yang berbeda pendapat dengannya. Ia mengaku kalau cuitan itu hanya sekadar bertanya, bukan menjelek-jelekkan pihak lain. Peace!
9. Bali memiliki bahasa isyarat sendiri
Faktanya, Bali memiliki bahasa isyarat unik yang disebut 'Kata Kolok' atau 'pembicaraan orang tuna rungu'. Cara berkomunikasi ini cukup umum di pulau tersebut dan telah menjadi bahasa primer di salah satu desa di daerah utara Bali. Tepatnya di Desa Bengkala. Karena itu, desa ini juga kerap disebut 'Desa Kolok'.
10. Populasi tuna rungu yang tinggi
Diketahui kalau Bengkala memiliki populasi orang dengan keterbatasan mendengar sejak lahir dari bertahun-tahun silam. Saat ini, ada 42 orang yang mengalami keterbatasan ini di antara sekitar 3,000 penduduk desa tersebut. Fenomena ini disebabkan gen resesif secara geografis-sentris yang disebut DFNB3, yang telah ada dalam desa tersebut selama lebih dari tujuh generasi. Namun selama bertahun-tahun, penduduk desa meyakini kalau keterbatasan ini disebabkan oleh kutukan.
11. Menerapkan cara mengobrol dengan bahasa isyarat
Alih-alih mengabaikan atau menjadikan minoritas, penduduk Desa Bengkala menerapkan cara mengobrol dengan bahasa isyarat. Orang-orang berbahasa dengan gerakan tangannya dan mengajarkan bahasa isyarat pada anak-anak sebagai bahasa kedua atau ketiganya. Ini menjadikan penduduk Bali, khususnya Bengkala, terkenal dengan empati dan keramahtamahannya. Dan, Burger King Bali turut menunjukkan sikap empati yang sama dengan penduduknya.
Mendapatkan peluang kerja yang sama merupakan sebuah rezeki terbaik untuk orang-orang dengan keterbatasan, dan sikap dari Burger King ini diharapkan dapat diikuti oleh perusahaan lainnya.