Mayoritas orang Indonesia terbiasa makan pedas. Tetapi, belum ada orang Indonesia yang berani mengikuti tantangan memakan cabai Carolina Reaper tercepat. Apabila kamu ingin mengikuti tantangan ini, ada baiknya menyiapkan susu, air, atau makanan manis agar bisa menetralisir rada terbakar di lidahmu. Mengapa?
Carolina reaper adalah salah satu cabai terpedas di dunia. Ed Currie, berhasil mengawinkan Naga Pakistani dengan jenis cabai Habanero dari Pulau St Vincents di Hindia Barat.
Carolina Reaper memiliki tingkat kepedasan 1,4 juta - 2,2 juta SHU. Kepedasan ini jelas jauh lebih tinggi daripada cabai keriting yang hanya 85.000 – 115.000 SHU dan cabai rawit dengan 100.000 SHU.
Pria asal California berhasil memecahkan Guiness World Record dan berhasil memakan tiga cabai Carolina Reaper dalam waktu 8,72 detik setiap gigitannya.
Pria itu adalah Gregory Foster, yang sebelumnya pernah membuat rekor makan Carolina Reaper paling banyak dalam satu menit pada 2016.
Ia mampu menghabiskan 120 gram cabai hanya dalam waktu 60 detik. Pada Oktober 2020, Foster mencoba tantangan memakan 123 buah Carolina Reaper dalam sekali duduk untuk mencapai peringkat di League of Fire's Reaper Challenge.
Pemilik perusahaan saus cabai ini berujar, ia bersyukur berkat usaha dan latihannya dalam membiasakan makan cabai, ia berhasil mengalahkan pemegang rekor sebelumnya. "Semua latihan ini lebih tentang mekanika dan memori otot, jadi saya membiasakan untuk makan cabai kecil agar dapat mengunyah dan menelan dengan espons otomatis," katanya kepada Guinness.
Melansir dari laman Foodandwine.com, tantangan Reaper League of Fire ini diadakan di sebuah Pusat Perbelanjaan Pelabuhan San Diego.
Foster berujar bahwa sebelum mengikuti tantangan ini, ia sering latihan memakan cabai kecil agar dapat mengunyah dan menelan cepat. Menurutnya, latihan ini merupakan latihan mekanik dan memori otot.
Foster bahkan berhasil mengalahkan pemegang rekor dunia sebelumya, yaitu Mike Jack berasal dari Kanada. Jack mampu memakan Carolina Reaper selama 9,72 detik.
Sayangnya Foster hanya dapat memakan 44 cabai sebelum dia menyerah karena memuntahkannya.
Sebelumnya, gelar cabai terpedas di dunia dipegang oleh cabai Jilbob Bhut Jolokia atau sering disebut dengan cabai setan (Ghost Pepper) asal India pada tahun 2007.
3 Fakta Cabai Carolina Reaper
Bagi kamu pencinta pedas, pasti tidak asing mendengar cabai Carolina Reaper. Lidah masyarakat Indonesia yang akrab dengan cita rasa pedas baik dari cabai atau sambal.
Tapi tahukah kalian cabai Carolina Reaper memiliki tingkat kepedasan lebih tinggi daripada cabai rawit? Yakni sekitar 1,4 juta - 2,2 juta SHU dibandingkan dengan cabai rawit yang hanya 100.000 SHU.
Cabai ini memiliki kadar capsaicin yang sangat tinggi yang dapat mengakibatkan sensasi terbakar di dalam mulut. Nah, daripada penasaran, yuk, simak 3 fakta cabai Carolina Reaper!
1. Memiliki bentuk pendek dan bantet
Tidak seperti cabai kebanyakan yang memiliki bentuk panjang, langsing dan mulus, cabai ini justru berbentuk agak bulat. Cabai ini berbentuk bantet, agak bulat namun penyok, kulitnya bergelombang, dan memiliki ujung yang agak runcing.
Carolina Reaper berwarna merah terang. Ukuran cabai ini cenderung kecil, yakni sekitar 2,5 hingga 7cm saja.
2. Carolina Reaper sering dijadikan ajang challenge
Karena dinobatkan cabai terpedas di dunia, cabai ini sering kali dijadikan ajang challenge. Orang-orang yang menamai tantangan ini Carolina Reaper Challenge. Bela bisa melihat langsung salah satu video challenge Carolina Reaper Challenge ini. Youtuber Tanboykun pernah mengikuti tantangan ini. Dalam video tersebut, Tanboykun mencoba satu cabe Carolina Reaper utuh.
Pemegang rekor dunia makan cabai Carolina Reaper tercepat, Gregory Foster berhasil memakan tiga cabai Carolina Reaper dalam waktu 8,72 detik setiap gigitannya.
3. Memiliki efek bahaya bagi tubuh
Konsumsi makanan pedas seperti Carolina Reaper memiliki beberapa efek samping yang bisa berbahaya bagi kesehatan. Salah satunya adalah gangguan pencernaan. Otak akan menangkap sinyal 'sakit' setelah memakan makanan pedas. Tubuh akan bereaksi seolah-olah kamu seperti memakan racun.
Apalagi carolina reaper memiliki tingkat kepedasan yang sangat tinggi, sehingga sangat berbahaya bagi pencernaan dan menyebabkan lambung terluka , diare dan sensasi panas saat buang air besar.
Melansir Everything Wright, dalam Laporan Kasus British Medical Journal, dokter menyebutkan Carolina Reaper bisa menyebabkan sakit kepala “thunderclap”, dari kondisi pembuluh darah yang tidak biasa yang disebut sindrom vasokonstriksi serebral reversibel (RCVS).
Nah, itu tadi 3 fakta mengenai Carolina Reaper. Meskipun memiliki tingkat kepedasan sangat tinggi, kalian tetap bisa mengonsumsinya dengan porsi dan jumlah bijak. Carolina Reaper juga dapat digunakan sebagai bumbu masakan, seperti saus atau puree dan dikeringkan untuk dijadikan cabai bubuk.